Bupati Bima meninggal, Golkar kehilangan kader terbaiknya
A
A
A
Sindonews.com - Partai Golongan Karya (Golkar) kehilangan kader terbaiknya di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ferry Zulkarnain, Bupati Bima yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah partai Golkar Kabupaten Bima periode 2003-2008 dan periode 2008-2013 meninggal dunia.
"Bupati Bima Bapak H. Ferry Zulkarnain ST berpulang ke Rahmatullah tadi pagi, Kamis 26 Desember 2013. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT," tulis halaman resmi Pemerintah Kabupaten Bima www. bimakab.go.id, Kamis (26/12/2013).
Ditambahkan halaman itu, dengan segenap kerendahan hati, segenap jajaran Pemkab Bima memohon maaf kepada seluruh masyarakat Bima atas segala kekurangan yang dimiliki Ferry semasa hidupnya.
"Mudah-mudahan karya-karyanya pada daerah Kabupaten Bima tercinta dapat dinikmati bersama. Diharapkan kepada seluruh masyarakat Bima untuk bisa memaafkan atas segala kesalahan beliau selama ini, baik yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja," sambung halaman itu.
Ferry Zulkarnain merupakan pria kelahiran Jakarta 1 Oktober 1964, putera pasangan Sultan Abdul Kahir II dengan Hj. RM. Zubaidah. Ayahnya adalah Raja Bima Sultan Muhammad Salahuddin. Sementara ibunya adalah putri asal kesultanan Sunda Jawa Barat.
Dia menikah dengan Indah Damayanti Putri dan putera daerah Bima pertama yang menjadi Bupati Bima selama dua periode berturut-turut sejak era reformasi. Cucu Raja Bima Sultan Muhammad Salahuddin ini terpilih sebagai Bupati Bima sejak tahun 2005 hingga saat ini.
Pada Kamis 4 Juli 2013, Ferry dikukuhkan sebagai Raja Bima ke-XVI. Dia sebagai Raja Bima XVI berdasarkan hasil keputusan rapat 4 Ncuhi yaitu Ncuhi Dara, Ncuhi Doro Wuni, Ncuhi Parewa, dan Ncuhi Banggapupa.
Pengukuhan yang berlangsung di ASI Bima NTB dihadiri keluarga kerjaaan nusantara dan dunia diantaranya dari Hawai Amerika Serikat.
"Bupati Bima Bapak H. Ferry Zulkarnain ST berpulang ke Rahmatullah tadi pagi, Kamis 26 Desember 2013. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Allah SWT," tulis halaman resmi Pemerintah Kabupaten Bima www. bimakab.go.id, Kamis (26/12/2013).
Ditambahkan halaman itu, dengan segenap kerendahan hati, segenap jajaran Pemkab Bima memohon maaf kepada seluruh masyarakat Bima atas segala kekurangan yang dimiliki Ferry semasa hidupnya.
"Mudah-mudahan karya-karyanya pada daerah Kabupaten Bima tercinta dapat dinikmati bersama. Diharapkan kepada seluruh masyarakat Bima untuk bisa memaafkan atas segala kesalahan beliau selama ini, baik yang dilakukan dengan sengaja maupun tidak disengaja," sambung halaman itu.
Ferry Zulkarnain merupakan pria kelahiran Jakarta 1 Oktober 1964, putera pasangan Sultan Abdul Kahir II dengan Hj. RM. Zubaidah. Ayahnya adalah Raja Bima Sultan Muhammad Salahuddin. Sementara ibunya adalah putri asal kesultanan Sunda Jawa Barat.
Dia menikah dengan Indah Damayanti Putri dan putera daerah Bima pertama yang menjadi Bupati Bima selama dua periode berturut-turut sejak era reformasi. Cucu Raja Bima Sultan Muhammad Salahuddin ini terpilih sebagai Bupati Bima sejak tahun 2005 hingga saat ini.
Pada Kamis 4 Juli 2013, Ferry dikukuhkan sebagai Raja Bima ke-XVI. Dia sebagai Raja Bima XVI berdasarkan hasil keputusan rapat 4 Ncuhi yaitu Ncuhi Dara, Ncuhi Doro Wuni, Ncuhi Parewa, dan Ncuhi Banggapupa.
Pengukuhan yang berlangsung di ASI Bima NTB dihadiri keluarga kerjaaan nusantara dan dunia diantaranya dari Hawai Amerika Serikat.
(san)