Serangan Kupu-kupu Resahkan Warga Batam
A
A
A
BATAM - Warga Kota Batam mulai resah dengan keberadaan kupu-kupu dengan warna cokelat dan corak putih di bagian sayapnya beberapa hari belakangan. Kupu-kupu ini menyebar di sejumlah rumah warga dan juga perkantoran.
Anne, salah seorang warga Batam Centre mengaku, kupu-kupu berukuran cukup besar tersebut masuk ke kamar kosnya sejak tiga hari yang lalu.
Karena takut, Anne mencoba mengusir kupu-kupu tersebut. Namun, kupu-kupu tersebut tidak hanya ditemui di kamar kosnya, namun juga di kantor tempatnya bekerja.
"Bentuknya sama dan jumlahnya banyak sekali. Jadi takut juga," kata Anne, Senin (30/6/2014).
Tidak hanya Anne, Ida warga setempat juga mengalami hal yang sama. Awalnya kupu-kupu tersebut berada di teras rumahnya.
Keesokan harinya kupu-kupu tersebut berpindah ke ruang tamu dan terakhir kali berada di kamar mandi.
Keberadaan kupu-kupu ini membuat Ida dan anak-anaknya takut. Terlebih saat Ida mendapati broadcast dari temannya tentang kupu-kupu tersebut yang ternyata cukup berbahaya.
"Awalnya saya pikir kupu-kupu biasa. Makanya saya biarin aja. Tapi setelah dapat broadcast dari teman, saya jadi semakin takut dan langsung membunuh kupu-kupu itu," kata Ida.
Berdasarkan broadcast yang berisi informasi tentang kupu-kupu tersebut, disebutkan, kupu-kupu tersebut berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit bahkan menggigit.
Gigitan kupu-kupu ini dapat menyebabkan bengkak dan rasa gatal. Bahkan, bulu-bulu yang terdapat di bagian sayapnya dapat mengakibatkan sesak nafas bagi orang yang berada di sekitarnya.
Sementara itu Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Batam Sri Rukiatih, mengatakan, keberadaan kupu-kupu tersebut merupakan fenomen alam karena perubahan ekosistem.
Kupu-kupu ini mencari ekosistem baru di sekitaran wilayah Batam, Singapura, Malaysia hingga Jambi. Namun, fenomena ini tidak akan berlangsung lama.
"Ini hanya akan terjadi selama dua minggu saja dan mereka tidak akan menetap. Dan hingga saat ini belum ada laporan adanya warga yang sakit akibat kupu-kupu ini. Masyarakat Batam tidak perlu cemas dan takut," katanya.
Anne, salah seorang warga Batam Centre mengaku, kupu-kupu berukuran cukup besar tersebut masuk ke kamar kosnya sejak tiga hari yang lalu.
Karena takut, Anne mencoba mengusir kupu-kupu tersebut. Namun, kupu-kupu tersebut tidak hanya ditemui di kamar kosnya, namun juga di kantor tempatnya bekerja.
"Bentuknya sama dan jumlahnya banyak sekali. Jadi takut juga," kata Anne, Senin (30/6/2014).
Tidak hanya Anne, Ida warga setempat juga mengalami hal yang sama. Awalnya kupu-kupu tersebut berada di teras rumahnya.
Keesokan harinya kupu-kupu tersebut berpindah ke ruang tamu dan terakhir kali berada di kamar mandi.
Keberadaan kupu-kupu ini membuat Ida dan anak-anaknya takut. Terlebih saat Ida mendapati broadcast dari temannya tentang kupu-kupu tersebut yang ternyata cukup berbahaya.
"Awalnya saya pikir kupu-kupu biasa. Makanya saya biarin aja. Tapi setelah dapat broadcast dari teman, saya jadi semakin takut dan langsung membunuh kupu-kupu itu," kata Ida.
Berdasarkan broadcast yang berisi informasi tentang kupu-kupu tersebut, disebutkan, kupu-kupu tersebut berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit bahkan menggigit.
Gigitan kupu-kupu ini dapat menyebabkan bengkak dan rasa gatal. Bahkan, bulu-bulu yang terdapat di bagian sayapnya dapat mengakibatkan sesak nafas bagi orang yang berada di sekitarnya.
Sementara itu Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Batam Sri Rukiatih, mengatakan, keberadaan kupu-kupu tersebut merupakan fenomen alam karena perubahan ekosistem.
Kupu-kupu ini mencari ekosistem baru di sekitaran wilayah Batam, Singapura, Malaysia hingga Jambi. Namun, fenomena ini tidak akan berlangsung lama.
"Ini hanya akan terjadi selama dua minggu saja dan mereka tidak akan menetap. Dan hingga saat ini belum ada laporan adanya warga yang sakit akibat kupu-kupu ini. Masyarakat Batam tidak perlu cemas dan takut," katanya.
(sms)