Delapan Nelayan Hilang Digulung Ombak
A
A
A
KEFAMENANU - Delapan nelayan Wini, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT) hilang saat sedang melaut menggunakan Kapal Motor Tanjung Bastian, sejak Jumat (6/6/2014) sore. Kedelapan orang itu diduga hilang digulung ombak tinggi.
Hingga Minggu (8/6/2014) sore, proses pencarian tidak membuahkan hasil. Sejumlah keluarga korban terus menanti di pinggir Pantai Oebubun, sambil berharap keluarga mereka segera ditemukan ataupun bisa pulang dengan selamat.
Menurut Antonius Lassa, seorang nelayan yang selamat dari peristiwa itu, sebanyak 11 orang nelayan menggunakan Kapal Motor Tanjung Bastian mencari ikan tak jauh dari bibir Pantai Oebubun. Namun, saat berada di tengah laut, mesin kapal tiba-tiba rusak.
"Karena mesin rusak jadi kami tiga orang diutus untuk ambil alat di darat. Setelah dapat alat, kami bertiga kembali namun kapal itu sudah tidak ada lagi. Kami kontak via telepon seluler, pertama masih diterima tetapi tak lama kemudian hilang kontak hingga sore ini," ungkap Antonius di Oebubun, Minggu (8/6/2014).
Antonius menambahkan, saat itu mereka sempat panik dan terus melakukan pencarian hingga dekat perairan Pulau Alor. Namun, karena ombak sangat tinggi disertai angin kencang, mereka terpaksa kembali ke darat, lalu memberitahukan peristiwa itu kepada nelayan lain untuk membantu pencarian. "Kami cari sampai Pulau Alor sana, tetapi ombak besar sehingga kami pun kembali ke darat," ungkapnya
Antonius menyebutkan, delapan orang yang diduga terseret ombak itu adalah Antonius Siki (nakhoda kapal), Agustinus Sanbein, Andreas Natasi, Misraem Banoet, Agustinus Fitaun, Ferdinan Humoen, Yosep Kali, dan seorang anak kecil bernama Derintus Kali Natasi (11 tahun).
Hingga Minggu (8/6/2014) sore, proses pencarian tidak membuahkan hasil. Sejumlah keluarga korban terus menanti di pinggir Pantai Oebubun, sambil berharap keluarga mereka segera ditemukan ataupun bisa pulang dengan selamat.
Menurut Antonius Lassa, seorang nelayan yang selamat dari peristiwa itu, sebanyak 11 orang nelayan menggunakan Kapal Motor Tanjung Bastian mencari ikan tak jauh dari bibir Pantai Oebubun. Namun, saat berada di tengah laut, mesin kapal tiba-tiba rusak.
"Karena mesin rusak jadi kami tiga orang diutus untuk ambil alat di darat. Setelah dapat alat, kami bertiga kembali namun kapal itu sudah tidak ada lagi. Kami kontak via telepon seluler, pertama masih diterima tetapi tak lama kemudian hilang kontak hingga sore ini," ungkap Antonius di Oebubun, Minggu (8/6/2014).
Antonius menambahkan, saat itu mereka sempat panik dan terus melakukan pencarian hingga dekat perairan Pulau Alor. Namun, karena ombak sangat tinggi disertai angin kencang, mereka terpaksa kembali ke darat, lalu memberitahukan peristiwa itu kepada nelayan lain untuk membantu pencarian. "Kami cari sampai Pulau Alor sana, tetapi ombak besar sehingga kami pun kembali ke darat," ungkapnya
Antonius menyebutkan, delapan orang yang diduga terseret ombak itu adalah Antonius Siki (nakhoda kapal), Agustinus Sanbein, Andreas Natasi, Misraem Banoet, Agustinus Fitaun, Ferdinan Humoen, Yosep Kali, dan seorang anak kecil bernama Derintus Kali Natasi (11 tahun).
(zik)