Nafidhatul dibakar & ditusuk 18 kali
A
A
A
Sindonews.com – Aksi pembunuhan yang menewaskan Nafidhatul Khoeroh (19), warga RT 1 RW 1, Kebonagung RT 1 RW 1, Ngampel, tergolong sadis. Pelaku membunuh dengan membakar korban sebelum kemudian menusuk tubuh korban hingga 18 kali.
Kapolsek Kaliwungu, AKP Andhika Wiratama mengatakan, hasil autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Semarang, korban mengalami luka tusukan masing-masing 10 tusukan di bagian perut, tujuh tusukan pada punggung, serta satu tusukan di paha kiri. Selain itu, tubuh bagian atas juga
terdapat bekas luka bakar.
“Hasil autopsi diduga korban lebih dulu disiram bahan bakar dan dibakar. Karena korban mencoba menyelematkan diri, akhirnya pelaku menghujamkan senjata ke tubuh korban berulangkali. Di lokasi, kami menemukan korek gas warna hijau. Korek tersebut diduga milik pelaku,”
ujarnya, kemarin.
Lebar luka tusukan tersebut sekitar tiga sampai empat sentimeter. Menurut Andhika, pelaku diperkirakan menusuk korban menggunakan gunting.
“Melihat ukuran luka pada tubuh korban, pelaku diperkirakan menggunakan gunting,” lanjutnya.
Pihaknya menegaskan, kasus ini masih dalam penanganan petugas
kepolisian.
Terkait motif pelaku, Andhika menambahkan, pihaknya belum bisa memastikan. Sebab, dilihat dari hasil otopsi peristiwa tersebut merupakan pembunuhan terencana. Namun, peristiwa tersebut juga
termasuk kategori pencurian dengan kekerasan (Curas) karena motor korban Yamaha Jupiter Z bernopol H 6240 BM dibawa kabur pelaku.
“Kami belum bisa memastikan motifnya, karena masih kami dalami,” jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya sudah memeriksa lima orang saksi guna penyelidikan. Di antaranya Agus Subaidi (Kepala Desa Darupono), Khoirul Anam (mantan pacar korban), Sofian (pacar korban), serta dua orang yang kali pertama menemukan jasad korban, Jumari dan Sutrisno.
“Selain hasil autopsi dan keterangan saksi, kami juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti pakaian korban, tas, sepatu, korek gas, dan kalung emas. Kami akan terus mengungkap kasus ini,” tegasnya.
Kapolres Kendal, AKBP Harryo Sugihhartono menyampaikan petugas mulanya sulit mengenali korban karena kondisinya sudah membusuk dan diperkirakan telah meninggal lebih dari dua hari.
Korban terindentifikasi, setelah orang tua korban mengenali dari pakaian dan sepatu yang dipakai. Berdasarkan keterangan keluarga, korban pamit bekerja Minggu (12/1).
“Dari sejumlah barang yang dikenakan korban, orangtua korban langsung bisa mengenali,” tandasnya.
Diketahui, Nafidhatul Khoeroh (19) ditemukan dua orang pencari rumput, Jumari (50), dan Sutrisno (30) warga Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu, Rabu (15/1) petang.
Kapolsek Kaliwungu, AKP Andhika Wiratama mengatakan, hasil autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Semarang, korban mengalami luka tusukan masing-masing 10 tusukan di bagian perut, tujuh tusukan pada punggung, serta satu tusukan di paha kiri. Selain itu, tubuh bagian atas juga
terdapat bekas luka bakar.
“Hasil autopsi diduga korban lebih dulu disiram bahan bakar dan dibakar. Karena korban mencoba menyelematkan diri, akhirnya pelaku menghujamkan senjata ke tubuh korban berulangkali. Di lokasi, kami menemukan korek gas warna hijau. Korek tersebut diduga milik pelaku,”
ujarnya, kemarin.
Lebar luka tusukan tersebut sekitar tiga sampai empat sentimeter. Menurut Andhika, pelaku diperkirakan menusuk korban menggunakan gunting.
“Melihat ukuran luka pada tubuh korban, pelaku diperkirakan menggunakan gunting,” lanjutnya.
Pihaknya menegaskan, kasus ini masih dalam penanganan petugas
kepolisian.
Terkait motif pelaku, Andhika menambahkan, pihaknya belum bisa memastikan. Sebab, dilihat dari hasil otopsi peristiwa tersebut merupakan pembunuhan terencana. Namun, peristiwa tersebut juga
termasuk kategori pencurian dengan kekerasan (Curas) karena motor korban Yamaha Jupiter Z bernopol H 6240 BM dibawa kabur pelaku.
“Kami belum bisa memastikan motifnya, karena masih kami dalami,” jelasnya.
Sejauh ini, pihaknya sudah memeriksa lima orang saksi guna penyelidikan. Di antaranya Agus Subaidi (Kepala Desa Darupono), Khoirul Anam (mantan pacar korban), Sofian (pacar korban), serta dua orang yang kali pertama menemukan jasad korban, Jumari dan Sutrisno.
“Selain hasil autopsi dan keterangan saksi, kami juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti pakaian korban, tas, sepatu, korek gas, dan kalung emas. Kami akan terus mengungkap kasus ini,” tegasnya.
Kapolres Kendal, AKBP Harryo Sugihhartono menyampaikan petugas mulanya sulit mengenali korban karena kondisinya sudah membusuk dan diperkirakan telah meninggal lebih dari dua hari.
Korban terindentifikasi, setelah orang tua korban mengenali dari pakaian dan sepatu yang dipakai. Berdasarkan keterangan keluarga, korban pamit bekerja Minggu (12/1).
“Dari sejumlah barang yang dikenakan korban, orangtua korban langsung bisa mengenali,” tandasnya.
Diketahui, Nafidhatul Khoeroh (19) ditemukan dua orang pencari rumput, Jumari (50), dan Sutrisno (30) warga Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu, Rabu (15/1) petang.
(lns)