Jejak Berdarah Pelaku Mutilasi di Riau

Jum'at, 15 Agustus 2014 - 17:12 WIB
Jejak Berdarah Pelaku...
Jejak Berdarah Pelaku Mutilasi di Riau
A A A
PEKANBARU - Beberapa waktu belakangan, warga Riau dibuat resah dengan pembunuhan berantai. Pelakunya adalah empat remaja yang sedang menuntut ilmu hitam. Dalam aksinya, mereka melakukan pembunuhan disertai mutilasi, dan sodomi.

Tidak hanya itu, para pelaku juga mengambil kemaluan korban yang dimutilasi. Sementara untuk dagingnya, dijual ke warung tuak (miras). Bahkan, ada yang dijual ke rumah makan dan pedagang sate. Seperti apa jejak berdarah pelaku mutilasi ini?

Untuk mengetahui lebih jauh seperti apa? Dan bagaimana? Peristiwa pembunuhan sadis itu terjadi, baiknya ikuti penelusuran wartawan berikut ini. Tokoh utama pembunuhan sadis ini adalah seorang remaja, berusia 19 tahun berinisial MD.

Dia mulai mendalami ilmu hitam dari gurunya sejak dua tahun lalu. Dari pengakuan MD, gurunya meminta dia mencari tumbal kemaluan lelaki sebanyak mungkin, jika ingin memiliki ilmu klenik, dan mejadi dukun sukses.

Petualangan berdarah MD, dimulai Januari 2013. Korban pertama yang menjadi tumbal ilmu hitamnya adalah seorang bocah berinisial FD (9), warga Rohil. FD diculik pelaku dari rumahnya, dengan iming-iming akan dibelikan jajan.

Di suatu tempat, dia menjerat leher korban, lalu memutilasi, dan mengambil kemaluannya sebagai syarat. Korban kedua adalah seorang pria berumur, berinisial AC (40), yang diketahui mempunyai keterbelakangan mental.

Korban merupakan warga Bengkalis. Kali ini, MD menghabisi nyawa korbannya berdua dengan sang istri berinisial DS (19). Korban selanjutnya adalah MH (10), RH (9), dan MA. Semua korban dimutilasi, dan kemuluannya diambil.

Kemaluan para korban ada yang dijadikan sop, dan digoreng. Ada juga yang diambil minyaknya, lalu dimakan pelaku. Dari Bengkalis, pelaku bergerak ke Kabupaten Siak. Di sana, MD beraksi di daerah Tualang, kampung halaman orangtuanya.

Di tempat ini, dia membunuh dua orang, yaitu MJ (10) dan seorang lainnya (10). Kali ini, aksi pembunuhan MD dibantu dua orang rekannya, yaitu S (26), dan DK (16). Semakin sadis, ketiga remaja ini menguliti, dan menjual daging korbannya.

Sedangkan sang istri, tidak ambil peran pada pembunuhan dua korban terakhir. Ternyata, sang istri telah resmi bercerai dengan MD. Dia mengaku tidak tahan dengan perlakuan MD, karena selalu memaksanya ikut memutilasi korban.

Pertengahan Juli 2014, pencarian korban ilmu hitam pelaku berakhir. Polisi yang mulai melakukan penyelidikan kasus mutilasi berhasil mengendus aksi pelaku. MD dan tersangka lainnya diringkus, dan dijebloskan ke penjara.

"Pelaku ingin menganut ilmu hitam. Dia ingin menjadi dukun. Semua ini atas perintah guru korban. Guru korban ini yang masih kita selidiki kebenarannya," kata Direktur Reserse Umum Polda Riau Kombes Arif Rahman, Jumat (14/8/2014).

Ambisi MD menjadi dukun terkenal, ternyata dipicu oleh kesuksesan ayahnya yang juga seorang dukun. "Selama ini pelaku yang sebelum menikah tinggal dengan orangtuanya, selalu melihat ayahnya menjadi dukun dengan banyak harta," tambahnya.

Diceritakan MD, pasien ayahnya sangat banyak, dan selalu mendatangi rumahnya. Dari sanalah, dia mulai tertarik untuk mengikuti jejak sang ayah. Dia juga ingin memiliki ilmu kebal.

Niat MD untuk menganut ilmu ayahnya disambut sang ayah. Sang ayahpun menilai hanya MD yang akan mewarisi ilmu klenik yang dimilikinya. Namun sebelum ilmu hitam itu selesai dipelajari, ayah MD keburu meninggal dunia, di awal tahun 2013.

"Dari pemeriksaan, memang pelaku MD sifatnya adalah pemalas. Dia ingin hidup serba santai, tapi banyak uang. Itu sifatnya MD, makanya dia ingin menjadi dukun mengikuti jejak ayahnya," sambung Kabag Psikolog Polda Riau Kompol Novian.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1182 seconds (0.1#10.140)