Puncak hujan, waspada bencana
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Bambang Suryo Santoso, mengatakan, meski untuk puncak hujan akan terjadi pada Januari dan Februari, namun untuk intensitas hujan pada akhir tahun ini diprediksikan cukup tinggi.
“Dengan kondisi ini, selain tanah longsor dan banjir lahar dingin di sekitar lereng Gunung Merapi. Yang perlu diwaspadai, juga yaitu siklon Samudera Hindia yang dapat menimbulkan gelombang tinggi lebih tiga meter,” kata Bambang, Kamis (12/12/2013).
Selain itu, curah hujan tinggi juga akan berpengaruh pada transportasi. Sebab, jalan akan menjadi licin dan rusak karena genangan air, sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Untuk itu, lanjutnya, dalam antisipasi, untuk libur Natal dan tahun baru 2014 harus berbeda dengan musim libur saat Lebaran 2013 yang terjadi pada musim kemarau.
“Curah hujan tinggi juga berpotensi disertai angin kencang. Hanya saja untuk ancaman angin kencang ini tergantung gangguan cuaca jangka pendek. Kalau memang ada gangguan, angin akan menjadi lebih besar," terangnya.
Bambang menjelaskan, untuk musin hujan sekarang masih dalam kategori normal. Namun, kalau ada gangguan berpotensi akan adanya penyimpangan atau anomali cuaca jangka pendek. Gangguan tersebut dapat meningkatkan atau mengurangi jumlah curah hujan dalam waktu tiga sampai tujuh hari.
“Faktor gangguan cuaca jangka pendek tersebut antara lain perubahan pola angin, tekanan udara rendah dan badai tropis di Samudera Hindia,” jelasnya.
“Dengan kondisi ini, selain tanah longsor dan banjir lahar dingin di sekitar lereng Gunung Merapi. Yang perlu diwaspadai, juga yaitu siklon Samudera Hindia yang dapat menimbulkan gelombang tinggi lebih tiga meter,” kata Bambang, Kamis (12/12/2013).
Selain itu, curah hujan tinggi juga akan berpengaruh pada transportasi. Sebab, jalan akan menjadi licin dan rusak karena genangan air, sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Untuk itu, lanjutnya, dalam antisipasi, untuk libur Natal dan tahun baru 2014 harus berbeda dengan musim libur saat Lebaran 2013 yang terjadi pada musim kemarau.
“Curah hujan tinggi juga berpotensi disertai angin kencang. Hanya saja untuk ancaman angin kencang ini tergantung gangguan cuaca jangka pendek. Kalau memang ada gangguan, angin akan menjadi lebih besar," terangnya.
Bambang menjelaskan, untuk musin hujan sekarang masih dalam kategori normal. Namun, kalau ada gangguan berpotensi akan adanya penyimpangan atau anomali cuaca jangka pendek. Gangguan tersebut dapat meningkatkan atau mengurangi jumlah curah hujan dalam waktu tiga sampai tujuh hari.
“Faktor gangguan cuaca jangka pendek tersebut antara lain perubahan pola angin, tekanan udara rendah dan badai tropis di Samudera Hindia,” jelasnya.
(rsa)