Tertabrak Mobil, TKI Ponorogo Tewas di Taiwan
A
A
A
PONOROGO - Satu lagi tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Ponorogo meninggal di negeri rantau. Murniyani (37) seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Dusun Tambang, Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo, tewas tertabrak mobil di Taiwan.
Murni dikabarkan mengalami kecelakaan pada Kamis (12/6) lalu namun hingga saat ini keluarga belum mendapatkan keterangan jelas soal kronologi alias urutan kejadian yang menimpa Murni. Keluarga hanya diberitahu bahwa Murni mengalami kecelakaan saat akan pergi berbelanja. Kejadiannya di salah satu jalan di Township Nantou, Taiwan.
“Kami belum tahu seperti apa kejadiannya. Belum ada penjelasan dari PT GSA (Gunawan Sukses Abadi/PJTKI yang memberangkatkan Murni),” ujar Alfinso Caladido, suami Murni, Senin (23/6).
Menurut Alfinso, Murni mulai merantau ke Taiwan pada 2012 lalu. Delapan bulan lagi, perantauan Murni akan genap tiga tahun. Setelah itu, ditambah satu tahun lagi maka dia bisa pulang ke Indonesia.
Murni bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) untuk seorang warga Taiwan bernama Magchia Chen Mei Hwa di Township Nantou. Murni meninggalkan satu orang suami dan empat orang anak.
Alfonso menyatakan, saat ini ia dan keluarga sudah mengurus berkas yang diperlukan untuk pemulangan jenazah Murni. Namun sejauh ini keluarga belum mendapatkan kejelasan soal hal ini.
“Kami baru dapat penjelasan secara lisan. Kami hanya berharap hak-hak dari Murni bisa dipenuhi oleh pihak yang bertanggung jawab, PJTKI atau majikannya,” ungkap Alfonso.
Sementara itu, Benny, salah satu kerabat Murni menyatakan pekerjaan Murni sebagai PRT merupakan hasil salah penempatan dari PJTKI yang memberangkatkan Murni.
“Seharusnya bukan PRT, kok ini jadi PRT. Saya sudah mengumpulkan bukti dan itu baru saya temukan beberapa waktu terakhir. Soal langkah hukumnya akan seperti apa, masih kami musyawarahkan bersama anggota keluarga. Yang jelas akan kami sampaiak ke PJTKI-nya,” ujar Benny.
Benny menyatakan, salah satu hal yang menghambat pemulangan jenazah Murni adalah belum adanya kerja sama antara Pemeritah Indonesia dan Pemerintah Taiwan terkait hal ini.
Jenazah Murni baru bisa dipulangkan bila melalui jalur lain. Misalnya, dipindahkan dulu ke China. Saat ini jenazah Murni masih disimpan di ruang penyimpangan jenazah di salah satu rumah sakit di Taiwan.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ponorogo Sumani membenarkan kabar kematin Murniyani. Namun hingga saat ini pihaknya belum mendapat informasi lebih lanjut seputar kematian Murniyani. Juga soal legalitas keberangkatannya ke Taiwan. “Belum ada informasi lebih lanjut,” ujar Sumani lewat pesan pendek Senin (23/6).
Murni dikabarkan mengalami kecelakaan pada Kamis (12/6) lalu namun hingga saat ini keluarga belum mendapatkan keterangan jelas soal kronologi alias urutan kejadian yang menimpa Murni. Keluarga hanya diberitahu bahwa Murni mengalami kecelakaan saat akan pergi berbelanja. Kejadiannya di salah satu jalan di Township Nantou, Taiwan.
“Kami belum tahu seperti apa kejadiannya. Belum ada penjelasan dari PT GSA (Gunawan Sukses Abadi/PJTKI yang memberangkatkan Murni),” ujar Alfinso Caladido, suami Murni, Senin (23/6).
Menurut Alfinso, Murni mulai merantau ke Taiwan pada 2012 lalu. Delapan bulan lagi, perantauan Murni akan genap tiga tahun. Setelah itu, ditambah satu tahun lagi maka dia bisa pulang ke Indonesia.
Murni bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) untuk seorang warga Taiwan bernama Magchia Chen Mei Hwa di Township Nantou. Murni meninggalkan satu orang suami dan empat orang anak.
Alfonso menyatakan, saat ini ia dan keluarga sudah mengurus berkas yang diperlukan untuk pemulangan jenazah Murni. Namun sejauh ini keluarga belum mendapatkan kejelasan soal hal ini.
“Kami baru dapat penjelasan secara lisan. Kami hanya berharap hak-hak dari Murni bisa dipenuhi oleh pihak yang bertanggung jawab, PJTKI atau majikannya,” ungkap Alfonso.
Sementara itu, Benny, salah satu kerabat Murni menyatakan pekerjaan Murni sebagai PRT merupakan hasil salah penempatan dari PJTKI yang memberangkatkan Murni.
“Seharusnya bukan PRT, kok ini jadi PRT. Saya sudah mengumpulkan bukti dan itu baru saya temukan beberapa waktu terakhir. Soal langkah hukumnya akan seperti apa, masih kami musyawarahkan bersama anggota keluarga. Yang jelas akan kami sampaiak ke PJTKI-nya,” ujar Benny.
Benny menyatakan, salah satu hal yang menghambat pemulangan jenazah Murni adalah belum adanya kerja sama antara Pemeritah Indonesia dan Pemerintah Taiwan terkait hal ini.
Jenazah Murni baru bisa dipulangkan bila melalui jalur lain. Misalnya, dipindahkan dulu ke China. Saat ini jenazah Murni masih disimpan di ruang penyimpangan jenazah di salah satu rumah sakit di Taiwan.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ponorogo Sumani membenarkan kabar kematin Murniyani. Namun hingga saat ini pihaknya belum mendapat informasi lebih lanjut seputar kematian Murniyani. Juga soal legalitas keberangkatannya ke Taiwan. “Belum ada informasi lebih lanjut,” ujar Sumani lewat pesan pendek Senin (23/6).
(ilo)