Kapal Dilarang Berlayar, Penumpang Telantar di Pelabuhan Bajoe
A
A
A
WATAMPONE - Ratusan penumpang telantar di Pelabuhan Bajoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Sebab, kapal yang akan memberangkatkan mereka dilarang berlayar lantaran cuaca buruk.
Angin kencang dan tingginya ombak yang mencapai empat meter pada Senin (4/8/2014) ini membuat pihak syahbandar melarang sejumlah kapal feri untuk berlayar ke Kolaka, Sulawesi Tenggara. Ratusan penumpang tersebut hanya bisa pasrah dan mencari tempat yang teduh untuk istirahat, sambil menunggu kondisi cuaca membaik. Mereka terpaksa menggelar tikar di pelataran pelabuhan sambil berkumpul bersama keluarga. Bahkan, sejumlah penumpang terlihat asyik tidur dan main kartu. Namun, sejumlah anak menangis karena kepanasan.
Salah seorang penumpang asal Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Hajah Surya mengatakan, akibat cuaca buruk dia harus menunggu beberapa jam di Pelabuhan Bajoe dan terpaksa bermalam jika cuaca belum juga membaik.
Angin kencang dan tingginya gelombang yang mencapai empat meter di Perairan Teluk Bone bagian selatan memang membuat pihak syahbandar tidak mau mengambil risiko, sehingga terpaksa melarang dan menutup aktivitas penyeberangan untuk sementara. Petugas Syahbandar Bajoe Sorindra mengatakan, pihaknya akan memberangkatkan ratusan penumpang tersebut jika cuaca di Perairan Teluk Bone sudah baik dan kondusif.
Sementara, empat kapal yang dilarang berlayar tersebut adalah KMP Kota Bumi, KMP Mishima, KMP Putri Gianyar, dan KMP Permata Nusantara. Penumpang hanya bisa melihat ke empat kapal tersebut dari kejauhan, sambil berharap cuaca membaik agar mereka dapat berangkat berlayar ke Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Angin kencang dan tingginya ombak yang mencapai empat meter pada Senin (4/8/2014) ini membuat pihak syahbandar melarang sejumlah kapal feri untuk berlayar ke Kolaka, Sulawesi Tenggara. Ratusan penumpang tersebut hanya bisa pasrah dan mencari tempat yang teduh untuk istirahat, sambil menunggu kondisi cuaca membaik. Mereka terpaksa menggelar tikar di pelataran pelabuhan sambil berkumpul bersama keluarga. Bahkan, sejumlah penumpang terlihat asyik tidur dan main kartu. Namun, sejumlah anak menangis karena kepanasan.
Salah seorang penumpang asal Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Hajah Surya mengatakan, akibat cuaca buruk dia harus menunggu beberapa jam di Pelabuhan Bajoe dan terpaksa bermalam jika cuaca belum juga membaik.
Angin kencang dan tingginya gelombang yang mencapai empat meter di Perairan Teluk Bone bagian selatan memang membuat pihak syahbandar tidak mau mengambil risiko, sehingga terpaksa melarang dan menutup aktivitas penyeberangan untuk sementara. Petugas Syahbandar Bajoe Sorindra mengatakan, pihaknya akan memberangkatkan ratusan penumpang tersebut jika cuaca di Perairan Teluk Bone sudah baik dan kondusif.
Sementara, empat kapal yang dilarang berlayar tersebut adalah KMP Kota Bumi, KMP Mishima, KMP Putri Gianyar, dan KMP Permata Nusantara. Penumpang hanya bisa melihat ke empat kapal tersebut dari kejauhan, sambil berharap cuaca membaik agar mereka dapat berangkat berlayar ke Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
(zik)