Di pengungsian, warga Cimareme makan singkong & ubi
A
A
A
Sindonews.com - Meski telah menetap di tenda pengungsian selama lebih dari tujuh bulan, sejak enam bulan lalu, puluhan warga Kampung Cimareme, RT25/06, Desa Tegalgede, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut, tidak pernah lagi mendapat bantuan dari pemerintah.
Para warga ini mengungsi lantaran rumah mereka hangus terbakar api. Usai kejadian itu, yang menghanguskan puluhan rumah dan satu mesjid, pada September 2013, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut baru satu kali memberikan bantuan.
“Itu juga bantuan yang diberikan berupa bahan makanan dan pakaian untuk satu bulan. Setelahnya, tidak pernah ada lagi bantuan yang datang,” kata Odin (40), seorang warga Kampung Cimareme, ditemui di tenda pengungsian, Senin (21/4/2014).
Bantuan yang sangat diperlukan warga ini, tidak lain adalah bahan makanan. Kendati berharap pemerintah dapat kembali menyalurkan bantuan, warga tidak tinggal diam agar mereka bisa tetap melanjutkan hidup sehari-harinya.
“Makanan sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup sehari-hari. Namun karena profesi sebagian besar warga yang tinggal di pengungsian adalah petani, alhamdulillah bahan makanan alakadarnya seperti singkong dan ubi, masih bisa dikonsumsi setiap hari,” ungkapnya.
Selain itu, warga pun meminta agar pemerintah dapat segera merelokasi dan membangunkan rumah yang sederhana untuk mereka. Warga sangat mengharapkan bantuan berupa rumah meski hanya terbuat dari kayu dan bambu.
“Tidak apa-apa jika pemerintah hanya membuatkan rumah untuk kami dari bahan material kayu dan bambu. Kami sangat memerlukan tempat tinggal untuk berteduh setiap hari. Kasihan anak-anak dan para orang tua, jika harus tetap tinggal di tenda. Sampai kapan nasib kami akan terkatung-katung seperti ini?” tanyanya.
Sementara itu, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Tegalgede Mamad Nursidik mengatakan, bantuan yang datang kepada warga hanya satu kali. Padahal, pihaknya tak pernah berhenti mengusulkan permohonan bantuan ke pemerintah kabupaten.
“Kami terus mengajukan permohonan. Beberapa kali diajukan, namun tidak ada jawaban sampai sekarang. Sambil menunggu itu, kami juga berusaha menampung warga desa yang masih diberikan kelebihan harta dan makanan, untuk menyumbang seadanya buat warga sini yang tinggal di tenda pengungsian," pungkasnya.
Baca juga:
7 bulan, warga Cimareme tinggal di pengungsian
Para warga ini mengungsi lantaran rumah mereka hangus terbakar api. Usai kejadian itu, yang menghanguskan puluhan rumah dan satu mesjid, pada September 2013, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut baru satu kali memberikan bantuan.
“Itu juga bantuan yang diberikan berupa bahan makanan dan pakaian untuk satu bulan. Setelahnya, tidak pernah ada lagi bantuan yang datang,” kata Odin (40), seorang warga Kampung Cimareme, ditemui di tenda pengungsian, Senin (21/4/2014).
Bantuan yang sangat diperlukan warga ini, tidak lain adalah bahan makanan. Kendati berharap pemerintah dapat kembali menyalurkan bantuan, warga tidak tinggal diam agar mereka bisa tetap melanjutkan hidup sehari-harinya.
“Makanan sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup sehari-hari. Namun karena profesi sebagian besar warga yang tinggal di pengungsian adalah petani, alhamdulillah bahan makanan alakadarnya seperti singkong dan ubi, masih bisa dikonsumsi setiap hari,” ungkapnya.
Selain itu, warga pun meminta agar pemerintah dapat segera merelokasi dan membangunkan rumah yang sederhana untuk mereka. Warga sangat mengharapkan bantuan berupa rumah meski hanya terbuat dari kayu dan bambu.
“Tidak apa-apa jika pemerintah hanya membuatkan rumah untuk kami dari bahan material kayu dan bambu. Kami sangat memerlukan tempat tinggal untuk berteduh setiap hari. Kasihan anak-anak dan para orang tua, jika harus tetap tinggal di tenda. Sampai kapan nasib kami akan terkatung-katung seperti ini?” tanyanya.
Sementara itu, Kepala Urusan Pemerintahan Desa Tegalgede Mamad Nursidik mengatakan, bantuan yang datang kepada warga hanya satu kali. Padahal, pihaknya tak pernah berhenti mengusulkan permohonan bantuan ke pemerintah kabupaten.
“Kami terus mengajukan permohonan. Beberapa kali diajukan, namun tidak ada jawaban sampai sekarang. Sambil menunggu itu, kami juga berusaha menampung warga desa yang masih diberikan kelebihan harta dan makanan, untuk menyumbang seadanya buat warga sini yang tinggal di tenda pengungsian," pungkasnya.
Baca juga:
7 bulan, warga Cimareme tinggal di pengungsian
(san)