130 rumah tangga di Samarinda mengidap HIV/AIDS
A
A
A
Sindonews.com - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mahakam Plus merilis jumlah penderita HIV/AIDS dalam lingkungan rumah tangga di Samarinda saat ini mencapai 130 rumah tangga.
Menanggapi hal itu, Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail mengatakan, fenomena yang terjadi di lingkungan rumah tangga sudah sangat memprihatinkan. Karena virus HIV biasanya paling banyak menyerang pada kelompok orang tertentu, seperti Pekerja Seks Komersial (PSK). Namun kenyataannya, merambah ke lingkungan keluarga.
“Melihat angka penderita tadi, maka pengurus dari Mahakam Plus menemui saya agar pemerintah sedianya memberikan rumah singgah sebagai langkah penanganan sebelum dirujuk ke rumah sakit pemerintah,” kata Nusyirwan, kepada wartawan, Jumat (4/4/2014).
Nusyirwan yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Samarinda meminta agar rumah singgah bagi ODHA yang ada di Samarinda dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kaltim. Pasalnya, rumah singgah ODHA di Samarinda juga digunakan untuk penderita dari Kutai Kartanegara dan Kutai Timur.
Meski demikian, Pemkot Samarinda tetap bertanggung jawab dengan menyediakan rumah singgah sementara, sambil menunggu koordinasi dengan Pemprov Kaltim, terkait penyediaan rumah singgah permanen. ”Khusus bagi penderita yang memiliki kepedulian tinggi yang ingin sembuh dari virus ini,” tuturnya.
Agar penderita tidak terus tumbuh di lingkungan rumah tangga, Wawali berharap relawan dari Mahakam Plus memberikan penjelasan maupun edukasi dan informasi agar virus ini tidak terus menyebar ke lingkungan keluarga, seperti anak dan istri.
”Untuk itu, edukasi maupun informasi ini perlu disoalisasikan di lingkungan PNS juga kepada kader PKK di kelurahan agar bisa mengetahui bahayanya virus ini, apabila masuk di lingkungan rumah tangga,” urainya.
Menanggapi hal itu, Wakil Wali Kota Samarinda Nusyirwan Ismail mengatakan, fenomena yang terjadi di lingkungan rumah tangga sudah sangat memprihatinkan. Karena virus HIV biasanya paling banyak menyerang pada kelompok orang tertentu, seperti Pekerja Seks Komersial (PSK). Namun kenyataannya, merambah ke lingkungan keluarga.
“Melihat angka penderita tadi, maka pengurus dari Mahakam Plus menemui saya agar pemerintah sedianya memberikan rumah singgah sebagai langkah penanganan sebelum dirujuk ke rumah sakit pemerintah,” kata Nusyirwan, kepada wartawan, Jumat (4/4/2014).
Nusyirwan yang juga Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Samarinda meminta agar rumah singgah bagi ODHA yang ada di Samarinda dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kaltim. Pasalnya, rumah singgah ODHA di Samarinda juga digunakan untuk penderita dari Kutai Kartanegara dan Kutai Timur.
Meski demikian, Pemkot Samarinda tetap bertanggung jawab dengan menyediakan rumah singgah sementara, sambil menunggu koordinasi dengan Pemprov Kaltim, terkait penyediaan rumah singgah permanen. ”Khusus bagi penderita yang memiliki kepedulian tinggi yang ingin sembuh dari virus ini,” tuturnya.
Agar penderita tidak terus tumbuh di lingkungan rumah tangga, Wawali berharap relawan dari Mahakam Plus memberikan penjelasan maupun edukasi dan informasi agar virus ini tidak terus menyebar ke lingkungan keluarga, seperti anak dan istri.
”Untuk itu, edukasi maupun informasi ini perlu disoalisasikan di lingkungan PNS juga kepada kader PKK di kelurahan agar bisa mengetahui bahayanya virus ini, apabila masuk di lingkungan rumah tangga,” urainya.
(san)