Kronologi meningkatnya status Gunung Slamet

Selasa, 11 Maret 2014 - 10:53 WIB
Kronologi meningkatnya status Gunung Slamet
Kronologi meningkatnya status Gunung Slamet
A A A
Sindonews.com - Badan Geologi mengeluarkan kronologi naiknya status Gunung Slamet dari Normal menjadi Waspada. Naiknya status gunung tertinggi di Jawa Tengah itu ternyata sudah memiliki tanda-tanda sejak 1 Maret 2014 lalu.

Berdasarkan pemantauan visual Gunung Slamet sejak 1-7 Maret 2014, Badan Geologi menyebutkan jika ada asap putih tipis-tebal setinggi 25-600 meter dari puncak. Kemudian, pada 8-10 Maret 2014 pengamatan visual mendapati ketinggian asap 25-1.000 meter dari puncak.

Tak hanya asap putih yang keluar dari puncak gunung tersebut, kegempaan juga dipantau meningkat.

"Tanggal 1-7 Maret 2014, sebanyak 1.209 kali gempa hembusan, empat kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 1 (satu) kali Gempa Vulkanik Dalam (VA). Sementara Tanggal 8-10 Maret 2014 (hingga pukul 13:00), 441 kali Gempa Hembusan, sembilan kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB)," tulis Badan Geologi dalam lama resminya www.vsi.esdm.go.id.

Pemantauan secara visual sendiri dilakukan dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Slamet yang terletak di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari atau berjarak sekitar 10 km dari puncak, Kabupaten Pemalang.

Menurut Badan Geologi, berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB), potensi bahaya Gunung Slamet berdasarkan dibagi menjadi tiga zona, yaitu Kawasan Rawan Bencana III (KRB III), Kawasan Rawan Bencana II (KRB II) dan Kawasan Rawan Bencana I (KRB I).

Untuk KRB III, kawasan ini berada dalam radius 2 Km dari puncak gunung. Kawasan ini selalu berpotensi terancam aliran lava, gas racun, awan panas serta selalu terancam lontaran batu (pijar), dan hujan abu lebat.

Sementara KRB II, kawasan ini berada di radius 4 Km dari puncak gunung. Kawasan ini berpotensi terlanda aliran lava, gas racun, awan panas serta berpotensi terancam lontaran batu (pijar), dan hujan abu lebat.

Untuk KRB I, kawasan ini berada dalam radius 8 Km dari puncak gunung. Kawasan ini berpotensi terlanda aliran lahar hujan, berpotensi terhadap hujan abu lebat serta kemungkinan dapat terkena lontaran batu (pijar).

Baca:
Cerita rakyat, asal-usul Gunung Slamet
"Gunung Slamet Waspada tanda munculnya presiden baru"
Gunung Slamet Waspada, warga Baturaden acuh
(rsa)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8581 seconds (0.1#10.140)