Suspect MERS jalani pemeriksaan di RSUP Adam Malik Medan
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Departemen Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan, Prof Luhur Soeroso belum bisa memastikan apakah dua jemaah umrah salah seorang di antaranya telah meninggal positif suspect MERC COV atau tidak.
Menurut Luhur, dua pasien yang dirujuk Minggu (4/5) lalu itu tidak dilakukan pemeriksaan swab (dahak). Pihak keluarga tidak mengizinkan dilakukan pemeriksaan swab.
“Dari gejala klinik yang kita lihat, pasien demam tinggi, sesak sehingga dinyatakan keadaan pasien sudah berat menuju tingkatan ARDS (Acquired Respirative Desease Syndrome). Yaitu gawat paru akibat adanya pneumonia yang luas sekali. Sempat kami foto ternyata ada bilateral pneumonia,” terangnya, Selasa (6/5/2014).
Namun demikian pihaknya belum bisa memastikan apakah pasien tersebut benar terkena virus MERS.
Luhur menjelaskan, inkubasi virus MERS terjadi 14 hari setelah terinfeksi. “Ini berarti, gejala dari MERS ini akan muncul setelah selesai perjalanan umroh, atau setelah tiba di tanah air,” terangnya.
Gejala MERS CoV ini, sama seperti flu burung (H5N1). Rata-rata penderita akan mengalami gejala paru bilateral pneumonia. Tetapi SARS atau flu burung ini, sangat mematikan. Sedangkan, MERS CoV masih bisa diatasi, walaupun berdasarkan kasus yang terjadi, 30 persen penderita meninggal dunia.
Perbedaan lainnya, banyak kasus flu burung, penularannya dari unggas ke manusia, sedangkan MERS CoV, selain dari unta, juga sudah pada tahap manusia ke manusia.
Sehingga apabila benar pasien tersebut terkena MERS maka dalam waktu dekat bisa dimungkinkan akan muncul pasien lainnya mengingat bayak sekali warga Sumut yang pulang dari umrah.
“Ini kasus yang pertama dijumpai, tidak tertutup kemungkinan bakal banyak suspect lainnya. Terlebih pada musim haji nanti. Untuk itu, pemerintah harus aware agar virus ini tidak merebak di Indonesia,” harap Luhur.
Saat ini, RSUP H Adam Malik Medan sedang merawat seorang suspect MERS dari Lubuk Pakam. Pasien dengan inisial SYN (53( ini dirujuk RSUP H Adam Malik dengan gejala yang sama dengan MERS dan baru pulang umrah.
“Pemeriksaan swab sudah kita lakukan, tinggal menunggu hasil lab. Mudah-mudahan bukan MERS Cov. Karena pemeriksaan trombosit dan leukositnya normal,” terang Luhur.
Menurut Luhur, dua pasien yang dirujuk Minggu (4/5) lalu itu tidak dilakukan pemeriksaan swab (dahak). Pihak keluarga tidak mengizinkan dilakukan pemeriksaan swab.
“Dari gejala klinik yang kita lihat, pasien demam tinggi, sesak sehingga dinyatakan keadaan pasien sudah berat menuju tingkatan ARDS (Acquired Respirative Desease Syndrome). Yaitu gawat paru akibat adanya pneumonia yang luas sekali. Sempat kami foto ternyata ada bilateral pneumonia,” terangnya, Selasa (6/5/2014).
Namun demikian pihaknya belum bisa memastikan apakah pasien tersebut benar terkena virus MERS.
Luhur menjelaskan, inkubasi virus MERS terjadi 14 hari setelah terinfeksi. “Ini berarti, gejala dari MERS ini akan muncul setelah selesai perjalanan umroh, atau setelah tiba di tanah air,” terangnya.
Gejala MERS CoV ini, sama seperti flu burung (H5N1). Rata-rata penderita akan mengalami gejala paru bilateral pneumonia. Tetapi SARS atau flu burung ini, sangat mematikan. Sedangkan, MERS CoV masih bisa diatasi, walaupun berdasarkan kasus yang terjadi, 30 persen penderita meninggal dunia.
Perbedaan lainnya, banyak kasus flu burung, penularannya dari unggas ke manusia, sedangkan MERS CoV, selain dari unta, juga sudah pada tahap manusia ke manusia.
Sehingga apabila benar pasien tersebut terkena MERS maka dalam waktu dekat bisa dimungkinkan akan muncul pasien lainnya mengingat bayak sekali warga Sumut yang pulang dari umrah.
“Ini kasus yang pertama dijumpai, tidak tertutup kemungkinan bakal banyak suspect lainnya. Terlebih pada musim haji nanti. Untuk itu, pemerintah harus aware agar virus ini tidak merebak di Indonesia,” harap Luhur.
Saat ini, RSUP H Adam Malik Medan sedang merawat seorang suspect MERS dari Lubuk Pakam. Pasien dengan inisial SYN (53( ini dirujuk RSUP H Adam Malik dengan gejala yang sama dengan MERS dan baru pulang umrah.
“Pemeriksaan swab sudah kita lakukan, tinggal menunggu hasil lab. Mudah-mudahan bukan MERS Cov. Karena pemeriksaan trombosit dan leukositnya normal,” terang Luhur.
(lns)