Cuaca Buruk, Nelayan Asal Sultra Tertahan di Sinjai
A
A
A
SINJAI - Akibat cuaca buruk yang melanda Kabupaten Sinjai beberapa hari terakhir, ratusan nelayan tak melaut. Puluhan di antaranya merupakan nelayan asal Bombana, Sulawesi Tenggara.
Sebagian besar nelayan tersebut terpaksa menambatkan perahunya di dermaga karena cuaca yang tidak mendukung dan cenderung membahayakan keselamatan mereka. Saiful, nelayan asal Bombana yang sudah dua pekan berada di Sinjai mengaku harus bersabar menunggu cuaca normal kembali sembari memperbaiki mesin kapalnya.
"Saya bersama puluhan nelayan dari Bombana, Sulawesi Tenggara terpaksa harus tinggal untuk sementara di Sinjai karena tidak bisa kembali ke kampung halaman di Bombana karena kencangnya angin dan tingginya gelombang laut," kata Saiful, Senin (11/8/2014).
Dia menambahkan, kondisi seperti diprediksi terjadi hingga akhir bulan. Akibatnya, dia dan nelayan lainnya terpaksa harus mengencangkan ikat pinggang karena perbekalan yang mereka bawa terbatas. "Kami terpaksa harus irit karena cuaca yang tak menentu. Kemungkinan besar akhir bulan ini baru normal kembali," tambahnya.
Sementara Ahmad, nelayan lokal, mengatakan ia tak melaut karena risiko yang sangat tinggi mengadang mereka. "Gelombang sangat tinggi, sedangkan kapal yang saya pakai berukuran kecil. Rawan terbalik dan tenggelam jika tetap dipaksakan melaut," ujar Ahmad.
Pengawas Perikanan DKP Kabupaten Sinjai Amal Ahsan mengatakan kondisi saat ini memang rawan bagi para nelayan untuk melaut. "Kondisi ini terjadi pada saat musim Timur sekitar bulan Juni sampai bulan Agustus. Tinggi gelombang laut di sekitar perairan Teluk Bone dan Laut Flores berkisar antara tiga hingga enam meter. Jika tetap dipaksakan melaut bisa memakan korban jiwa," ujar Amal Ahsan.
Amal Ahsan mengatakan, pihaknya mengimbau para nelayan untuk berhati-hati ketika terpaksa harus melaut di sekitar perairan tersebut. "Kami imbau para nelayan untuk waspada dengan cuaca buruk yang terjadi saat ini. Jika perlu nelayan menunggu hingga cuaca normal kembali," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sinjai Achmad Karim telah mengimbau masyarakat Sinjai termasuk para nelayan untuk waspada menyikapi kondisi cuaca yang masih ekstrem. "Kami imbau warga untuk waspada menghadapi cuaca buruk ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
Sebagian besar nelayan tersebut terpaksa menambatkan perahunya di dermaga karena cuaca yang tidak mendukung dan cenderung membahayakan keselamatan mereka. Saiful, nelayan asal Bombana yang sudah dua pekan berada di Sinjai mengaku harus bersabar menunggu cuaca normal kembali sembari memperbaiki mesin kapalnya.
"Saya bersama puluhan nelayan dari Bombana, Sulawesi Tenggara terpaksa harus tinggal untuk sementara di Sinjai karena tidak bisa kembali ke kampung halaman di Bombana karena kencangnya angin dan tingginya gelombang laut," kata Saiful, Senin (11/8/2014).
Dia menambahkan, kondisi seperti diprediksi terjadi hingga akhir bulan. Akibatnya, dia dan nelayan lainnya terpaksa harus mengencangkan ikat pinggang karena perbekalan yang mereka bawa terbatas. "Kami terpaksa harus irit karena cuaca yang tak menentu. Kemungkinan besar akhir bulan ini baru normal kembali," tambahnya.
Sementara Ahmad, nelayan lokal, mengatakan ia tak melaut karena risiko yang sangat tinggi mengadang mereka. "Gelombang sangat tinggi, sedangkan kapal yang saya pakai berukuran kecil. Rawan terbalik dan tenggelam jika tetap dipaksakan melaut," ujar Ahmad.
Pengawas Perikanan DKP Kabupaten Sinjai Amal Ahsan mengatakan kondisi saat ini memang rawan bagi para nelayan untuk melaut. "Kondisi ini terjadi pada saat musim Timur sekitar bulan Juni sampai bulan Agustus. Tinggi gelombang laut di sekitar perairan Teluk Bone dan Laut Flores berkisar antara tiga hingga enam meter. Jika tetap dipaksakan melaut bisa memakan korban jiwa," ujar Amal Ahsan.
Amal Ahsan mengatakan, pihaknya mengimbau para nelayan untuk berhati-hati ketika terpaksa harus melaut di sekitar perairan tersebut. "Kami imbau para nelayan untuk waspada dengan cuaca buruk yang terjadi saat ini. Jika perlu nelayan menunggu hingga cuaca normal kembali," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sinjai Achmad Karim telah mengimbau masyarakat Sinjai termasuk para nelayan untuk waspada menyikapi kondisi cuaca yang masih ekstrem. "Kami imbau warga untuk waspada menghadapi cuaca buruk ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
(zik)