Angin barat, nelayan Garut berhenti melaut

Rabu, 22 Januari 2014 - 14:22 WIB
Angin barat, nelayan...
Angin barat, nelayan Garut berhenti melaut
A A A
Sindonews.com - Ribuan nelayan di pesisir pantai selatan Kabupaten Garut berhenti melaut akibat cuaca buruk. Kencangnya hembusan angin barat dan ombak setinggi tiga meter membuat nelayan di Garut berhenti melaut sejak September 2013.

“Sudah beberapa bulan, tepatnya sejak September lalu, ribuan nelayan di Garut berhenti melaut. Hujan deras di tengah laut disertai dengan ombak yang tinggi, mengancam keselamatan para nelayan,” ujar Sekjen Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Garut Lukmanul Hakim, kepada wartawan, Rabu (22/1/2014).

Untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagian besar dari nelayan ini beralih profesi ke bidang pekerjaan lain. Beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh nelayan, di antaranya adalah bertani, berkebun, dan menjadi tukang ojek.

“Sementara sebanyak 10 persen dari jumlah total nelayan Garut sekira kurang lebih 4.100 orang mencari peruntungan dengan pindah melaut ke daerah lain yang tidak terkena ancaman angin barat atau cuaca buruk. Misalnya seperti pindah ke kawasan Pantai Tasikmalaya, Pangandaran, dan Cilacap, Jawa Tengah,” ungkapnya.

Lukman pun mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dapat memperhatikan kesejahteraan nelayan. Caranya dengan membuat program untuk nelayan Garut.

“Nelayan Garut membutuhkan koperasi, asuransi, modernisasi peralatan tangkap ikan, hingga sistem pengalihan pekerjaan nelayan. Jadi bila sewaktu-waktu cuaca buruk seperti ini kembali terjadi, nelayan tidak akan panik meski tak melaut,” imbuhnya.

Sementara itu, salah satu nelayan di Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Asep (46) menuturkan, selama berhenti melaut dirinya terpaksa beralih profesi menjadi buruh serabutan. Menurutnya, peralihan profesi ini harus dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

“Berbeda dengan sebagian rekan-rekan saya sesama nelayan, saya tidak memiliki modal, kendaraan sepeda motor, atau lahan pertanian. Yang saya lakukan adalah bekerja apapun agar mendapatkan upah untuk kebutuhan hidup sehari-hari," tukasnya.
(san)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6406 seconds (0.1#10.24)