Diserang chikungunya, ratusan warga Tulungagung lumpuh

Jum'at, 03 Januari 2014 - 21:54 WIB
Diserang chikungunya, ratusan warga Tulungagung lumpuh
Diserang chikungunya, ratusan warga Tulungagung lumpuh
A A A
Sindonews.com - Ratusan warga Desa Babadan, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung terserang Chikungunya.

Selain demam, nyeri dan ngilu pada persendian tangan dan kaki, sejumlah warga bahkan mengalami kelumpuhan sementara.

"Terutama pada kaki sampai bengkak," tutur Mudrikah (42) ditemui di rumahnya, Jumat (3/1/2014).

Selain Dusun Puthuk, virus yang dibawa nyamuk juga mewabah di Dusun Logaten dan Dusun Setono Bendo.

Sekitar tiga minggu, warga terinfeksi secara bergantian. Korban yang berjatuhan tidak memandang usia. Mudrikah mengaku baru tiga hari merasakan sakit di persendianya.

Ibu satu anak ini hanya mengandalkan penyembuhan dari obat pegel linu yang dijual bebas di warung terdekat.

"Setelah minum obat, rasa nyeri di persendian berkurang. Tapi setelah reaksi obatnya hilang, nyerinya datang lagi," jelasnya.

Keluhan serupa juga dirasakan Nasifah (58). Bahkan dirinya sudah sekitar setengah bulan tidak juga terbebas dari rasa sakitnya.

"Saya sudah bawa ke mantri puskesmas. Tapi sampai sekarang masih juga belum sakit," jelasnya.

Dari pantauan Sindo di lapangan lokasi permukiman warga yang terserang chikungunya banyak terdapat kandang sapi.

Sisa air hujan terlihat menggenang di sekitarnya. Genangan tersebut diduga menjadi sarang perkembiangbiakan nyamuk chikungunya.

Monasri (55) warga lain menambahkan, sejumlah petugas dinas kesehatan setempat sudah turun ke lokasi.Namun keberadaan mereka hanya melakukan pendataan jumlah korban.

"Seperti sebelumnya, permukiman ini tidak pernah ada pengasapan nyamuk (fogging) dari pemerintah. Padahal jumlah warga yang terserang sudah ratusan," keluhnya.

Permohonan fogging oleh warga dijawab petugas dengan permintaan iuran sebesar Rp6.000 per KK.

Menurut petugas, pengadaan iuran tersebut dikarenakan tidak ada dana (fogging) dari negara.

"Selain itu fogging bisa dilakukan dengan jumlah minimal 100 rumah. Namun rencana itu gagal karena ada beberapa warga yang menolak iuran," jelasnya.

Sebagai gantinya, setiap rumah warga hanya diberi sachet abate yang secara teori hanya bisa memusnahkan jentik, tanpa bisa memunahkan nyamuk dewasa.

Perangkat desa Babadan, Harun Alrosyid ketika dikonfirmasi membenarkan jika Dinkes Pemkab Tulungagung mengaku tidak memiliki anggaran untuk menggelar fogging.

"Fogging bisa dilaksanakan bila warga bersedia beriuran swadaya. Menurut saya ini aneh. Masak negara untuk fogging saja mengatakan tidak ada biaya, "keluhnya.

Harun membenarkan jika jumlah korban chikungunya mencapai ratusan jiwa. Dan itu kemungkinan besar akan bertambah.

Sebagai solusi, dirinya hanya bisa menyarankan warganya untuk intensif membersihkan lingkungan permukiman.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5569 seconds (0.1#10.140)