Puluhan ABG Asal Garut Diduga Dijual di Perairan Maluku
A
A
A
GARUT - Puluhan warga yang notabenenya anak baru gede (ABG) dari Kabupaten Garut yang terlantar di Perairan Maluku, diduga telah menjadi korban trafficking atau penjualan manusia.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kabupaten Garut Elka Nurhakimah mengatakan, para korban dipastikan telah tertipu karena nasib mereka terlunta-lunta.
“Warga yang menjadi korban ini berangkat melalui penyalur dan perusahaan tidak jelas. Dengan demikian, mereka telah tertipu atau diduga menjadi korban trafficking,” kata Elka saat dihubungi, Senin (7/7/2014).
Menurut dia, dinasnya tidak memiliki data perusahaan yang disebut-sebut bernama PT Bandar Nelayan yang memberangkatkan para ABG di Garut.
Dia menyangkan lantaran sebelum memutuskan untuk berangkat bekerja, masyarakat tidak mencari informasi terlebih dahulu mengenai pihak penyalur atau perusahaan yang akan dituju.
“Penyalur atau perusahaan yang memberangkatkan para warga Garut tidak terdata oleh kami. Dari berbagai pengalaman, kasus trafficking selalu terjadi pada penyalur atau perusahaan yang tidak jelas. Secara tidak langsung, keberangkatan warga ke luar Garut untuk bekerja juga bisa disebut ilegal. Kalau sudah begini, baru pihak keluarganya melapor kepada kami,” ucapnya.
Seharusnya lanjut dia, sebelum berangkat keluarga terlebih dahulu melapor untuk pendataan atau mencari informasi sebagai langkah antisipasi kepada kami.
"Namun disinilah kelemahannya, tidak semua masyarakat mengetahui. Berkaca pada kejadian ini, saya mengimbau kepada seluruh warga Garut untuk berhati-hati dan selalu melaporkan diri jika akan bekerja ke luar daerah,” ujarnya.
Terkait penanganan yang dilakukan, Elka mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian. Hari ini, kata dia, tim dari kepolisian telah dikirim ke alamat perusahaan tersebut di Jakarta, untuk menanyakan kejelasan nasib puluhan warga Garut yang diduga telah menjadi korban penipuan itu.
“Sudah ada dari kepolisian yang diterjunkan untuk mendatangi perusahaan tersebut. Kami berharap, kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Menurut Elka, kejadian ini merupakan kasus trafficking yang pertama dalam kurun waktu 2013-2014 ini. Kasus trafficking sebelumnya pernah menimpa warga Garut pada 2012 lalu.
Sekedar diketahui, puluhan warga Garut yang masih berusia belia diduga menjadi korban penipuan dan kini terlantar di dalam sebuah kapal pada perairan Maluku. Mereka terdiri dari 13 warga Kampung/Kelurahan Ciwalen, Kecamatan Garut Kota, dan belasan lainnya dari Kecamatan Karangpawitan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kabupaten Garut Elka Nurhakimah mengatakan, para korban dipastikan telah tertipu karena nasib mereka terlunta-lunta.
“Warga yang menjadi korban ini berangkat melalui penyalur dan perusahaan tidak jelas. Dengan demikian, mereka telah tertipu atau diduga menjadi korban trafficking,” kata Elka saat dihubungi, Senin (7/7/2014).
Menurut dia, dinasnya tidak memiliki data perusahaan yang disebut-sebut bernama PT Bandar Nelayan yang memberangkatkan para ABG di Garut.
Dia menyangkan lantaran sebelum memutuskan untuk berangkat bekerja, masyarakat tidak mencari informasi terlebih dahulu mengenai pihak penyalur atau perusahaan yang akan dituju.
“Penyalur atau perusahaan yang memberangkatkan para warga Garut tidak terdata oleh kami. Dari berbagai pengalaman, kasus trafficking selalu terjadi pada penyalur atau perusahaan yang tidak jelas. Secara tidak langsung, keberangkatan warga ke luar Garut untuk bekerja juga bisa disebut ilegal. Kalau sudah begini, baru pihak keluarganya melapor kepada kami,” ucapnya.
Seharusnya lanjut dia, sebelum berangkat keluarga terlebih dahulu melapor untuk pendataan atau mencari informasi sebagai langkah antisipasi kepada kami.
"Namun disinilah kelemahannya, tidak semua masyarakat mengetahui. Berkaca pada kejadian ini, saya mengimbau kepada seluruh warga Garut untuk berhati-hati dan selalu melaporkan diri jika akan bekerja ke luar daerah,” ujarnya.
Terkait penanganan yang dilakukan, Elka mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian. Hari ini, kata dia, tim dari kepolisian telah dikirim ke alamat perusahaan tersebut di Jakarta, untuk menanyakan kejelasan nasib puluhan warga Garut yang diduga telah menjadi korban penipuan itu.
“Sudah ada dari kepolisian yang diterjunkan untuk mendatangi perusahaan tersebut. Kami berharap, kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa yang akan datang,” imbuhnya.
Menurut Elka, kejadian ini merupakan kasus trafficking yang pertama dalam kurun waktu 2013-2014 ini. Kasus trafficking sebelumnya pernah menimpa warga Garut pada 2012 lalu.
Sekedar diketahui, puluhan warga Garut yang masih berusia belia diduga menjadi korban penipuan dan kini terlantar di dalam sebuah kapal pada perairan Maluku. Mereka terdiri dari 13 warga Kampung/Kelurahan Ciwalen, Kecamatan Garut Kota, dan belasan lainnya dari Kecamatan Karangpawitan.
(ilo)