Rencana Pernikahan itu Tinggal Kenangan
A
A
A
KULONPROGO - Agus Triyanto (28) korban tewas tenggelam di Pantai Glagah sedianya akan membina hubungan keluarga melalui jalinan pernikahan. Namun takdir dan kehendak Sang Pencipta berkata lain.
Agus Triyanto yang tenggelam di Pantai Glagah pada Rabu 30 Juli, ternyata baru saja melamar Diana, warga Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah.
Agus yang selama ini tinggal di Cimahi, Bandung, pulang ke rumah neneknya di Panjatan, Kulonprogo untuk merayakan lebaran sekaligus untuk melamar calon istrinya. Pagi hari sebelum musibah terjadi, Agus diantarkan keluarga besarnya untuk menemui keluarga calon istrinya.
“Pulang dari lamaran itu, Agus memaksa istri saya dan mengajak ke pantai. Dia berjanji terakhir kali ke Glagah sebelum kembali ke Bandung,” jelas Iwan, saudara dari Agus.
Niatan untuk membuat ikatan pernikahan inipun tinggal kenangan. Agus yang mandi di muara Sungai Serang, terseret gelombang besar pantai selatan, bersama dengan Muhammad Para Wijaya, keponakannya.
Jasad Agus telah ditemukan, kemarin pagi, sedangkan jasad Parma Wijaya masih dilakukan pencarian. Keluarga korban sendiri tidak merasa ada firasat buruk bakal menimpa Agus.
Hanya saja keluarganya terus dipaksa untuk mengantarnya ke Pantai Glagah. Padahal hampir semua keluarga di Panjatan enggan mengantar ke pantai. “Karena terus didesak, akhirnya kita antar hingga ada kejadian ini,” jelas Tukimin paman korban.
Keinginan untuk membina hubungan rumah tangga juga telah dirancang oleh Sulfan Sunutyas (23) warga Bantul yang juga tewas tenggelam di Pantai Congot. Rencananya pria ini akan menikahi wanita pujaannya bernama Saroh yang saat kejadian ikut berwisata ke Pantai Congot.
“Rencananya mereka akan menikah bulan Agustus nanti,” ujar Danang Wintolo, rekan korban. Saat kejadian, korban bersama lima temannya, tengah berwisata ke Pantai Congot termasuk dengan Saroh dan adiknya. Mereka berangkat pagi dari Bantul dan langsung menuju ke Pantai Congot.
Disanalah korban mandi dan bermain air, hingga akhirnya ada gelombang besar yang menyeret tubuhnya.
Korban sendiri sempat ditolong wisatawan lain yang menarik korban.
Karena kondisinya tidak kunjung membaik korban dilarikan ke Puskesmas Temon. Namun di tengah perjalanan korban meninggal dunia.
Agus Triyanto yang tenggelam di Pantai Glagah pada Rabu 30 Juli, ternyata baru saja melamar Diana, warga Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah.
Agus yang selama ini tinggal di Cimahi, Bandung, pulang ke rumah neneknya di Panjatan, Kulonprogo untuk merayakan lebaran sekaligus untuk melamar calon istrinya. Pagi hari sebelum musibah terjadi, Agus diantarkan keluarga besarnya untuk menemui keluarga calon istrinya.
“Pulang dari lamaran itu, Agus memaksa istri saya dan mengajak ke pantai. Dia berjanji terakhir kali ke Glagah sebelum kembali ke Bandung,” jelas Iwan, saudara dari Agus.
Niatan untuk membuat ikatan pernikahan inipun tinggal kenangan. Agus yang mandi di muara Sungai Serang, terseret gelombang besar pantai selatan, bersama dengan Muhammad Para Wijaya, keponakannya.
Jasad Agus telah ditemukan, kemarin pagi, sedangkan jasad Parma Wijaya masih dilakukan pencarian. Keluarga korban sendiri tidak merasa ada firasat buruk bakal menimpa Agus.
Hanya saja keluarganya terus dipaksa untuk mengantarnya ke Pantai Glagah. Padahal hampir semua keluarga di Panjatan enggan mengantar ke pantai. “Karena terus didesak, akhirnya kita antar hingga ada kejadian ini,” jelas Tukimin paman korban.
Keinginan untuk membina hubungan rumah tangga juga telah dirancang oleh Sulfan Sunutyas (23) warga Bantul yang juga tewas tenggelam di Pantai Congot. Rencananya pria ini akan menikahi wanita pujaannya bernama Saroh yang saat kejadian ikut berwisata ke Pantai Congot.
“Rencananya mereka akan menikah bulan Agustus nanti,” ujar Danang Wintolo, rekan korban. Saat kejadian, korban bersama lima temannya, tengah berwisata ke Pantai Congot termasuk dengan Saroh dan adiknya. Mereka berangkat pagi dari Bantul dan langsung menuju ke Pantai Congot.
Disanalah korban mandi dan bermain air, hingga akhirnya ada gelombang besar yang menyeret tubuhnya.
Korban sendiri sempat ditolong wisatawan lain yang menarik korban.
Karena kondisinya tidak kunjung membaik korban dilarikan ke Puskesmas Temon. Namun di tengah perjalanan korban meninggal dunia.
(sms)