Pemukiman rawan banjir mulai tergenang
A
A
A
Sindonews.com – Hujan deras yang mengguyur Kota Makassar dalam tiga hari terakhir mengakibatkan sejumlah pemukiman yang menjadi korban banjir Januari 2013 kembali tergenang.
Pantauan SINDO di Makassar kemarin, air setinggi 30 centimeter menggenangi sejumlah kawasan pemukiman dari Minggu malam (22/12/2013). Salah satunya di Kecamatan Manggala seperti di Kompleks Swadaya Mas Kelurahan Batua, Jalan Toddopuli 10 Kelurahan Borong.
Kondisi serupa dijumpai di Jalan Mamoa Raya Kecamatan Tamalate. Bahkan air pada tiga titik ini sudah ada yang merembes masuk kedalam rumah warga, namun kembali surut setelah hujan turun.
Genangan di Swadaya Mas dan Toddopuli 10 terjadi karena kanal yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari pemukiman ini sudah penuh dan sudah rata dengan jalanan. Sedangkan genangan di Mamoa terjadi karena air hujan tidak bisa keluar cepat akibat drainase tersumbat.
Hingga kini, Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Makassar belum menerima laporan dari warga maupun hasil pantauan langsung dilapangan yang menunjukkan adanya banjir di Makassar. Basarnas memastikan, dalam tiga hari terkahir, belum ada warga Makassar yang mengungsi karena rumah mereka terendam.
“Untuk banjir belum ada kejadian, namun pasukan dan peralatan rescue sudah siaga penuh dan standby di markas. Saat ini Basarnas masih melakukan pencarian korban tenggelam di Pantai Tanjung Bayang,” kata Kepala Bidang Operasi Basarnas Makassar, Deden Ridwansyah di Makassar, kemarin.
Selain itu, Basarnas juga meluncurkan tim dari Kantor SAR Bone ke Masamba (Luwu Utara) untuk melakukan pencarian anak yang dikabarkan tenggelam di Sungai Rongkong. Untuk Makassar, Basarnas fokus waspada pada 19 kawasan pemukiman rawan banjir.
Basarnas menyiagakan lima perahu karet di Makassar untuk antisipasi banjir. Basarnas juga sudah berbagi titik-titik penanganan banjir di Makassar dengan SAR lain dibawah koordinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar.
“Konsentrasi kami bukan hanya Makassar tetapi seluruh Sulawesi Selatan dan Barat. Kami berkoordinasi dengan seluruh BPBB kabupaten/kota serta seluruh potensi SAR yang ada baik dari pemerintah, swasta dan SAR mandiri,” jelasnya.
Deden menambahkan, mereka menetapkan siaga satu bencana banjir, angin kencang, gelombang tinggi, dan tanah longsor di Sulsel dan Sulbar sepanjang Desember 2013 hingga akhir Januari 2014. Khusus antisipasi gelombang tinggi di Selat Makassar, Teluk Bone, dan Perairan Selayar, Basarnas menyiagakan tiga kapal penyelamat.
Demikian juga dengan BPBD Makassar sudah menyiagakan personil dan peralatan untuk melakukan evakuasi warga apabilan terjadi banjir. BPBD didukung 80 anggota SAR dari berbagai perguruan tinggi, ormas, dan sukarelawan yang telah mengikuti diklat siaga bencana.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Makassar Muhammad Danibal mengemukakan, hingga kini belum ada titik banjir di Makassar. “Berdasarkan laporan tim kami dilapangan serta dari masyarakat, belum ada banjir, baru genangan-genangan,” ujarnya.
Menurut dia, banjir cukup besar di beberapa titik di Makassar Januari 2013 diperkirakan tidak akan separah pada musim hujan tahun ini. Alasannya, curah hujan di Gowa dan Maros yang mengirim banjir ke Makassar cenderung lebih rendah.
