Penutupan Dolly tak semudah membalik telapak tangan

Rabu, 11 Desember 2013 - 14:43 WIB
Penutupan Dolly tak...
Penutupan Dolly tak semudah membalik telapak tangan
A A A
Sindonews.com - Tidak mudah menutup lokalisasi Dolly, di Jawa Timur. Sebab, banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari lokalisasi yang ada sejak zaman Belanda ini.

"Tidak bisa dipungkiri, banyak orang yang menggantungkan hidup dari lokalisasi ini, seperti buruh cuci, tukang pijat, tukang parkir, tukang becak, dan lain-lain," kata Daniel Lukas Rongrong pendamping mucikari dan PSK eks lokalisasi Tambak Asri, kepada wartawan, Rabu (11/12/2013).

Kata Daniel, pemerintah dan semua elemen masyarakat juga harus memikirkan nasib mereka, pasca penutupan itu. Penutupan itu direncanakan pada tahun 2014.

Dia mencontohkan, pasca penutupan lokalisasi Tambak Asri, terjadi banyak persoalan. Di antaranya permasalahan saat pemberian tali asih kepada mucikari dan eks PSK.

"Ada 10 mucikari yang hanya diberi Rp1 juta dari Rp5 juta yang dijanjikan oleh pemerintah," kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Sosial DPW Ormas Persatuan Indonesia (Perindo) Jawa Timur.

Selain itu, harus ada kesadaran sendiri dari para mucikari dan PSK agar bersedia 'ngentas' dari profesi ini. Pengalaman pasca penutupan lokalisasi Kremil, ternyata angka kriminalitas semakin meningkat. Belum lagi dengan sejumlah persoalan sosial.

Tak sedikit warga di sana (lokalisasi Kremil) tersangkut kasus kriminal, seperti pengedar dan pemakai narkoba, kasus judi, kasus togel, dan lain-lain. Hal ini harus menjadi tanggungjawab pemerintah, bahwa pasca penutupan seharusnya disertai dengan pemulihan ekonomi.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7029 seconds (0.1#10.140)