Berkabung, MTs Miftakul Ulum libur seminggu

Selasa, 17 Desember 2013 - 18:42 WIB
Berkabung, MTs Miftakul...
Berkabung, MTs Miftakul Ulum libur seminggu
A A A
Sindonews.com - Kepala MTs Miftakul Ulum Gianto mengaku trauma dengan musibah yang menyebabkan empat muridnya tewas, saat berwisata ke Pantai Baron, Gunung Kidul, Yogyakarta.

Menurut Gianto, niatan menyenangkan anak didiknya dengan berwisata ke Pantai Baron, setelah ujian semesteran tersebut, justru menjadi petaka yang tak mungkin dilupakannya.

Sebagai penghormatan terhadap para siswanya yang tewas karena tergulung ombak Pantai Baron, pihaknya akan meliburkan kegiatan belajar mengajar selama seminggu.

"Terus terang, kami masih trauma dengan kejadian ini. Kami memutuskan untuk meliburkan kegiatan sekolah seminggu ke depan, karena masih berkabung," ujar Gianto, saat ditemui di lokasi pemakaman Novita Wahyu Saputri di Dukuh Talun, Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih, Karanganyar,Jawa Tengah, Selasa (17/12/2013).

Gianto menuturkan, sebelum para siswanya berangkat ke Pantai Baron, pihaknya telah mewanti-wanti muridnya agar berhati-hati bermain air saat di pantai. Bahkan, guru pendamping juga berulang kali memberi nasihat.

Namun nasihat para guru ternyata tak dihiraukan para siswa, saat sejumlah siswa mulai bermain di pantai. Termasuk saat para guru meminta para murid menepi untuk istirahat makan. "Tapi mau gimana lagi, sudah takdir dan kami tidak kuasa menolak," tambahnya.

Sementara itu, suasana haru mewarnai pemakaman Novita Wahyu Saputri (13), warga Dukuh Talun, Desa Karangbangun, Kecamatan Matesih, Karanganyar.

Puluhan pelayat ikut mengantarkan Novita ke peristirahatan terakhirnya. Bahkan Sulatri (43), ibu kandung Novita berulang kali jatuh pingsan, saat gadis cantik, siswi MTs Miftakul Ulum, Pablengan, Matesih, Karanganyar, ini di berangkatkan ke pemakaman umum yang tak jauh dari tempat tinggalnya.

Termasuk untuk menyalami para petaziah sekalipun, Sulatri tak kuasa. Dia masih tidak percaya dengan kepergian putri bungsu, dari tiga bersaudara ini untuk selama-lamanya. Untuk sekedar menyalami pelayat pun, Sulatri tidak kuat.

Puluhan teman sekolah korban juga terlihat ikut hadir melayat. Di Mata teman-temannya, Novita dikenal sebagai anak yang sangat periang juga humoris.

"Novita orangnya periang dan humoris. Saat perjalanan dari Pantai Indrayanti ke Pantai Baron, dia masih gojekan (bercanda) di dalam bus. Rupanya itu adalah guyonan terakhirnya," kenang Angga, salah satu teman sekolah korban.

Pemakaman korban sendiri baru dilakukan pada sore hari, karena harus menunggu ayah korban, Sumarjo (45) yang merantau di Jakarta. Baik ibu dan ayahnya Novita mengaku, tak memiliki firasat apapun sebelum putrinya tersebut menghadap sang khaliq.

Hanya kakak korban, Supriyadi (20) mengaku sempat berkomunikasi lewat SMS sebelum kejadian tersebut. Dalam SMS-nya, Novita mengabarkan kalau dirinya sedang dalam perjalanan menuju Pantai Baron.

"Rupanya itu SMS terakhir dari adik saya. Saat itu, saya juga tidak curiga apapun dan tidak menyangka bakal seperti ini," katanya lirih.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6378 seconds (0.1#10.140)