Kendati demikian, BPBD Makassar tetap siaga mengawasi 19 kawasan pemukiaman yang menjadi korban banjir lalu seperti di Kecamatan Manggala meliputi, BTN Tritura RW, Makassar Indah RW16, Jalan Tamangapa Raya III, Kampung Bontoa RW05, Romang Tangaya RW06, Blok X dan Kompleks Pemda RW11, Perumnas Antang Blok VIII RW08, Kompleks IDI Jalan Laimena RW02 dan RW05, dan Jalan Swadaya Mas RW03.
Selanjutnya, Kecamatan Biringkanaya yang terdiri atas Kelurahan Paccerakkang Kampung Sipala RW04, BTN Mangga Tiga RW012, Katimbang RW015, Nusa Harapan Permai RW019, Bukkang Mata RW020, BTN Kodam III RW022. Kecamatan Tamalanrea meliputi Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok AC, AD, AE, AF, Perumahan Bung. Sedangkan kawasan banjir di Kecamatan Panakukang yakni Asrama Polisi Panaikang RW1, RW2 dan RW7, serta belakang Kodam VII Wirabuana RW02 dan RW05.
Sementara, Kepala Seksi Bangunan Air dan Pemeliharaan Drainase Dinas Pekerjaan Umum (PU) Makassar, Andi Darmawagus menyebut telah menuntaskan pengerukan seluruh drainase sekunder. Hanya saja, drainase primer (kanal) yang menjadi wewengan pemerintah provinsi dan pusat dipenuhi eceng gondok.
“Kamu sudah kerahkan seluruh tenaga untuk mengeruk seluruh saluran pembuangan khususnya drainase sekunder. Hanya saja, tetap tergenang karena lokasinya memang rendah ditambah warga membuang sampahnya ke drainase yang baru dibersihkan,” ujarnya.
Hanya saja, fasilitas penanggulangan banjir yang dimiliki terbatas. Dinas PU hanya memiliki dua pompa air mobil, sementara titik rawan banjir cukup banyak. Satu dari dua pompa tersebut disiagakan di pemukiman warga di Jalan Abdullah Dg Sirua.
Pantauan SINDO di Makassar kemarin, air setinggi 30 centimeter menggenangi sejumlah kawasan pemukiman dari Minggu malam (22/12/2013). Salah satunya di Kecamatan Manggala seperti di Kompleks Swadaya Mas Kelurahan Batua, Jalan Toddopuli 10 Kelurahan Borong.
Kondisi serupa dijumpai di Jalan Mamoa Raya Kecamatan Tamalate. Bahkan air pada tiga titik ini sudah ada yang merembes masuk kedalam rumah warga, namun kembali surut setelah hujan turun.
Genangan di Swadaya Mas dan Toddopuli 10 terjadi karena kanal yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari pemukiman ini sudah penuh dan sudah rata dengan jalanan. Sedangkan genangan di Mamoa terjadi karena air hujan tidak bisa keluar cepat akibat drainase tersumbat.
Hingga kini, Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Makassar belum menerima laporan dari warga maupun hasil pantauan langsung dilapangan yang menunjukkan adanya banjir di Makassar. Basarnas memastikan, dalam tiga hari terkahir, belum ada warga Makassar yang mengungsi karena rumah mereka terendam.
“Untuk banjir belum ada kejadian, namun pasukan dan peralatan rescue sudah siaga penuh dan standby di markas. Saat ini Basarnas masih melakukan pencarian korban tenggelam di Pantai Tanjung Bayang,” kata Kepala Bidang Operasi Basarnas Makassar, Deden Ridwansyah di Makassar, kemarin.
Selain itu, Basarnas juga meluncurkan tim dari Kantor SAR Bone ke Masamba (Luwu Utara) untuk melakukan pencarian anak yang dikabarkan tenggelam di Sungai Rongkong. Untuk Makassar, Basarnas fokus waspada pada 19 kawasan pemukiman rawan banjir.
