Orangtua Korban Mutilasi Bali Masih Shock
A
A
A
DENPASAR - Tiga hari sudah jasad korban mutilasi di Bali, Diana Sari, dimakamkan keluarganya di Nusa Tenggara Barat. Namun, suasana duka masih menyelimuti keluarga korban.
Menurut paman korban, M Ghozali, kedua orangtua almarhum Diana Sari, Ashiki dan Sahni, hingga saat ini masih lemas tidak berdaya, seperti orang linglung. "Baik ayah maupun ibunya masih shock, keduanya kalau dipanggil tidak langsung nyahut seperti biasanya," ungkapnya saat dihubungi via telepon, Kamis (10/7/2014).
Ghozali menceritakan, saat jenazah Diana Sari tiba di Dusun Batu Bangka, Desa Landah, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, semua keluarga menangis histeris. "Siapa yang tidak menangis dan sedih kalau anaknya dibunuh secara keji seperti itu. Bayangkan saja, Diana ini pergi secara utuh tapi pulang dia sudah tidak bernyawa lagi. Bahkan tubuh jenazahnya tidak utuh," terangnya.
Lanjutnya, seperti umat muslim lainnya, saat ini di kediaman almarhum yang akrab dipanggil Nana ini sedang diadakan tahlilan. "Kami di sini akan lakukan pengajian selama 9 hari, setelah itu 40 harinya, hari ke-100, dan ke-1.000," ujarnya.
Ghozali menjelaskan, hitungan meninggalnya Nana sejak dimakamkan, bukan sejak dibunuh Fikri.
"Sekarang ini hari ketiganya sejak dikuburkan, kami berharap Nana di sana bisa tenang. Kami akan selalu mendoakan dia. Nana ini perempuan baik-baik, anak baik kenapa dia dibunuh sekejam itu," katanya.
Menurut paman korban, M Ghozali, kedua orangtua almarhum Diana Sari, Ashiki dan Sahni, hingga saat ini masih lemas tidak berdaya, seperti orang linglung. "Baik ayah maupun ibunya masih shock, keduanya kalau dipanggil tidak langsung nyahut seperti biasanya," ungkapnya saat dihubungi via telepon, Kamis (10/7/2014).
Ghozali menceritakan, saat jenazah Diana Sari tiba di Dusun Batu Bangka, Desa Landah, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, semua keluarga menangis histeris. "Siapa yang tidak menangis dan sedih kalau anaknya dibunuh secara keji seperti itu. Bayangkan saja, Diana ini pergi secara utuh tapi pulang dia sudah tidak bernyawa lagi. Bahkan tubuh jenazahnya tidak utuh," terangnya.
Lanjutnya, seperti umat muslim lainnya, saat ini di kediaman almarhum yang akrab dipanggil Nana ini sedang diadakan tahlilan. "Kami di sini akan lakukan pengajian selama 9 hari, setelah itu 40 harinya, hari ke-100, dan ke-1.000," ujarnya.
Ghozali menjelaskan, hitungan meninggalnya Nana sejak dimakamkan, bukan sejak dibunuh Fikri.
"Sekarang ini hari ketiganya sejak dikuburkan, kami berharap Nana di sana bisa tenang. Kami akan selalu mendoakan dia. Nana ini perempuan baik-baik, anak baik kenapa dia dibunuh sekejam itu," katanya.
(zik)