Ini Kronologi Perusakan Rumah yang Dijadikan Tempat Ibadah

Minggu, 01 Juni 2014 - 21:55 WIB
Ini Kronologi Perusakan Rumah yang Dijadikan Tempat Ibadah
Ini Kronologi Perusakan Rumah yang Dijadikan Tempat Ibadah
A A A
SLEMAN - Situasi Kota Sleman yang selama ini cukup kondusif, mulai terkoyak. Indikasinya belum ada satu minggu, ada dua kejadian yang menimbulkan keresahan warga. Peristiwa pertama saat sekelompok massa melakukan perusakan dan penganiayaan di perumahan STIE YKPN Tanjungsari, Sukoharjo, Ngaglik, Kamis malam 29 Mei 2014.

Sementara peristiwa kedua sekelompok massa merusak rumah di RT 03/10 Pangukan, Tridadi, Sleman, Minggu pagi (1/6/2014).

Kedua kejadian itu sekarang sedang menjadi perhatian dan penangganan serius, aparat setempat. Bupati bersama muspida Sleman, termasuk Polda DIY terus melakukan koordinasi untuk menyelesaikan masalah ini.

Dari informasi yang dihimpun kejadian di Pangukan, berawal pada pukul 07.00 WIB, saat warga sekitar sedang melakukan kerjabakti mendengar adanya suara orang yang sedang menjalankan ibadah di salah satu rumah.

Padahal rumah itu, telah disegel dan tidak boleh digunakan kegiatan keagamaan, karena tidak memiliki izin dan sesuai dengan fungsinya rumah itu untuk hunian bukan sebagai tempat ibadah.

Mengetahui hal itu, warga setempat mempermasalahkan pembukaan segel dan penggunaan sebagai tempat ibadah kembali.

Sehingga sempat terjadi ketegangan antara warga dan jamaat yang dipimpim Pdt Niko Lomboan. Aparat dari Pemkab, Polres, dan Kodim Sleman segera datang untuk mendinginkan suasana.

Sekitar pukul 08.30 WIB sekelompok massa mendatangi dan meminta supaya tidak dilakukan kegiatan ibadah. Setelah itu, warga dan jamaat melakukan mediasi.

Namun pada pukul 11.30 WIB, sekelompok massa melakukan penyerangan rumah yang digunakan untuk ibadah itu, dengan lemparan batu termasuk merobohkan seng yang ada di dekat rumah.

Beberapa kaca depan rumah itu nampak pecah. Mereka baru berhenti saat waktu salat Dzuhur tiba.

Aparat TNI dan Polri sendiri segera melakukan pagar betis di depan jalan masuk. Bupati Sleman Sri Purnomo sendiri meninjau langsung lokasi tersebut.

Namun saat bupati sedang mendengarkan paparan dari Camat Sleman pada Pukul 12.30 WIB, sekelompok massa kembali menyeruak ke tempat itu, yaitu melalui belakang rumah dan kembali melempari rumah dengan batu.

Bupati Sleman Sri Purnomo langsung dievakuasi dari tempat tersebut. Aparat TNI dan Polri kemudian melakukan upaya preventif untuk mencegah tindak anarkisme.

Setelah berhasil mengendalikan situasi, dari arah depan, muncul lagi sekelompok massa dari arah depan dan kembali melakukan pelemparan rumah dengan ketapel.

Sementara satu orang yang dituakan membawa bodem dan merusak pintu depan rumah itu. “Kalau tangkap, tangkap saya,” tantang orang itu sambil mengayunkan bodem ke pintu.

Aparat sendiri membiarkan kejadian itu namun tetap menjaga situasi terkendali dan setelah puas dengan merusak pintu depan, orang tersebut kembali ke kelompoknya.

Aparat kembali dapat mengendalikan situasi dan mencoba membuat keadaan disitu steril, yaitu dengan menjaga ketat sekitar lokasi.

Bupati Sleman Sri Purnomo sendiri belum dapat memberikan keterangan secara detail tentang langkah dan kebijakan untuk menanggani permasalahan tersebut.

Ia hanya mengatakan akan berusaha mengupayakan agar kehidupan di Sleman rukun dan saling menghormati. “Menjaga kerukunan itu yang paling penting,” kata Sri Purnomo sebelum meninggalkan lokasi, Minggu (1/6/2014).
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5189 seconds (0.1#10.140)