Hati-hati, ribuan uang palsu beredar di Sulsel

Senin, 02 Desember 2013 - 18:57 WIB
Hati-hati, ribuan uang...
Hati-hati, ribuan uang palsu beredar di Sulsel
A A A
Sindonews.com - Sepanjang 2013, Bank Indonesia (BI) menemukan ribuan lembar peredaran uang palsu (upal) yang masuk ke Sulawesi Selatan.

Selama periode Januari-September, peredaran upal mencapai 1.318 lembar dengan total nilai Rp90,61 juta. Pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan diperiode ini adalah pecahan Rp50 ribu sebanyak 776 lembar dengan nilai Rp38,8 juta.

Diikuti pecahan Rp100 ribu sebanyak 513 lembar dengan jumlah nominal Rp51,3 juta, pecahan Rp20 ribu sebanyak 23 lembar senilai Rp460 ribu, pecahan Rp10 ribu sebanyak empat lembar dengan nominal Rp40 ribu, dan pecahan Rp5 ribu sebanyak dua lembar dengan jumlah Rp10 ribu.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin Hamid Paddu mengatakan, dengan era yang serba terbuka seperti sekarang ini, memicu kemungkinan adanya kriminalitas dalam ekonomi, seperti uang palsu.

Keterbukaan antar pulau/antar wilayah, sangat rentan akan beredarnya upal. Karena itu, koordinasi antara otoritas moneter yakni BI dan pihak kepolisian harus ditingkatkan untuk menghindari atau mengurangi peluang peredaran uang palsu.

“Masyarakat diminta untuk mewaspadai peredaran upal, apalagi jelang Natal dan Tahun Baru, serta pemilu. Hal ini mengingat momen-momen tersebut bisa dimanfaatkan oleh para pelaku untuk mengedarkan upal,”ungkapnya kemarin.

Momen seperti hari raya dan pemilu, bisa mendongkrak konsumsi masyarakat. Sehingga situasi seperti ini kerap dimanfaatkan pelaku, untuk mengedarkan upal.

Sementara itu, pihak Bank Indonesia (BI) juga meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai upal. Meski pihak BI menampik tidak ada kaitan jumlah peredaran upal dengan adanya agenda politik maupun momen-momen hari kebesaran, namun masyarakat diminta untuk tetap awas.

Kepala Perwakilan BI Wilayah I Sulampua Suhaedi mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, persentase peredaran uang palsu mengalami penurunan. Ini mengindikasikan bahwa masyarakat semakin bisa memahami ciri-ciri keaslian uang.

Meski temuan upal mengalami penurunan, pihaknya mengharapkan masyarakat mampu mengenali ciri-ciri keaslian uang dengan langkah 3D yakni dilihat, diraba, dan diterawang. Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat agar melakukan transaksi dengan non tunai.

"Sebenarnya, peredaran uang palsu tidak terpola. Dalam artian tidak mengenal momen. Sehingga untuk menghindarinya bisa dilakukan dengan melakukan transaksi non tunai, misal transfer atau debit," jelasnya.
(san)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5553 seconds (0.1#10.24)