Pelajar Korea ingin 'nyontek' budaya Yogyakarta
A
A
A
Sindonews.com - Melalui program yang diselenggarakan oleh Regional Center Expertise (RCE) UGM, lima pelajar yakni dua pelajar SMP dan tiga pelajar SMU serta satu orang guru asal Kota Tongyeong, Korea Selatan berkunjung ke Yogyakarta.
Kehadiran mereka tidak hanya sekadar ingin mempelajari budaya Yogyakarta, tapi sekaligus memperkuat kerja sama dalam bidang penguatan dan pelestarian tradisi lokal antara Indonesia dan Korea Selatan.
"RCE di Korea Selatan mengirim pelajarnya untuk melihat langsung kegiatan pemeliharaan tradisi budaya di Yogyakarta. Kegiatan mereka termasuk mengunjungi lembaga pemerintah, sekolah dan melihat kegiatan generasi muda Yogyakarta dalam melestarikan tradisi lokal," ujar Koordinator RCE Yogyakarta Universitas Gadjah Mada Dr Puji Astuti MSc Apt Minggu (12/1/2014).
Menurut Puji, kunjungan pelajar asal negara kelahiran Sekjen PBB Ban Ki Moon ini merupakan realisasi hasil kerja sama antara RCE Tongyeong dengan RCE Yogyakarta dalam program pelestarian tradisi lokal kedua negara.
Kehadiran para pelajar ini di Yogyakarta berlangsung selama 10 hari, sejak 9-19 Januari 2014.
"Ini bentuk keprihatinan kita bersama karena makin banyak remaja dan generasi muda yang kurang peduli dengan kebudayaan bangsa. Dan ternyata kondisi tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia, tapi juga terjadi di Korea Selatan. Melalui kegiatan ini, diharapkan baik pelajar Indonesia maupun Korea Selatan lebih mau menghargai dan melestarikan budaya tradisi asli negaranya," jelasnya.
Puji menambahkan, melihat kondisi budaya lokal kedua negara yang terabaikan, pihak RCE Tongyeong merasa memiliki pemikiran yang sama dan perlu diadakannya kegiatan budaya bersama. Dan salah satu kegiatan yang dikembangkan adalah peluncuran program Bridge to The World.
Program tersebut bertujuan untuk memperkenalkan remaja Korea Selatan dalam memahami, melestarikan dan merawat kebudayaan bangsanya dengan cara belajar dari negara atau budaya lain bagaimana melakukan pemeliharaan tradisi budaya lokal.
Selama 10 hari, para siswa ini akan berkunjung ke sekolah SMKI Karawitan Yogyakarta dan SMA Negeri 3 Yogyakarta. Dilanjutkan dengan mengunjungi Desa Kemadang, Gunungkidul, Desa Wukirsari, Bantul untuk menyaksikan pelestarian budaya.
Tak hanya itu, mereka dijadwalkan juga mengunjungi pusat kerajinan batik, kerajian perak Kotagede, kerajinan gerabah Kasongan serta mengunjungi Keraton Yogyakarta dan Museum Sonobudoyo.
Kehadiran mereka tidak hanya sekadar ingin mempelajari budaya Yogyakarta, tapi sekaligus memperkuat kerja sama dalam bidang penguatan dan pelestarian tradisi lokal antara Indonesia dan Korea Selatan.
"RCE di Korea Selatan mengirim pelajarnya untuk melihat langsung kegiatan pemeliharaan tradisi budaya di Yogyakarta. Kegiatan mereka termasuk mengunjungi lembaga pemerintah, sekolah dan melihat kegiatan generasi muda Yogyakarta dalam melestarikan tradisi lokal," ujar Koordinator RCE Yogyakarta Universitas Gadjah Mada Dr Puji Astuti MSc Apt Minggu (12/1/2014).
Menurut Puji, kunjungan pelajar asal negara kelahiran Sekjen PBB Ban Ki Moon ini merupakan realisasi hasil kerja sama antara RCE Tongyeong dengan RCE Yogyakarta dalam program pelestarian tradisi lokal kedua negara.
Kehadiran para pelajar ini di Yogyakarta berlangsung selama 10 hari, sejak 9-19 Januari 2014.
"Ini bentuk keprihatinan kita bersama karena makin banyak remaja dan generasi muda yang kurang peduli dengan kebudayaan bangsa. Dan ternyata kondisi tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia, tapi juga terjadi di Korea Selatan. Melalui kegiatan ini, diharapkan baik pelajar Indonesia maupun Korea Selatan lebih mau menghargai dan melestarikan budaya tradisi asli negaranya," jelasnya.
Puji menambahkan, melihat kondisi budaya lokal kedua negara yang terabaikan, pihak RCE Tongyeong merasa memiliki pemikiran yang sama dan perlu diadakannya kegiatan budaya bersama. Dan salah satu kegiatan yang dikembangkan adalah peluncuran program Bridge to The World.
Program tersebut bertujuan untuk memperkenalkan remaja Korea Selatan dalam memahami, melestarikan dan merawat kebudayaan bangsanya dengan cara belajar dari negara atau budaya lain bagaimana melakukan pemeliharaan tradisi budaya lokal.
Selama 10 hari, para siswa ini akan berkunjung ke sekolah SMKI Karawitan Yogyakarta dan SMA Negeri 3 Yogyakarta. Dilanjutkan dengan mengunjungi Desa Kemadang, Gunungkidul, Desa Wukirsari, Bantul untuk menyaksikan pelestarian budaya.
Tak hanya itu, mereka dijadwalkan juga mengunjungi pusat kerajinan batik, kerajian perak Kotagede, kerajinan gerabah Kasongan serta mengunjungi Keraton Yogyakarta dan Museum Sonobudoyo.
(lns)