Bayi Mungil Dibuang di Pos Ronda
A
A
A
KULONPROGO - Seorang bayi laki-laki yang diperkirakan berusia dua hari, ditemukan warga di sebuah pos ronda di wilayah Tonogoro, Desa Banjaroyo, Kecamatan Kalibawang, Kulonprogo.
Tidak jelas siapa orangtua bayi ini yang tega membuangnya pada Selasa (24/6/2014).
Hingga kini, petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kasus ini. Bayi laki-laki dengan bobot 2,2 kg dan panjang 47 cm ini diperkirakan dibuang sejak malam hari.
Warga di sekitar lokasi sempat mendengar tangisan bayi pada tengah malam. Namun warga tidak mempedulikan, karena mengira itu hanya suara kucing.
Baru pada pagi harinya, bayi ini kembali menangis. Dua pemuda Zainal Abidin dan Hari Purwanto akhirnya menemukan bayi ini di pos ronda dalam kondisi dibedong.
“Bayi itu dibedong dan hanya diberikan alas kain gendongan saja,” ujar Sarminto, warga sekitar lokasi.
Sarminto menduga bayi ini dibuang orangtuanya yang tinggal di luar daerah, tetapi tidak jauh dari daerah ini.
Sebab lokasi penemuan bayi berada di pedukuhan yang harus masuk melalui jalan desa. Padahal kondisinya jauh dan sulit bagi orang luar sulit menjangkau kawasan ini.
“Kemungkinan orang luar daerah, tetapi paham wilayah sini. Warga sekitar sini tidak ada yang melahirkan,” timpalnya.
Usai ditemukan warga, bayi ini dibawa ke Puskesmas Kalibawang dan akhirnya dirujuk ke RSUD Wates. Sampai saat ini bayi ini masih dirawat di ruang perinathologi, dibawah pengawasan tenaga medis.
“Kondisi bayinya cukup bagus, dan sehat. Tangisannya juga kuat,” terang dokter spesialis anak RSUD Wates Asri Yuni Astuti.
Dilihat dari kondisi pusarnya, bayi ini sempat mendapatkan perawatan medis oleh tenaga kesehatan. Ini diperkuat dengan bekas potongan pusar dan alat pengaman pusar yag dipasang.
Pada bagian telapak kaki bayi ini juga sudah ada tanda cap dari tenaga medis atau lembaga kesehatan.
Selama dalam perawatan, bayi ini diberikan minuan susu formula dengan intensitas 30 cc per jam. Melihat kondisi kesehatannya yang terus membaik, asupan makan bayi melalui selang infus juga mulai dikurangi.
“Kita akan evaluasi dalam satu dua hari ini, kalau bagus akan kita serahkan kembali ke Dinsos,” jelasnya.
Kepala Dinsosnakertrans Eka Pranyata, mengatakan bayi tersebut nantinya akan diserahkan ke Yayasan Sayap Ibu yang ada di Yogyakarta. Kasus bayi seperti ini merupakan bayi Negara yang menjadi tugas pemerintah untuk melindungi.
“Jika nanti akan ada yang mengadopsi, ada mekanisme yang bisa dilalui,” ujarnya.
Sementara itu Kapolsek Kalibawang Kompol Susilo mengatakan masih melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Dari keterangan warga sekitar, tidak ada warga di sekitar lokasi ini yang hamil ataupun melahirkan.
Sehingga pihaknya masih melakukan penyelidikan, untuk mencari siapa pelaku pembuangan bayi ini.
Tidak jelas siapa orangtua bayi ini yang tega membuangnya pada Selasa (24/6/2014).
Hingga kini, petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kasus ini. Bayi laki-laki dengan bobot 2,2 kg dan panjang 47 cm ini diperkirakan dibuang sejak malam hari.
Warga di sekitar lokasi sempat mendengar tangisan bayi pada tengah malam. Namun warga tidak mempedulikan, karena mengira itu hanya suara kucing.
Baru pada pagi harinya, bayi ini kembali menangis. Dua pemuda Zainal Abidin dan Hari Purwanto akhirnya menemukan bayi ini di pos ronda dalam kondisi dibedong.
“Bayi itu dibedong dan hanya diberikan alas kain gendongan saja,” ujar Sarminto, warga sekitar lokasi.
Sarminto menduga bayi ini dibuang orangtuanya yang tinggal di luar daerah, tetapi tidak jauh dari daerah ini.
Sebab lokasi penemuan bayi berada di pedukuhan yang harus masuk melalui jalan desa. Padahal kondisinya jauh dan sulit bagi orang luar sulit menjangkau kawasan ini.
“Kemungkinan orang luar daerah, tetapi paham wilayah sini. Warga sekitar sini tidak ada yang melahirkan,” timpalnya.
Usai ditemukan warga, bayi ini dibawa ke Puskesmas Kalibawang dan akhirnya dirujuk ke RSUD Wates. Sampai saat ini bayi ini masih dirawat di ruang perinathologi, dibawah pengawasan tenaga medis.
“Kondisi bayinya cukup bagus, dan sehat. Tangisannya juga kuat,” terang dokter spesialis anak RSUD Wates Asri Yuni Astuti.
Dilihat dari kondisi pusarnya, bayi ini sempat mendapatkan perawatan medis oleh tenaga kesehatan. Ini diperkuat dengan bekas potongan pusar dan alat pengaman pusar yag dipasang.
Pada bagian telapak kaki bayi ini juga sudah ada tanda cap dari tenaga medis atau lembaga kesehatan.
Selama dalam perawatan, bayi ini diberikan minuan susu formula dengan intensitas 30 cc per jam. Melihat kondisi kesehatannya yang terus membaik, asupan makan bayi melalui selang infus juga mulai dikurangi.
“Kita akan evaluasi dalam satu dua hari ini, kalau bagus akan kita serahkan kembali ke Dinsos,” jelasnya.
Kepala Dinsosnakertrans Eka Pranyata, mengatakan bayi tersebut nantinya akan diserahkan ke Yayasan Sayap Ibu yang ada di Yogyakarta. Kasus bayi seperti ini merupakan bayi Negara yang menjadi tugas pemerintah untuk melindungi.
“Jika nanti akan ada yang mengadopsi, ada mekanisme yang bisa dilalui,” ujarnya.
Sementara itu Kapolsek Kalibawang Kompol Susilo mengatakan masih melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Dari keterangan warga sekitar, tidak ada warga di sekitar lokasi ini yang hamil ataupun melahirkan.
Sehingga pihaknya masih melakukan penyelidikan, untuk mencari siapa pelaku pembuangan bayi ini.
(sms)