Remaja saat ini tak pentingkan keperawanan

Sabtu, 26 April 2014 - 04:11 WIB
Remaja saat ini tak...
Remaja saat ini tak pentingkan keperawanan
A A A
Sindonews.com - Keperawanan seorang siswa kelas IX SMP di Kabupaten Padanglawas (Palas) yang dijual tetangganya sendiri kepada seorang hidung belang mendapat beragam tanggapan termasuk psikolog.

Menurut Psikolog Universitas Medan Area, Irma Minauli, saat ini ada kecenderungan remaja tidak lagi mementingkan lagi masalah virginitas, di samping ada pihak yang memanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi yang menyebabkan terjadinya human trafficking.

“Kalau kami lihat karena terus ada permintaan, makanya hal seperti ini akan ada terus. Sebab, permintaan lelaki hidung belang, menganggap perawan bersih, bebas dari penyakit. Selain itu, ada anggapan menggunakan perempuan muda, juga akan membuatnya jadi awet muda. Sedangkan bagi remaja korban itu sendiri, kalau memang dia tidak trauma, dia akan menikmati profesi barunya itu,” ungkapnya, Jumat 25 April 2014.

Selain itu, kondisi yang sangat memprihatinkan lagi, banyak pelacuran remaja yang dilakukan untuk sekadar mendapatkan barang-barang tertentu, seperti yang pernah terjadi di Jepang beberapa waktu lalu, yakni dengan motif lebih ke arah ekonomi.

Untuk itu, para orang tua harus waspada ketika remaja memiliki jumlah uang yang tidak masuk akal atau tidak sesuai dengan uang saku.

“Ada penelitian menarik dari mahasiswa saya, ternyata para pembeli di supermarket di Medan berasal dari pelajar dan perempuan muda. Aneh. Dari mana mereka punya uang begitu banyak dibanding para pekerja. Orang tua patut mencurigai ada uang masukan kalau uang itu berasal dari orang tua,” ungkapnya.

Sebagai langkah proteksi dan preventif, menurut Irma, orang tua harus mengajar anak selektif dalam berteman dan memilih hubungan dengan orang lain.

Orang tua harus menanamkan kepada anak-anaknya agar mengetahui arah dari suatu ajakan, apa lagi dengan seseorang yang tidak jelas dan tidak dia kenal.

“Remaja biasanya tidak punya antisipasi yang jauh. Mereka tidak mengantisiapasi apa yang selanjutnya bisa terjadi. Inilah kenapa remaja jadi sasaran empuk. Apalagi kalau mereka orang-orang yang cenderung konsumtif,” pungkas Irma.

Sementara Koordinator Yayasan Burangir, Fitri Leniwati Harahap, mengaku kecewa dengan tindakan kepolisian setempat karena hingga saat ini para pelaku belum ditangkap.

Mereka akan mendampingi korban mengungkap kasus tersebut sehingga pelaku bisa ditangkap secepatnya. “Namun, sampai sekarang kepolisian terkesan tidak serius menangani kasus ini,” tuturnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5391 seconds (0.1#10.140)