Polisi Kumpulkan Bukti Pengeroyokan Siswa SD
A
A
A
SUKOHARJO - Kasus kematian Fajar Nur Murdianto (11), siswa kelas 5 SD Klumprit 1, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, di tangan teman sekelasnya, langsung direspons cepat oleh pihak kepolisian. Meski belum menangkap pelaku pengeroyokan, Polres Sukoharjo tengah melakukan penyelidikan kasus kematian Fajar.
Kaur Bin Ops KBO Reskrim Polres Sukoharjo Ipda Suparno mengatakan, setelah secara resmi menerima laporan adanya kasus kematian siswa kelas 5 SD yang tewas setelah diduga dikeroyok teman sekelasnya, pihaknya langsung mengumpulkan alat bukti terhadap kasus tersebut. Untuk itu, hingga sekarang pihaknya belum melakukan pemanggilan terhadap para siswa yang diduga pelaku pengeroyokan atau pihak-pihak yang dianggap mengetahui.
Namun, polisi berjanji bertindak cepat jika alat bukti sudah terkumpul seluruhnya. "Kami tengah menyelidiki kasus ini. Alat bukti tengah kami kumpulkan. Kasus ini menjadi perhatian serius dan polisi akan segera bergerak cepat," jelas Suparno kepada wartawan saat mengunjungi rumah korban di Dusun Dukuhan, Desa Klumprit, Mojolaban, Minggu (25/5/2014).
Sebenarnya, pihak kepolisian bermaksud meminta izin kepada pihak keluarga untuk dilakukan autopsi guna mencari kepastian penyebab kematian siswa tersebut. Namun, pihak keluarga menolak permintaan kepolisian.
Kaur Bin Ops KBO Reskrim Polres Sukoharjo Ipda Suparno mengatakan, setelah secara resmi menerima laporan adanya kasus kematian siswa kelas 5 SD yang tewas setelah diduga dikeroyok teman sekelasnya, pihaknya langsung mengumpulkan alat bukti terhadap kasus tersebut. Untuk itu, hingga sekarang pihaknya belum melakukan pemanggilan terhadap para siswa yang diduga pelaku pengeroyokan atau pihak-pihak yang dianggap mengetahui.
Namun, polisi berjanji bertindak cepat jika alat bukti sudah terkumpul seluruhnya. "Kami tengah menyelidiki kasus ini. Alat bukti tengah kami kumpulkan. Kasus ini menjadi perhatian serius dan polisi akan segera bergerak cepat," jelas Suparno kepada wartawan saat mengunjungi rumah korban di Dusun Dukuhan, Desa Klumprit, Mojolaban, Minggu (25/5/2014).
Sebenarnya, pihak kepolisian bermaksud meminta izin kepada pihak keluarga untuk dilakukan autopsi guna mencari kepastian penyebab kematian siswa tersebut. Namun, pihak keluarga menolak permintaan kepolisian.
(zik)