Festival Kopi sedot wisatawan berkunjung ke Aceh
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Kota Banda Aceh kembali menggelar Festival Kopi, untuk merangsang wisatawan berkunjung ke Serambi Mekkah. Kegiatan tahunan ini, akan berlangsung hingga Minggu 24 November 2013.
Sedikitnya, 30 stand ikut ambil bagian memamerkan aneka jenis kopi dalam festival di Taman Sari Banda Aceh. Bukan hanya kopi Aceh, tapi varietes kopi luar juga ikut diperkenalkan.
"Kami menyediakan sampel kopi dari belahan dunia, diantaranya sampel kopi dari Brazil, Quetamala, Tanzania, dan Afrika," kata Miko penjaga stand Rebbe Coffee, Sabtu (22/11/2013).
Menurutnya sampel kopi luar disertakan agar pengunjung bisa membandingkan kopi Aceh dengan kopi luar. Kopi Aceh yang dipamerkan di stand ini adalah kopi dari Tanah Gayo yang cita rasanya sudah diakui dunia.
Di festival ini juga tersedia cupper alias pencicip kopi bersertifikat. Para tester itu siap berbagi pengetahuan seputar jenis dan rasa kopi.
Selain cupper, para barista juga tak mau ketinggalan. Mereka ikut menunjukkan kebolehannya meracik kopi di festival ini. Bahkan, pengunjung juga diizinkan menikmatinya.
Seperti yang terlihat di stand Le Parte Kupi. Mereka menampilkan cara membuat kopi espresso secara tradisional, tanpa tenaga listrik. "Bagi masyarakat yang ingin mencoba silahkan datang ke stand ini," kata Afifuddin petugas stand.
Festival Kopi Aceh 2013 kali ini bertema "Sajian Kutaraja Cita Rasa Dunia". Kegiatan resmi dibuka tadi malam, oleh Asisten Asisten Bidang Keistimewaan, Ekonomi, dan Pembangunan Setda Kota Banda Aceh Ramli Rasyid.
Dalam sambutannya, Ramli mengatakan, festival ini bagian dari upaya mempromosikan Aceh sebagai daerah tujuan wisata dan investasi. Lewat kegiatan ini, pihaknya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Aceh sudah sangat kondusif untuk berwisata.
“Kami meminta kepada pemerintah pusat, dimana malam ini turut hadir staf ahli Menteri Kebudayan dan Ekonomi Kreatif, agar membantu Banda Aceh umumnya Aceh dalam mempromosi kopi ke sejumlah negara di dunia,” katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh Yudi Kurnia menambahkan, kopi adalah salah satu komoditas unggulan Aceh yang bisa membuka peluang investasi. Di Banda Aceh, warung kopi tumbuh bak jamur di musim hujan. Peminum kopi memenuhi setiap warung hingga hingga dini hari.
"Kopi bisa menjadi sebuah peluang binis. Dengan kopi Aceh akan mampu melakukan kerjasama dengan beberapa negara di dunia," tukasnya.
Sedikitnya, 30 stand ikut ambil bagian memamerkan aneka jenis kopi dalam festival di Taman Sari Banda Aceh. Bukan hanya kopi Aceh, tapi varietes kopi luar juga ikut diperkenalkan.
"Kami menyediakan sampel kopi dari belahan dunia, diantaranya sampel kopi dari Brazil, Quetamala, Tanzania, dan Afrika," kata Miko penjaga stand Rebbe Coffee, Sabtu (22/11/2013).
Menurutnya sampel kopi luar disertakan agar pengunjung bisa membandingkan kopi Aceh dengan kopi luar. Kopi Aceh yang dipamerkan di stand ini adalah kopi dari Tanah Gayo yang cita rasanya sudah diakui dunia.
Di festival ini juga tersedia cupper alias pencicip kopi bersertifikat. Para tester itu siap berbagi pengetahuan seputar jenis dan rasa kopi.
Selain cupper, para barista juga tak mau ketinggalan. Mereka ikut menunjukkan kebolehannya meracik kopi di festival ini. Bahkan, pengunjung juga diizinkan menikmatinya.
Seperti yang terlihat di stand Le Parte Kupi. Mereka menampilkan cara membuat kopi espresso secara tradisional, tanpa tenaga listrik. "Bagi masyarakat yang ingin mencoba silahkan datang ke stand ini," kata Afifuddin petugas stand.
Festival Kopi Aceh 2013 kali ini bertema "Sajian Kutaraja Cita Rasa Dunia". Kegiatan resmi dibuka tadi malam, oleh Asisten Asisten Bidang Keistimewaan, Ekonomi, dan Pembangunan Setda Kota Banda Aceh Ramli Rasyid.
Dalam sambutannya, Ramli mengatakan, festival ini bagian dari upaya mempromosikan Aceh sebagai daerah tujuan wisata dan investasi. Lewat kegiatan ini, pihaknya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Aceh sudah sangat kondusif untuk berwisata.
“Kami meminta kepada pemerintah pusat, dimana malam ini turut hadir staf ahli Menteri Kebudayan dan Ekonomi Kreatif, agar membantu Banda Aceh umumnya Aceh dalam mempromosi kopi ke sejumlah negara di dunia,” katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh Yudi Kurnia menambahkan, kopi adalah salah satu komoditas unggulan Aceh yang bisa membuka peluang investasi. Di Banda Aceh, warung kopi tumbuh bak jamur di musim hujan. Peminum kopi memenuhi setiap warung hingga hingga dini hari.
"Kopi bisa menjadi sebuah peluang binis. Dengan kopi Aceh akan mampu melakukan kerjasama dengan beberapa negara di dunia," tukasnya.
(san)