Pemkot Surabaya pelajari peta gorong-gorong zaman kolonial

Jum'at, 04 April 2014 - 13:57 WIB
Pemkot Surabaya pelajari...
Pemkot Surabaya pelajari peta gorong-gorong zaman kolonial
A A A
Sindonews.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, banyak hal yang menarik Kerajaan Belanda tentang Kota Surabaya. Mulai dari kondisi alam, demografi, kependudukan, inftrastruktur, transportasi dan sistem drainase kota.

Risma, panggilan akrab Tri Rismaharini menilai, kota yang dipimpinnya sudah memiliki program, di antaranya Surabaya Drainase Masterplan. Sistem ini dia dianggap mampu mengatasi banjir.

“Kawasan-kawasan yang dulunya langganan banjir kini banyak berkurang. Tapi, saya akan terus mencari peta saluran gorong-gorong yang dibangun pada masa kolonial Belanda. Sehingga, saluran irigasi nantinya akan bisa lebih maksimal lagi,” paparnya, saat menerima kunjungan Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Belanda Melanie Shultz van Haegen, Jumat (4/4/2014).

Pencarian gorong-gorong peninggalan kolonial tersebut, kata Risma, sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Penelusuran jejak peta saluran bawah tanah ini, dilakukan hingga ke Den Haag Belanda.

Namun sayangnya, upaya tersebut belum menemui hasil. Saluran bawah tanah ini dianggap sangat penting bagi penanggulangan bencana banjir di Surabaya. Sebab, yang mendesain adalah orang Belanda, dimana kondisi Kota Surabaya dengan kota-kota yang ada di Belanda hampir sama.

“Kalau saluran bawah tanah ini bisa ditemukan, saya yakin Surabaya bisa dengan mudah mengatasi problem banjir,” urainya.

Selain soal saluran bawah tanah, mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) ini juga mengungkapkan keinginannya untuk memfungsikan kembali jembatan Petekan. Alasannya, jembatan tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Pada zaman dulu, kapal-kapal barang bisa masuk hingga ke pusat Kota Surabaya lantaran jembatan Petekan bisa dibuka-tutup. Kini, jembatan yang terletak di Surabaya Utara tersebut tak lagi difungsikan lantaran sudah rusak.

“Kami tertarik untuk kerjasama dengan Belanda dengan mengirimkan staf untuk belajar di bidang drainase dan transportasi,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Belanda Melanie Shultz van Haegen mengaku tertarik mempelajari tata letak Kota Surabaya yang dinilainya mampu menerapkan pembangunan ramah lingkungan.

“Saya rasa, baik Surabaya maupun kota-kota di Belanda, punya banyak kesamaan. Yakni arah pembangunan sama-sama berawal dari sungai,” ujar Melanie yang didampingi Duta Besar (dubes) Belanda untuk Indonesia Tjeerd de Zwaan.

Baca juga:
Kerajaan Belanda puji pembangunan Kota Surabaya
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)