Hewan makan plastik tak hanya di KBS
A
A
A
Sindonews.com - Beberapa pekan lalu sebelum singa Afrika ditemukan mati terjerat sling di kandangnya sendiri, seorang jurnalis Richard Shears membuat berita cukup menghebohkan tentang Kebun Binatang Surabaya (KBS)
Usai kunjungannya di KBS Wonocolo, Surabaya, dalam beritanya Richard menyebut KBS sebagai kebun binatang terkejam di dunia. Banyak satwa tidak terurus, dan makan plastik.
Namun, pernyataan Richard Shears dinilai tidak obyektif oleh berbagai pihak. Sebab pemberitaan itu hanya didasarkan pada penilaian banyaknya hewan di KBS makan plastik.
Mantan Kepala Staf President South East Asian Zoos and Aquaria Association (SEAZA) atau asosiasi kebun binatang se-Asia Tenggara Singky Soewadji mengatakan, seharusnya sebelum mengadili KBS sebagai kebun binatang terkejam, perlu ada kajian lagi.
Menurut dia, di kebun binatang manapun, ketika ada hewan jenis herbivora mati saat diautopsi pasti dalam perutnya ada plastik.
"Jadi tidak hanya di KBS saja. Bukannya saya membela KBS tapi memang faktanya demikian, " kata Singky beberapa waktu lalu.
Kemungkinan besar satwa di kebun binatang makan plastik itu terjadi. Karena bisa saja plastik itu berasal dari pengunjung. Atau ketika kondisi lokasi sudah dibersihkan namun ada plastik yang terbang dibawa angin dan dimakan oleh satwa tersebut.
"Jadi tidak ada yang aneh. Di kebun binatang manapun menang demikian. Kondisi KBS masih bagus lah dibanding dengan kebun binatang lainnya," ujarnya.
Meskipun saat ini KBS terjadi over polulasi sehingga harus ada penjarangan satwa.
Karena ketika satwa over polulasi maka yang terjadi akan saling bunuh. "Ini yang harus dipikirkan dan menjadi solusi," katanya.
Singky juga menyebut, terkait manajeman pengelolaan KBS memang masih belum ada ketetapan. Saat ini, tanah tempat KBS berada adalah milik dari Pemkot Surabaya. Sehingga, Pemkot punya kewenangan untuk mengelola KBS.
"Dalam sejarahnya tidak ada hasil yang bagus ketika KBS ini pelat merah (milik pemerintah). Solusinya adalah dikelolakan ke pihak swasta secara profesional," katanya.
Usai kunjungannya di KBS Wonocolo, Surabaya, dalam beritanya Richard menyebut KBS sebagai kebun binatang terkejam di dunia. Banyak satwa tidak terurus, dan makan plastik.
Namun, pernyataan Richard Shears dinilai tidak obyektif oleh berbagai pihak. Sebab pemberitaan itu hanya didasarkan pada penilaian banyaknya hewan di KBS makan plastik.
Mantan Kepala Staf President South East Asian Zoos and Aquaria Association (SEAZA) atau asosiasi kebun binatang se-Asia Tenggara Singky Soewadji mengatakan, seharusnya sebelum mengadili KBS sebagai kebun binatang terkejam, perlu ada kajian lagi.
Menurut dia, di kebun binatang manapun, ketika ada hewan jenis herbivora mati saat diautopsi pasti dalam perutnya ada plastik.
"Jadi tidak hanya di KBS saja. Bukannya saya membela KBS tapi memang faktanya demikian, " kata Singky beberapa waktu lalu.
Kemungkinan besar satwa di kebun binatang makan plastik itu terjadi. Karena bisa saja plastik itu berasal dari pengunjung. Atau ketika kondisi lokasi sudah dibersihkan namun ada plastik yang terbang dibawa angin dan dimakan oleh satwa tersebut.
"Jadi tidak ada yang aneh. Di kebun binatang manapun menang demikian. Kondisi KBS masih bagus lah dibanding dengan kebun binatang lainnya," ujarnya.
Meskipun saat ini KBS terjadi over polulasi sehingga harus ada penjarangan satwa.
Karena ketika satwa over polulasi maka yang terjadi akan saling bunuh. "Ini yang harus dipikirkan dan menjadi solusi," katanya.
Singky juga menyebut, terkait manajeman pengelolaan KBS memang masih belum ada ketetapan. Saat ini, tanah tempat KBS berada adalah milik dari Pemkot Surabaya. Sehingga, Pemkot punya kewenangan untuk mengelola KBS.
"Dalam sejarahnya tidak ada hasil yang bagus ketika KBS ini pelat merah (milik pemerintah). Solusinya adalah dikelolakan ke pihak swasta secara profesional," katanya.
(lns)