Tutup tahun, perampokan sadis terjadi di Semarang
A
A
A
Sindonews.com - Aksi perampokan disertai pembunuhan menutup akhir tahun 2013 di Semarang, Jawa Tengah. Seorang laki-laki bernama Yohanes Imam Santoso (72), ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya, Jalan Bayu Prasetya Timur 1. Blok B, No.5, RT 10/3, Kelurahan Bangetayu, Kecamatan Genuk.
Mayat Yohanes pertama kali ditemukan Mery Marlina (36), anak terakhirnya. Waktu itu, Mery yang ingin menjenguk Yohanes terkejut saat menemukan Yohanes sudah tidak bernyawa.
"Saya mau menjenguk bapak sekitar pukul 07.30 WIB. Saat saya masuk rumah dan menuju ke dapur, saya menemukan bapak sudah terlentang dan kepalanya berdarah," kata dia, kepada wartawan, Senin (30/12/2013).
Melihat kondisi seperti itu, Mery kemudian syok. Dia terus berlari ke luar rumah dan berteriak meminta pertolongan. "Saya terus berlari dan memanggil warga. Kemudian mereka berdatangan," imbuhnya.
Saat kejadian, dia melihat kondisi bapaknya terlentang di tanah dekat dapur rumahnya. Sementara kepalanya terluka dan mengeluarkan darah. "Banyak darahnya, saya sampai tidak kuat melihatnya," pungkasnya.
Warga yang mendengar jeritan tersebut langsung mendatangi lokasi. Mereka kemudian melihat kondisi Yohanes yang diduga menjadi korban perampokan itu.
"Saat saya tiba, kondisinya mengenaskan. Karena kondisi seperti itu, saya kemudian melarang orang-orang untuk menyentuhnya dan melaporkannya kepada polisi," kata Marjuki (55), tetangga korban.
Beberapa saat kemudian, tim dari Polrestabes Semarang langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP. Hingga saat ini, petugas masih melakukan penyelidikan. (san)
Mayat Yohanes pertama kali ditemukan Mery Marlina (36), anak terakhirnya. Waktu itu, Mery yang ingin menjenguk Yohanes terkejut saat menemukan Yohanes sudah tidak bernyawa.
"Saya mau menjenguk bapak sekitar pukul 07.30 WIB. Saat saya masuk rumah dan menuju ke dapur, saya menemukan bapak sudah terlentang dan kepalanya berdarah," kata dia, kepada wartawan, Senin (30/12/2013).
Melihat kondisi seperti itu, Mery kemudian syok. Dia terus berlari ke luar rumah dan berteriak meminta pertolongan. "Saya terus berlari dan memanggil warga. Kemudian mereka berdatangan," imbuhnya.
Saat kejadian, dia melihat kondisi bapaknya terlentang di tanah dekat dapur rumahnya. Sementara kepalanya terluka dan mengeluarkan darah. "Banyak darahnya, saya sampai tidak kuat melihatnya," pungkasnya.
Warga yang mendengar jeritan tersebut langsung mendatangi lokasi. Mereka kemudian melihat kondisi Yohanes yang diduga menjadi korban perampokan itu.
"Saat saya tiba, kondisinya mengenaskan. Karena kondisi seperti itu, saya kemudian melarang orang-orang untuk menyentuhnya dan melaporkannya kepada polisi," kata Marjuki (55), tetangga korban.
Beberapa saat kemudian, tim dari Polrestabes Semarang langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP. Hingga saat ini, petugas masih melakukan penyelidikan. (san)
(hyk)