Ponpes Amanatul Ummah Terbakar, 1 Santri Terpanggang
A
A
A
MOJOKERTO - Kebakaran hebat menimpa Pondok Pesantren Amanatul Ummah, di Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Api melahap 13 lokal asrama putri, dan menewaskan satu santriwati.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, kebakaran terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari. Api pertama kali muncul di asrama putri No13 yang berada di ujung blok lantai dua. Api kemudian menjalar dan membakar 13 kamar yang dihuni santri perempuan.
Putri Marta, salah satu korban selamat mengungkapkan, dia terbangun sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu, asrama No9 yang ditempatinya sudah dalam kondisi gelap, dan api muncul dari berbagai penjuru.
Dalam asrama berukuran 6x6 meter dan dihuni 30 santriwati itu, suasana mendadak gaduh. Para santriwati saling berebut keluar ruangan menyelamatkan diri. Saat dia turun ke lantai bawah melalui tangga kecil, terdengar suara kaca pecah.
"Satu blok asrama dihuni 250 santriwati. Saya dibangunkan teman-teman yang lain. Ada yang melompat dari lantai dua," terang siswi kelas VII MTS akselerasi ini, Jumat (15/8/2014).
Beberapa saat setelah api muncul, warga dan penghuni pondok berupaya melakukan pemadaman secara manual. Baru sekitar pukul 04.00 WIB, dua unit mobil PMK milik Pemkab Mojokerto datang melakukan pemadaman.
Namun sayang, api telanjur memberangus seluruh asrama di lantai dua. Atap asrama ambruk, begitu juga beberapa dinding penyekat. Ratusan santriwati di asrama banyak yang memilih menyelamatkan diri ke rumah warga.
Malang menimpa Lailiyatul Musyarofah (13), seorang santriwati kelas VII MTs Akselerasi. Warga Desa Trosobo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, gagal diselamatkan. Tubuhnya gosong dan ditemukan tidak bernyawa.
Pihak ponpes sempat kesulitan mengenali korban, lantaran kondisi tubuh yang sudah hangus dan beberapa bagian tubuhnya habis terbakar. Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Sumberglagah, Pacet.
Usai salat Jumat, jenazah disalatkan di masjid pondok, sebelum dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan kedua orangtuangnya.
Lia, korban selamat lainnya mengatakan, saat kebakaran terjadi dirinya sedang berada di asrama 6, dan dalam kondisi sakit.
Dalam kebakaran itu, dia sempat mengalami luka. Begitupun dengan seorang santriwati lainnya. Luka bakar yang dialaminya mencapai 35 persen dan harus dikirim ke RS dr Soetomo, Surabaya.
Sebanyak 31 santriwati lainnya juga mengalami luka-luka. Luka yang dialami puluhan santriwati ini terjadi saat mereka berupaya menyelamatkan diri. Kebanyakan dari mereka terkena pecahan kaca.
Aparat kepolisian yang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) menduga, kebakaran terjadi akibat arus pendek listrik.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, kebakaran terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari. Api pertama kali muncul di asrama putri No13 yang berada di ujung blok lantai dua. Api kemudian menjalar dan membakar 13 kamar yang dihuni santri perempuan.
Putri Marta, salah satu korban selamat mengungkapkan, dia terbangun sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu, asrama No9 yang ditempatinya sudah dalam kondisi gelap, dan api muncul dari berbagai penjuru.
Dalam asrama berukuran 6x6 meter dan dihuni 30 santriwati itu, suasana mendadak gaduh. Para santriwati saling berebut keluar ruangan menyelamatkan diri. Saat dia turun ke lantai bawah melalui tangga kecil, terdengar suara kaca pecah.
"Satu blok asrama dihuni 250 santriwati. Saya dibangunkan teman-teman yang lain. Ada yang melompat dari lantai dua," terang siswi kelas VII MTS akselerasi ini, Jumat (15/8/2014).
Beberapa saat setelah api muncul, warga dan penghuni pondok berupaya melakukan pemadaman secara manual. Baru sekitar pukul 04.00 WIB, dua unit mobil PMK milik Pemkab Mojokerto datang melakukan pemadaman.
Namun sayang, api telanjur memberangus seluruh asrama di lantai dua. Atap asrama ambruk, begitu juga beberapa dinding penyekat. Ratusan santriwati di asrama banyak yang memilih menyelamatkan diri ke rumah warga.
Malang menimpa Lailiyatul Musyarofah (13), seorang santriwati kelas VII MTs Akselerasi. Warga Desa Trosobo, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, gagal diselamatkan. Tubuhnya gosong dan ditemukan tidak bernyawa.
Pihak ponpes sempat kesulitan mengenali korban, lantaran kondisi tubuh yang sudah hangus dan beberapa bagian tubuhnya habis terbakar. Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Sumberglagah, Pacet.
Usai salat Jumat, jenazah disalatkan di masjid pondok, sebelum dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan kedua orangtuangnya.
Lia, korban selamat lainnya mengatakan, saat kebakaran terjadi dirinya sedang berada di asrama 6, dan dalam kondisi sakit.
Dalam kebakaran itu, dia sempat mengalami luka. Begitupun dengan seorang santriwati lainnya. Luka bakar yang dialaminya mencapai 35 persen dan harus dikirim ke RS dr Soetomo, Surabaya.
Sebanyak 31 santriwati lainnya juga mengalami luka-luka. Luka yang dialami puluhan santriwati ini terjadi saat mereka berupaya menyelamatkan diri. Kebanyakan dari mereka terkena pecahan kaca.
Aparat kepolisian yang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) menduga, kebakaran terjadi akibat arus pendek listrik.
(san)