Basarnas menyiagakan lima perahu karet di Makassar untuk antisipasi banjir. Basarnas juga sudah berbagi titik-titik penanganan banjir di Makassar dengan SAR lain dibawah koordinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar.
“Konsentrasi kami bukan hanya Makassar tetapi seluruh Sulawesi Selatan dan Barat. Kami berkoordinasi dengan seluruh BPBB kabupaten/kota serta seluruh potensi SAR yang ada baik dari pemerintah, swasta dan SAR mandiri,” jelasnya.
Deden menambahkan, mereka menetapkan siaga satu bencana banjir, angin kencang, gelombang tinggi, dan tanah longsor di Sulsel dan Sulbar sepanjang Desember 2013 hingga akhir Januari 2014. Khusus antisipasi gelombang tinggi di Selat Makassar, Teluk Bone, dan Perairan Selayar, Basarnas menyiagakan tiga kapal penyelamat.
Demikian juga dengan BPBD Makassar sudah menyiagakan personil dan peralatan untuk melakukan evakuasi warga apabilan terjadi banjir. BPBD didukung 80 anggota SAR dari berbagai perguruan tinggi, ormas, dan sukarelawan yang telah mengikuti diklat siaga bencana.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Makassar Muhammad Danibal mengemukakan, hingga kini belum ada titik banjir di Makassar. “Berdasarkan laporan tim kami dilapangan serta dari masyarakat, belum ada banjir, baru genangan-genangan,” ujarnya.
Menurut dia, banjir cukup besar di beberapa titik di Makassar Januari 2013 diperkirakan tidak akan separah pada musim hujan tahun ini. Alasannya, curah hujan di Gowa dan Maros yang mengirim banjir ke Makassar cenderung lebih rendah.
Kendati demikian, BPBD Makassar tetap siaga mengawasi 19 kawasan pemukiaman yang menjadi korban banjir lalu seperti di Kecamatan Manggala meliputi, BTN Tritura RW, Makassar Indah RW16, Jalan Tamangapa Raya III, Kampung Bontoa RW05, Romang Tangaya RW06, Blok X dan Kompleks Pemda RW11, Perumnas Antang Blok VIII RW08, Kompleks IDI Jalan Laimena RW02 dan RW05, dan Jalan Swadaya Mas RW03.
Selanjutnya, Kecamatan Biringkanaya yang terdiri atas Kelurahan Paccerakkang Kampung Sipala RW04, BTN Mangga Tiga RW012, Katimbang RW015, Nusa Harapan Permai RW019, Bukkang Mata RW020, BTN Kodam III RW022. Kecamatan Tamalanrea meliputi Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Blok AC, AD, AE, AF, Perumahan Bung. Sedangkan kawasan banjir di Kecamatan Panakukang yakni Asrama Polisi Panaikang RW1, RW2 dan RW7, serta belakang Kodam VII Wirabuana RW02 dan RW05.
Sementara, Kepala Seksi Bangunan Air dan Pemeliharaan Drainase Dinas Pekerjaan Umum (PU) Makassar, Andi Darmawagus menyebut telah menuntaskan pengerukan seluruh drainase sekunder. Hanya saja, drainase primer (kanal) yang menjadi wewengan pemerintah provinsi dan pusat dipenuhi eceng gondok.
“Kamu sudah kerahkan seluruh tenaga untuk mengeruk seluruh saluran pembuangan khususnya drainase sekunder. Hanya saja, tetap tergenang karena lokasinya memang rendah ditambah warga membuang sampahnya ke drainase yang baru dibersihkan,” ujarnya.
Hanya saja, fasilitas penanggulangan banjir yang dimiliki terbatas. Dinas PU hanya memiliki dua pompa air mobil, sementara titik rawan banjir cukup banyak. Satu dari dua pompa tersebut disiagakan di pemukiman warga di Jalan Abdullah Dg Sirua.
(lal)