Ini penyebab kenapa kasus pembunuhan marak

Kamis, 17 April 2014 - 16:11 WIB
Ini penyebab kenapa kasus pembunuhan marak
Ini penyebab kenapa kasus pembunuhan marak
A A A
Sindonews.com - Sejumlah kasus pembunuhan akhir-akhir ini marak terjadi di Jawa Barat. Bagaimana kiminolog menganalisis fenomena tersebut?

"Penyebab (pembunuhan) secara umum kita bagi ke dalam tiga motif," kata kriminolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Yesmil Anwar, kepada Okezone, Kamis (17/4/2014).

Tiga motif itu masing-masing dilatarbelakangi harta benda atau ekonomi, kekuasaan, dan hubungan sosial. Salah satu motif itu bisa jadi alasan bagi pelaku untuk melakukan pembunuhan.

"Malah bisa tiga motif yang terjadi dalam satu kasus pembunuhan," ungkapnya.

Pembunuhan bisa disebabkan karena hal-hal yang ringan dan spontanitas. Misalnya karena emosi pelaku terpancing sedemikian tinggi sehingga ia gelap mata dan melakukan pembunuhan.

Maraknya kasus pembunuhan pun seolah membuat harga nyawa terkesan murah. Orang bisa dengan mudah menghilangkan nyawa orang lain.

"Kenapa orang (pelaku pembunuhan) begitu mudah menganggap nyawa itu murah," ucap Yesmil.

Ia lalu memaparkan sejumlah alasan di balik fenomena itu. "Sebab utama yang saya lihat memang terjadi perubahan signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kondisi itu ditambah dengan globalisasi yang dipicu teknologi informasi yang begitu mudah didapat," jelasnya.

Hal itu kemudian membuat perubahan dalam kehidupan masyarakat. Kondisi itu juga didukung perubahan nilai kehidupan di masyarakat hingga persoalan hukum yang lemah penegakkannya.

Bahkan ada kecenderungan sebagian orang tidak lagi mengetahui mana yang benar dan salah untuk sebuah perilaku. Akibatnya orang akan menjadi egois dan berorientasi pada harta benda.

"Orang akan jadi egois untuk mendapatkan sesuatu, mudah sekali untuk mengorbankan orang lain, membunuh untuk hal yang membuat tidak nyaman atau untuk harta benda," papar Yesmil.

Hal lain yang tak kalah penting dari rentetan peristiwa pembunuhan adalah merosotnya nilai moral dan agama. Itu kemudian jadi cerminan bagi semua pihak untuk mengambil pelajaran agar hal serupa tidak lagi terjadi.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5698 seconds (0.1#10.140)