Dokter demo, RS tolak pasien berobat
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan pasien yang akan berobat ke sejumlah poli di RSUD Salatiga terlantar. Mereka tidak bisa mendapatkan pelayanan kesehatan, lantaran sejumlah poli di RSUD Salatiga hari ini tutup.
Pihak RSUD Salatiga sengaja menutup sejumlah poli, karena ratusan dokter mogok kerja dan menggelar aksi demo di Kantor DPRD Salataiga. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan keprihatinan terhadap tiga teman sejawat yang di tahan Kejaksaan Negeri (Kejari) Manado.
Penutupan sejumlah poli RSUD tersebut, sangat dikeluhkan pasien yang hendak berobat. Mereka kecewa karena sudah jauh-jauh datang ke RSUD Salatiga untuk berobat, namun tidak dilayani. Akhirnya mereka pulang dengan perasaan kecewa.
"Saya datang ke rumah sakit berdasarkan surat rujukan kontrol dari dokter anak. Kata dokter, tanggal 27 November ini harus kontrol. Tapi sesampainya di sini (RSUD) kok malah ditolak. Kata petugas pendaftaran dokternya tidak ada," kata Yulinar Ayu Widyaningsih (33) warga Seban, Desa Plumbon, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Rabu (27/11/2013).
Dari pantauan wartawan, poli RSUD Salatiga yang tutup antara lain, THT, Bedah, Paru, Kebidanan, Ortopedi. Sedangkan Poli Syaraf hanya melayani 10 pasien.
Direktur RSUD Salatiga Agus Sunaryo membantah jika pihak RSUD sengaja menutup sejumlah poli. Menurut dia, meski para dokter sedang melakukan aksi demo untuk menolak kriminalisasi tiga rekan sejawatnya di Manado, namun rumah sakit tetap beroperasional seperti biasa.
"Aksi ini kami lakukan setelah melayani pasien baik yang rawat inap maupun jalan. Kami ke kantor DPRD setelah tidak ada pasien yang mendaftar untuk berobat di poli," ucapnya.
Baca juga: Dokter demo, pasien RS di Pekalongan dibiarkan terlantar
Pihak RSUD Salatiga sengaja menutup sejumlah poli, karena ratusan dokter mogok kerja dan menggelar aksi demo di Kantor DPRD Salataiga. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan keprihatinan terhadap tiga teman sejawat yang di tahan Kejaksaan Negeri (Kejari) Manado.
Penutupan sejumlah poli RSUD tersebut, sangat dikeluhkan pasien yang hendak berobat. Mereka kecewa karena sudah jauh-jauh datang ke RSUD Salatiga untuk berobat, namun tidak dilayani. Akhirnya mereka pulang dengan perasaan kecewa.
"Saya datang ke rumah sakit berdasarkan surat rujukan kontrol dari dokter anak. Kata dokter, tanggal 27 November ini harus kontrol. Tapi sesampainya di sini (RSUD) kok malah ditolak. Kata petugas pendaftaran dokternya tidak ada," kata Yulinar Ayu Widyaningsih (33) warga Seban, Desa Plumbon, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Rabu (27/11/2013).
Dari pantauan wartawan, poli RSUD Salatiga yang tutup antara lain, THT, Bedah, Paru, Kebidanan, Ortopedi. Sedangkan Poli Syaraf hanya melayani 10 pasien.
Direktur RSUD Salatiga Agus Sunaryo membantah jika pihak RSUD sengaja menutup sejumlah poli. Menurut dia, meski para dokter sedang melakukan aksi demo untuk menolak kriminalisasi tiga rekan sejawatnya di Manado, namun rumah sakit tetap beroperasional seperti biasa.
"Aksi ini kami lakukan setelah melayani pasien baik yang rawat inap maupun jalan. Kami ke kantor DPRD setelah tidak ada pasien yang mendaftar untuk berobat di poli," ucapnya.
Baca juga: Dokter demo, pasien RS di Pekalongan dibiarkan terlantar
(san)