Taman Satwa Taru Jurug Diminta Cari Investor
A
A
A
SOLO - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah meminta kepada jajaran Direksi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) untuk segera mencari investor yang mau mengelola taman itu.
Jika investor itu tidak kunjung didapatkan maka kematian satwa karena sakit akan semakin sering terjadi di taman itu.
Kepala Satuan Kerja Wilayah I BKSDA Provinsi Jawa Tengah Johan Setiawan mengatakan, dengan didapatkannya investor di TSTJ, maka proses konservasi satwa yang ada lebih teratur.
Selain itu pemberian makan bagi para satwa juga lebih baik, sehingga para satwa akan lebih sehat dan terhindar dari berbagai penyakit yang ada.
Tidak hanya itu, menurutnya dengan adanya investor baru kandang yang dipakai untuk konservasi satwa juga bisa diperbaharui.
Apalagi saat ini sejumlah kandang yang ada sudah dalam kondisi yang memprihatinkan. Bahkan menurutnya ada beberapa kandang yang dinilai tidak layak pakai untuk tempat konservasi satwa.
“Ada yang bagus seperti kandang orangutan, itu sudah layak, akan tetapi beberapa kandang lain, seperti kandang burung itu kondisinya sudah memprihatinkan dan harus diperbaiki,” timpalnya.
Johan mengatakan, pihaknya mengaku telah memberikan saran kepada pihak TSTJ mengenai hal itu.
Menurutnya prose situ harus dilakukan secepatnya agar citra TSTJ kembali membaik dan kembali dicintai oleh para pengunjung.
Sementara itu terkait matinya satwa yang terjadi secara berturut-turut itu, pihaknya mengaku sudah melaporkannya kepada kementerian kehutanan.
Akan tetapi pihaknya belum mengetahui apakah pihak TSTJ bakal diberi sanksi oleh pihak Kementerian Kehutanan.
“Yang jelas sudah dilaporkan mengenai pemberian sanksi, itu semua kewenangan dari Kementerian Kehutanan,” imbuhnya.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, juga bakal meminta kepada jajaran direksi untuk lebih serius untuk mencari investor. Jika dengan sistem pendekatan tidak berhasil, maka pihaknya meminta agar dilakukan lelang terbuka.
Dengan lelang terbuka nantinya diharapkan ada investor-investor baru yang akan mengelola TSTJ.
“Sejak dahulu cari investor kok belum dapat, kalau sudah ada investor baru, maka pengelolaan akan maksimal,” timpalnya.
Sementara itu terpisah, Direktur Operasional TSTJ, Windu Winarso, mengatakan pihaknya mengaku bakal memulai proses lelang terbuka pada bulan Juli mendatang.
Akan tetapi proses lelang itu bakal dimulai dari awal. Sehingga para peserta yang sudah melakukan pendekatan beberapa waktu lalu diharuskan untuk mendaftar ulang kepada panitia lelang.
Selain itu pihak panitia lelang akan menambah syarat bagi para peserta lelang, yakni masalah kekuatan finansial dan adanya komitmen kuat untuk membangun TSTJ. Jika kedua syarat itu tidak terpenuhi maka peserta dipastikan tidak lolos.
Jika investor itu tidak kunjung didapatkan maka kematian satwa karena sakit akan semakin sering terjadi di taman itu.
Kepala Satuan Kerja Wilayah I BKSDA Provinsi Jawa Tengah Johan Setiawan mengatakan, dengan didapatkannya investor di TSTJ, maka proses konservasi satwa yang ada lebih teratur.
Selain itu pemberian makan bagi para satwa juga lebih baik, sehingga para satwa akan lebih sehat dan terhindar dari berbagai penyakit yang ada.
Tidak hanya itu, menurutnya dengan adanya investor baru kandang yang dipakai untuk konservasi satwa juga bisa diperbaharui.
Apalagi saat ini sejumlah kandang yang ada sudah dalam kondisi yang memprihatinkan. Bahkan menurutnya ada beberapa kandang yang dinilai tidak layak pakai untuk tempat konservasi satwa.
“Ada yang bagus seperti kandang orangutan, itu sudah layak, akan tetapi beberapa kandang lain, seperti kandang burung itu kondisinya sudah memprihatinkan dan harus diperbaiki,” timpalnya.
Johan mengatakan, pihaknya mengaku telah memberikan saran kepada pihak TSTJ mengenai hal itu.
Menurutnya prose situ harus dilakukan secepatnya agar citra TSTJ kembali membaik dan kembali dicintai oleh para pengunjung.
Sementara itu terkait matinya satwa yang terjadi secara berturut-turut itu, pihaknya mengaku sudah melaporkannya kepada kementerian kehutanan.
Akan tetapi pihaknya belum mengetahui apakah pihak TSTJ bakal diberi sanksi oleh pihak Kementerian Kehutanan.
“Yang jelas sudah dilaporkan mengenai pemberian sanksi, itu semua kewenangan dari Kementerian Kehutanan,” imbuhnya.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, juga bakal meminta kepada jajaran direksi untuk lebih serius untuk mencari investor. Jika dengan sistem pendekatan tidak berhasil, maka pihaknya meminta agar dilakukan lelang terbuka.
Dengan lelang terbuka nantinya diharapkan ada investor-investor baru yang akan mengelola TSTJ.
“Sejak dahulu cari investor kok belum dapat, kalau sudah ada investor baru, maka pengelolaan akan maksimal,” timpalnya.
Sementara itu terpisah, Direktur Operasional TSTJ, Windu Winarso, mengatakan pihaknya mengaku bakal memulai proses lelang terbuka pada bulan Juli mendatang.
Akan tetapi proses lelang itu bakal dimulai dari awal. Sehingga para peserta yang sudah melakukan pendekatan beberapa waktu lalu diharuskan untuk mendaftar ulang kepada panitia lelang.
Selain itu pihak panitia lelang akan menambah syarat bagi para peserta lelang, yakni masalah kekuatan finansial dan adanya komitmen kuat untuk membangun TSTJ. Jika kedua syarat itu tidak terpenuhi maka peserta dipastikan tidak lolos.
(sms)