4 tahun, 222 kasus perdagangan orang terjadi di Jabar
A
A
A
Sindonews.com - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat mencatat, ada 222 kasus human trafficking terjadi di Jawa Barat, dalam kurun waktu empat tahun, terhitung dari 2010 hingga September 2013.
Berdasarkan catatan, jumlah itu relatif menurun dari tahun ke tahun. Pada 2010, jumlah kasus human trafficking ada 89 kasus, 2011 ada 64 kasus, 2012 ada 52 kasus, serta 2013 ada 17 kasus.
Ketua P2TP2A Jawa Barat Netty Heryawan mengatakan, dirinya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan kejahatan human trafficking. Salah satunya melalui sosialisasi seputar bahayanya human trafficking.
Berbagai pola sosialisasi dilakukan, salah satunya melalui berbagai media massa. P2TP2A juga melatih banyak orang untuk ikut berperang dan mencegah human trafficking.
"Kemarin kita melatih 1.500 Babinsa. Nanti akan kerjasama juga dengan Polda Jawa Barat melibatkan Babinkamtibmas (untuk mencegah human trafficking)," kata Netty di Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/12/2013).
Belum lama ini P2TP2A juga melatih sejumlah relawan dari berbagai daerah di Jawa Barat untuk bisa menyelesaikan dan mencegah human trafficking. "Selain perempuan, ternyata yang mau jadi relawan ini juga banyak laki-lakinya," ungkapnya.
Yang terbaru, sosialisasi dilakukan dengan menggelar lomba desain kartu pos bertema Bersama Menghapus Human Trafficking. Dalam hal ini, P2TP2A bekerjasama dengan PT Pos.
Sementara beberapa bulan lalu, kerjasama dengan salah satu provider juga dilakukan. Dengan kerjasama itu, provider akan mengirimkan pesan singkat kepada konsumennya seputar human trafficking.
Tapi hal itu akan dievaluasi dalam waktu dekat, apakah sosialisasi melalui pesan singkat benar-benar berjalan atau tidak. Ke depan, tidak menutup kemungkinan kerjasama serupa akan dilakukan dengan provider lainnya.
Untuk sosialisasi, Netty menyebut berbagai cara harus dilakukan. Sebab cara untuk membuat orang paham akan bahaya human trafficking sekaligus pencegahannya jelas berbeda.
"Kalau (sosialisasi human trafficking) untuk kalangan menengah atas atau pengguna handphone mungkin efektif. Tapi untuk masyarakat yang di pelosok kita juga harus cara lain," tuturnya.
Netty mengatakan, nantinya P2TP2A juga akan bekerjasama dengan majelis talim di berbagai daerah. Melalui majelis talim, diharapkan sosialisasi bisa semakin luas dan masyarakat menjadi paham.
Dengan berbagai cara yang dilakukan, dia berharap kasus human trafficking terus menurun, bahkan tidak terjadi lagi. Tapi untuk mewujudkan hal itu jelas perlu sinergi dengan berbagai pihak, khususnya masyarakat. "Dengan berbagai cara mudah-mudahan bisa saling melengkapi," ucap Netty.
Sementara itu, selain human trafficking, P2TP2A juga mencatat dan menangani sejumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak. Dalam kurun empat tahun, di Jawa Barat tercatat ada 136 kasus KDRT dan 106 kasus kekerasan terhadap anak.
Untuk menangani berbagai kasus itu, P2TP2A bekerjasama dengan kepolisian dan berbagai instansi terkait lainnya.
Berdasarkan catatan, jumlah itu relatif menurun dari tahun ke tahun. Pada 2010, jumlah kasus human trafficking ada 89 kasus, 2011 ada 64 kasus, 2012 ada 52 kasus, serta 2013 ada 17 kasus.
Ketua P2TP2A Jawa Barat Netty Heryawan mengatakan, dirinya terus melakukan berbagai upaya untuk menekan kejahatan human trafficking. Salah satunya melalui sosialisasi seputar bahayanya human trafficking.
Berbagai pola sosialisasi dilakukan, salah satunya melalui berbagai media massa. P2TP2A juga melatih banyak orang untuk ikut berperang dan mencegah human trafficking.
"Kemarin kita melatih 1.500 Babinsa. Nanti akan kerjasama juga dengan Polda Jawa Barat melibatkan Babinkamtibmas (untuk mencegah human trafficking)," kata Netty di Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/12/2013).
Belum lama ini P2TP2A juga melatih sejumlah relawan dari berbagai daerah di Jawa Barat untuk bisa menyelesaikan dan mencegah human trafficking. "Selain perempuan, ternyata yang mau jadi relawan ini juga banyak laki-lakinya," ungkapnya.
Yang terbaru, sosialisasi dilakukan dengan menggelar lomba desain kartu pos bertema Bersama Menghapus Human Trafficking. Dalam hal ini, P2TP2A bekerjasama dengan PT Pos.
Sementara beberapa bulan lalu, kerjasama dengan salah satu provider juga dilakukan. Dengan kerjasama itu, provider akan mengirimkan pesan singkat kepada konsumennya seputar human trafficking.
Tapi hal itu akan dievaluasi dalam waktu dekat, apakah sosialisasi melalui pesan singkat benar-benar berjalan atau tidak. Ke depan, tidak menutup kemungkinan kerjasama serupa akan dilakukan dengan provider lainnya.
Untuk sosialisasi, Netty menyebut berbagai cara harus dilakukan. Sebab cara untuk membuat orang paham akan bahaya human trafficking sekaligus pencegahannya jelas berbeda.
"Kalau (sosialisasi human trafficking) untuk kalangan menengah atas atau pengguna handphone mungkin efektif. Tapi untuk masyarakat yang di pelosok kita juga harus cara lain," tuturnya.
Netty mengatakan, nantinya P2TP2A juga akan bekerjasama dengan majelis talim di berbagai daerah. Melalui majelis talim, diharapkan sosialisasi bisa semakin luas dan masyarakat menjadi paham.
Dengan berbagai cara yang dilakukan, dia berharap kasus human trafficking terus menurun, bahkan tidak terjadi lagi. Tapi untuk mewujudkan hal itu jelas perlu sinergi dengan berbagai pihak, khususnya masyarakat. "Dengan berbagai cara mudah-mudahan bisa saling melengkapi," ucap Netty.
Sementara itu, selain human trafficking, P2TP2A juga mencatat dan menangani sejumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak. Dalam kurun empat tahun, di Jawa Barat tercatat ada 136 kasus KDRT dan 106 kasus kekerasan terhadap anak.
Untuk menangani berbagai kasus itu, P2TP2A bekerjasama dengan kepolisian dan berbagai instansi terkait lainnya.
(san)