Begini Cara Pemkot Surabaya Tutup Dolly
A
A
A
SURABAYA - Kendati suka melontarkan pendapat berbeda dengan pasangannya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, nyatanya Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana mendukung penutupan lokalisasi Dolly.
Bahkan, dirinya mengaku optimis bisa menutup lokalisasi itu, setelah melakukan diskusi dengan para penghuni Dolly dan warga sekitar. Dia mengaku sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah penghuni dan warga Dolly.
"Kami tetap optimis bisa dilakukan. Karena sejatinya program ini baru kita awali meski sudah berjalan lama," kata Wisnu, Rabu (21/5/2014).
Dengan komunikasi yang telah terbangun, Wisnu optimistis jika lokalisasi terbesar se Asia Tenggara itu akan bisa ditutup untuk selama-lamanya. Namun, sebelum dilakukan penutupan total, perlu dilakukan komunikasi kembali dengan penghuni Dolly dan warga sekitar.
"Saat ini, sudah ada pertemuan yang menyangkut empat RW. Tinggal satu RW yang posisinya tepat di Gang Dolly, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan. Rencananya nanti malam," tambahnya.
Dalam beberapa kali pertemuan dengan warga sekitar, Wisnu mengaku menemukan hal yang positif. Dengan catatan, warga yang terdampak diperhatikan kelangsungan kehidupannya dengan jaminan penghasilan, dan Pemkot Surabaya konsisten dengan program dan janji-janjinya.
Secara implisit, katanya, warga sekitar Dolly sudah mulai memahami program-program pemkot terkait penutupan lokalisasi ini. "Terutama soal kesiapan pemkot dalam menjamin kelangsungan hidup mereka, terkait penghasilannya yang akan hilang,” jelas Ketua DPC PDIP Surabaya ini.
Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya ini ditunjuk oleh Risma sebagai Ketua Tim Penutupan Dolly. Penutupan lokalisasi ini direncanakan 10 hari sebelum bulan Ramadan, atau pada 19 Juni 2014.
Bahkan, dirinya mengaku optimis bisa menutup lokalisasi itu, setelah melakukan diskusi dengan para penghuni Dolly dan warga sekitar. Dia mengaku sudah melakukan komunikasi dengan sejumlah penghuni dan warga Dolly.
"Kami tetap optimis bisa dilakukan. Karena sejatinya program ini baru kita awali meski sudah berjalan lama," kata Wisnu, Rabu (21/5/2014).
Dengan komunikasi yang telah terbangun, Wisnu optimistis jika lokalisasi terbesar se Asia Tenggara itu akan bisa ditutup untuk selama-lamanya. Namun, sebelum dilakukan penutupan total, perlu dilakukan komunikasi kembali dengan penghuni Dolly dan warga sekitar.
"Saat ini, sudah ada pertemuan yang menyangkut empat RW. Tinggal satu RW yang posisinya tepat di Gang Dolly, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan. Rencananya nanti malam," tambahnya.
Dalam beberapa kali pertemuan dengan warga sekitar, Wisnu mengaku menemukan hal yang positif. Dengan catatan, warga yang terdampak diperhatikan kelangsungan kehidupannya dengan jaminan penghasilan, dan Pemkot Surabaya konsisten dengan program dan janji-janjinya.
Secara implisit, katanya, warga sekitar Dolly sudah mulai memahami program-program pemkot terkait penutupan lokalisasi ini. "Terutama soal kesiapan pemkot dalam menjamin kelangsungan hidup mereka, terkait penghasilannya yang akan hilang,” jelas Ketua DPC PDIP Surabaya ini.
Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya ini ditunjuk oleh Risma sebagai Ketua Tim Penutupan Dolly. Penutupan lokalisasi ini direncanakan 10 hari sebelum bulan Ramadan, atau pada 19 Juni 2014.
(san)