Sinabung letusan kecil, kok pengungsinya banyak?
A
A
A
Sindonews.com - Banyaknya jumlah pengungsi Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut), dinilai mengherankan. Pasalnya, letusan Sinabung digolongkan sebagai letusan kecil.
Hal itu dikatakan Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono yang kini menjabat Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dr Ir Surono. "Letusannya kecil, kok pengungsinya bisa sampai 26 ribu jiwa,” ucapnya, kepada SINDOnews, Selasa (21/1/2014).
Menurut informasi yang diperolehnya, rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG adalah agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak gunung tersebut.
“Artinya, hanya satu desa yang memang terancam. Tapi kok ini bisa sampai radius beberapa kilometer ya," ungkap Mbah Rono, sapaan akrabnya.
Dalam pandangannya, erupsi Sinabung tidak sebahaya dengan erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Tahun 2006 silam. Surono mengatakan, perbedaan itu seperti halnya luncuran awan panas.
"Jika Gunung Merapi luncuran awan panas hingga jarak 17 Km, Sinabung hanya 4,5 Km. Untuk ketinggian kolom debu erupsi Gunung Merapi mencapai 20 km, sedangkan Sinabung hanya 5 Km. Maka itu saya sebut Sinabung masih tergolong kecil," tutur Surono.
Selain tinggi kolom debu dan awan panas, perbedaan kentara ada pada keluaran Sulfur Dioksida (SO2). Jika Gunung Sinabung hanya mengeluarkan 15 ton SO2, Gunung Merapi mengeluarkan 100 kilo ton lebih SO2.
"Letusan Sinabung tergolong kecil. Hanya saja penduduk yang bertempat tinggal di sekitarnya terlalu dekat dengan gunung," ujar Surono.
Hal itu dikatakan Mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono yang kini menjabat Staf Ahli Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup dr Ir Surono. "Letusannya kecil, kok pengungsinya bisa sampai 26 ribu jiwa,” ucapnya, kepada SINDOnews, Selasa (21/1/2014).
Menurut informasi yang diperolehnya, rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG adalah agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak gunung tersebut.
“Artinya, hanya satu desa yang memang terancam. Tapi kok ini bisa sampai radius beberapa kilometer ya," ungkap Mbah Rono, sapaan akrabnya.
Dalam pandangannya, erupsi Sinabung tidak sebahaya dengan erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Tahun 2006 silam. Surono mengatakan, perbedaan itu seperti halnya luncuran awan panas.
"Jika Gunung Merapi luncuran awan panas hingga jarak 17 Km, Sinabung hanya 4,5 Km. Untuk ketinggian kolom debu erupsi Gunung Merapi mencapai 20 km, sedangkan Sinabung hanya 5 Km. Maka itu saya sebut Sinabung masih tergolong kecil," tutur Surono.
Selain tinggi kolom debu dan awan panas, perbedaan kentara ada pada keluaran Sulfur Dioksida (SO2). Jika Gunung Sinabung hanya mengeluarkan 15 ton SO2, Gunung Merapi mengeluarkan 100 kilo ton lebih SO2.
"Letusan Sinabung tergolong kecil. Hanya saja penduduk yang bertempat tinggal di sekitarnya terlalu dekat dengan gunung," ujar Surono.
(rsa)