Ratusan guru honorer menginap di gedung DPRD Samarinda
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan guru honorer yang tergabung dalam Forum Solidaritas Pegawai Tidak Tetap Harian (FSPTTH) hari ini menduduki kantor DPRD Kota Samarinda. Mereka berencana menginap di gedung wakil rakyat itu, menuntut janji pemerintah.
“Kami berunjuk rasa sejak kemarin 9 Desember 2013, dan sebagian ada yang menginap di gedung DPRD Kota Samarinda. Kami memperjuangkan nasib para tenaga honorer seleksi kategori 2 agar bisa lolos 100 persen dalam tes seleksi Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS),” kata Ketua FSPTH Samarinda Wahyudin, Selasa (10/12/2013).
Ditambahkan dia, saat kampanye Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pernah berjanji, bakal memperjuangkan nasib guru honorer agar bisa jadi PNS. Tidak hanya itu, mereka juga menuntut payung hukum yang melindungi tenaga honorer.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, setelah menjabat kini, Awang Faroek Ishak ingkar janji. Mereka kemudian tidak berharap lagi terhadap gubernur yang bakal kembali dilantik lagi, pada 17 Desember 2013.
“Kebetulan hari ini DPRD Samarinda menggelar rapat paripurna. Ini akan jadi momentum kami untuk menyampaikan tuntutan kami,” katanya.
Pegawai honorer, sambung Wahyudin, lebih buruk dari satwa langka. Jika satwa langka memiliki payung hukum dan dilindungi undang-undang, tenaga honorer termasuk guru, malah tidak ada payung hukumnya.
“Hewan langka dilindungi dan dijaga. Sementara kami terabaikan,” katanya.
“Kami berunjuk rasa sejak kemarin 9 Desember 2013, dan sebagian ada yang menginap di gedung DPRD Kota Samarinda. Kami memperjuangkan nasib para tenaga honorer seleksi kategori 2 agar bisa lolos 100 persen dalam tes seleksi Calon Pegawai Negri Sipil (CPNS),” kata Ketua FSPTH Samarinda Wahyudin, Selasa (10/12/2013).
Ditambahkan dia, saat kampanye Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pernah berjanji, bakal memperjuangkan nasib guru honorer agar bisa jadi PNS. Tidak hanya itu, mereka juga menuntut payung hukum yang melindungi tenaga honorer.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, setelah menjabat kini, Awang Faroek Ishak ingkar janji. Mereka kemudian tidak berharap lagi terhadap gubernur yang bakal kembali dilantik lagi, pada 17 Desember 2013.
“Kebetulan hari ini DPRD Samarinda menggelar rapat paripurna. Ini akan jadi momentum kami untuk menyampaikan tuntutan kami,” katanya.
Pegawai honorer, sambung Wahyudin, lebih buruk dari satwa langka. Jika satwa langka memiliki payung hukum dan dilindungi undang-undang, tenaga honorer termasuk guru, malah tidak ada payung hukumnya.
“Hewan langka dilindungi dan dijaga. Sementara kami terabaikan,” katanya.
(san)