Kasus Mutilasi Riau, Komnas PA Terjunkan Tim Reaksi Cepat
A
A
A
JAKARTA - Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menerjunkan tim reaksi cepat untuk ikut menginvestigasi kasus mutilasi terhadap tujuh korban di Riau. Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menegaskan dirinya akan langsung menuju Riau untuk meminta keterangan sejumlah saksi dan keluarga korban.
Arist mengatakan, pelaku yakni MD dan DS merupakan suami istri, dibantu tersangka lain yakni S dan DK. Rupanya, orangtua S adalah paranormal yang diduga menyuruh pelaku jika ingin meningkatkan vitalitas dengan cara sadis seperti itu.
"Katanya untuk tingkatkan vitalitas, itu melakukan sodomi dulu, dimutilasi, lalu direbus, dan daging dikuliti dijual ke warung-warung di sana. Bau badan atau daging manusia kan amis, ini apa benar apa terlalu didramatisir. Maka akan kita cek betul tidak kalau dijual ke warung," tegasnya.
Arist menegaskan, dari empat orang pelaku, orangtua S dikenal sebagai paranormal yang dapat mengobati orang lain. Selain ingin meningkatkan vitalitas seks, diduga juga karena alasan ekonomi. "Dari beberapa kabupaten anak-anaknya. Bahkan ada satu korban sudah usianya 40 tahun, setelah disodomi, lalu dikuliti," jelasnya.
Namun Arist tidak percaya bahwa pelaku utama yakni MD adalah seorang psikopat. Sebab MD melakukan secara sadar dan tidak seorang diri, tetapi dibantu tiga eksekutor lainnya. "Saya nggak percaya MD psikopat. Kalau psikopat harusnya melakukan sendiri. Tetapi kita lihat, ini kan masih diusut, nanti hasil investigasi kami akan kami sampaikan."
Arist mengatakan, pelaku yakni MD dan DS merupakan suami istri, dibantu tersangka lain yakni S dan DK. Rupanya, orangtua S adalah paranormal yang diduga menyuruh pelaku jika ingin meningkatkan vitalitas dengan cara sadis seperti itu.
"Katanya untuk tingkatkan vitalitas, itu melakukan sodomi dulu, dimutilasi, lalu direbus, dan daging dikuliti dijual ke warung-warung di sana. Bau badan atau daging manusia kan amis, ini apa benar apa terlalu didramatisir. Maka akan kita cek betul tidak kalau dijual ke warung," tegasnya.
Arist menegaskan, dari empat orang pelaku, orangtua S dikenal sebagai paranormal yang dapat mengobati orang lain. Selain ingin meningkatkan vitalitas seks, diduga juga karena alasan ekonomi. "Dari beberapa kabupaten anak-anaknya. Bahkan ada satu korban sudah usianya 40 tahun, setelah disodomi, lalu dikuliti," jelasnya.
Namun Arist tidak percaya bahwa pelaku utama yakni MD adalah seorang psikopat. Sebab MD melakukan secara sadar dan tidak seorang diri, tetapi dibantu tiga eksekutor lainnya. "Saya nggak percaya MD psikopat. Kalau psikopat harusnya melakukan sendiri. Tetapi kita lihat, ini kan masih diusut, nanti hasil investigasi kami akan kami sampaikan."
(zik)