Merapi kembali semburkan asap yang kedua
Senin, 10 Maret 2014 - 13:17 WIB

Merapi kembali semburkan asap yang kedua
A
A
A
Sindonews.com - Gunung Merapi kembali mengeluarkan asap sulfatara. Hanya saja berbeda dengan asap sulfatara yang disemburkan pagi tadi sekira pukul 06.54 WIB, semburan kedua asap sulfatara terjadi pada pukul 11.04 WIB. Kendati demikian, lontaran hembusan yang kedua tidak begitu tinggi.
Petugas Pos Pemantau Gunung Merapi, Jrakah dan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Surat, mengatakan, pada pagi hari, asap sulfatara yang disemburkan mencapai ketinggian 1.500 meter.
Namun pada pukul 11.04 WIB, asap sulfatara yang disemburkan ketinggiannya hanya 400 meter saja.
"Hembusannya menuju arah selatan tenggara. Yang kedua, tidak setinggi pada pagi hari. Untungnya saat asap sulfatara membumbung, hembusan angin tidak begitu kencang," papar Surat saat ditemui, di Pos pemantau Jrakah, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (10/3/2014).
Menurut Surat, saat asap sulfatara dimuntahkan Gunung Merapi, tidak ada suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi. Menyangkut status Gunung Merapi, tidak ada perubahaan status pada Gunung Merapi.
Meski asap sulfatara disemburkan, Gunung teraktif di Indonesia yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut masih berstatus normal.
"Kami belum menerima adanya perubahaan status. Meski dua kali Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara. Status Gunung Merapi masih normal," jelasnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan, saat ini puncak Gunung Merapi sebagian sudah mulai tertutup kabut cukup tebal.
Dalam kondisi tertutup kabut, diakui oleh Surat, cukup sulit bagi pihaknya melakukan pemantauan aktivitas gunung berapi teraktif di Indonesia itu.
Baca:
Gempa Malang sebabkan Gunung Merapi kontraksi
Petugas Pos Pemantau Gunung Merapi, Jrakah dan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Surat, mengatakan, pada pagi hari, asap sulfatara yang disemburkan mencapai ketinggian 1.500 meter.
Namun pada pukul 11.04 WIB, asap sulfatara yang disemburkan ketinggiannya hanya 400 meter saja.
"Hembusannya menuju arah selatan tenggara. Yang kedua, tidak setinggi pada pagi hari. Untungnya saat asap sulfatara membumbung, hembusan angin tidak begitu kencang," papar Surat saat ditemui, di Pos pemantau Jrakah, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (10/3/2014).
Menurut Surat, saat asap sulfatara dimuntahkan Gunung Merapi, tidak ada suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi. Menyangkut status Gunung Merapi, tidak ada perubahaan status pada Gunung Merapi.
Meski asap sulfatara disemburkan, Gunung teraktif di Indonesia yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut masih berstatus normal.
"Kami belum menerima adanya perubahaan status. Meski dua kali Gunung Merapi mengeluarkan asap sulfatara. Status Gunung Merapi masih normal," jelasnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan, saat ini puncak Gunung Merapi sebagian sudah mulai tertutup kabut cukup tebal.
Dalam kondisi tertutup kabut, diakui oleh Surat, cukup sulit bagi pihaknya melakukan pemantauan aktivitas gunung berapi teraktif di Indonesia itu.
Baca:
Gempa Malang sebabkan Gunung Merapi kontraksi
(rsa)