Jembatan Comal Pemalang Ambles, Pantura Lumpuh Total
A
A
A
PEMALANG - Jalur pantura barat di ruas Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, lumpuh total. Hal ini disebabkan amblesnya Jembatan Comal, sehingga tak bisa dilalui dari arah Jakarta-Semarang maupun sebaliknya.
Kondisi jembatan ini sudah retak dan terus menurun sejak beberapa hari terakhir dan sempat diperbaiki. Namun sejak dini hari tadi, jembatan utama Pantura ini tak bisa dilalui sama sekali, kedua sisi tepi barat jembatan turun satu meter.
Akibatnya, kemacetan pun terjadi di jalan lingkar Pemalang arah Jakarta menuju Semarang dengan panjang hingga 15 kilometer. Sementara dari arah timur, kemacetan terjadi dari Wiradesa hingga Jembatan Comal atau sekitar 12 Km.
Untuk perbaikan, jembatan terpaksa ditutup dan lalu lintas terhenti, truk angkutan berat, mobil pribadi, hingga sepeda motor tidak bisa melintas. Saat ini, petugas Bina Marga sedang melakukan pengerukan dan perbaikan.
"Jembatan ditutup untuk kendaraan bermotor," ujar Sekda Kabupaten Pemalang Budhi Raharjo, kepada wartawan, Jumat (18/7/2014).
Ditambahkan dia, perbaikan jembatan masih dilakukan secara maraton dan diperkirakan akan memakan waktu tiga hari. Pihaknya akan membuat jembatan darurat yang didatangkan dari Surabaya, sebagai solusi sementara, untuk memperlancar arus mudik.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, tampak sejumlah penumpang bus dari arah Jakarta terpaksa berhenti dan turun disisi barat, mereka kemudian jalan ke sisi timur, kemudian menggunakan angkutan lain untuk melanjutkan perjalanan.
“Kami terpaksa berjalan sekitar dua kilo meter dan harus berganti bus, karena armada tidak bisa lewat sama sekali," terang Ramlan, penumpang bus, saat dimintai keterangan.
Sejumlah anak sekolah juga harus berjalan kaki satu hingga tiga kilometer, karena jembatan ini satu-satunya akses yang bisa dilalui. “Saya terpaksa jalan kaki, karena tidak bisa menggunakan angkot ataupun sepeda motor," sambung Dini Herliani, siswi kelas 3 SMKN Pekalongan.
Sementara itu, ratusan truk saat ini terjebak kemacetan lebih dari enam jam, dan belum tahu sampai kapan akan bisa melalui jembatan ini. “Saya di sini sudah sejak jam satu malam dan sampai sekarang belum mengetahui sampai kapan kami bisa lewat," ungkap Jayan, sopir truk container yang akan ke Bandung.
Sementara itu, untuk arus kendaraan kecil, seperti mobil pribadi dan sepeda motor, dialihkan menggunakan jalan alternatif melalui Comal–Bodeh-Kesesi-Pekalongan atau melingkar sekitar 30 kilometer.
Kondisi jembatan ini sudah retak dan terus menurun sejak beberapa hari terakhir dan sempat diperbaiki. Namun sejak dini hari tadi, jembatan utama Pantura ini tak bisa dilalui sama sekali, kedua sisi tepi barat jembatan turun satu meter.
Akibatnya, kemacetan pun terjadi di jalan lingkar Pemalang arah Jakarta menuju Semarang dengan panjang hingga 15 kilometer. Sementara dari arah timur, kemacetan terjadi dari Wiradesa hingga Jembatan Comal atau sekitar 12 Km.
Untuk perbaikan, jembatan terpaksa ditutup dan lalu lintas terhenti, truk angkutan berat, mobil pribadi, hingga sepeda motor tidak bisa melintas. Saat ini, petugas Bina Marga sedang melakukan pengerukan dan perbaikan.
"Jembatan ditutup untuk kendaraan bermotor," ujar Sekda Kabupaten Pemalang Budhi Raharjo, kepada wartawan, Jumat (18/7/2014).
Ditambahkan dia, perbaikan jembatan masih dilakukan secara maraton dan diperkirakan akan memakan waktu tiga hari. Pihaknya akan membuat jembatan darurat yang didatangkan dari Surabaya, sebagai solusi sementara, untuk memperlancar arus mudik.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, tampak sejumlah penumpang bus dari arah Jakarta terpaksa berhenti dan turun disisi barat, mereka kemudian jalan ke sisi timur, kemudian menggunakan angkutan lain untuk melanjutkan perjalanan.
“Kami terpaksa berjalan sekitar dua kilo meter dan harus berganti bus, karena armada tidak bisa lewat sama sekali," terang Ramlan, penumpang bus, saat dimintai keterangan.
Sejumlah anak sekolah juga harus berjalan kaki satu hingga tiga kilometer, karena jembatan ini satu-satunya akses yang bisa dilalui. “Saya terpaksa jalan kaki, karena tidak bisa menggunakan angkot ataupun sepeda motor," sambung Dini Herliani, siswi kelas 3 SMKN Pekalongan.
Sementara itu, ratusan truk saat ini terjebak kemacetan lebih dari enam jam, dan belum tahu sampai kapan akan bisa melalui jembatan ini. “Saya di sini sudah sejak jam satu malam dan sampai sekarang belum mengetahui sampai kapan kami bisa lewat," ungkap Jayan, sopir truk container yang akan ke Bandung.
Sementara itu, untuk arus kendaraan kecil, seperti mobil pribadi dan sepeda motor, dialihkan menggunakan jalan alternatif melalui Comal–Bodeh-Kesesi-Pekalongan atau melingkar sekitar 30 kilometer.
(san)