Sumsel darurat narkoba
A
A
A
Sindonews.com - Bagi orangtua di Provinsi Sumsel mulai detik ini harus memperketat pengawasan terhadap anak dan keluarganya. Sebab, Provinsi Sumsel dinyatakan sebagai daerah darurat bahaya narkoba.
Hal ini diungkapkan Direktur Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sumsel, Kombes Pol Dedy Setyo Yudo Pranoto, seusai mengespose tangkapan besar bandar narkoba asal Kabupaten OKU Timur, Jumat (15/11/2013) di Mapolda Sumsel.
“Sumsel sudah darurat narkoba sekarang, apakah indikatornya, saat ini peredaran narkoba sudah masuk ke seluruh pelosok pedesaan di wilayah Provinsi Sumsel dan tren penyebaran serta pemakaian narkoba tiap tahunnya di Sumsel terus meningkat,” ungkap Dedy di Mapolda Sumsel.
Belum lagi data terbaru dari pusat, sambung perwira melati tiga ini menempatkan, Provinsi Sumsel berada di peringkat 5 sebagai daerah peredaran narkoba terbesar di tanah air dari 33 Provinsi yang ada.
”Saya memang baru sekira empat bulan di sini. Tapi, kalau dilihat dari data yang ada, setiap tahun kita (Ditresnarkoba Polda Sumsel) bisa menangani 200 kasus narkoba lebih atau setiap hari bisa 1-3 kasus lebih kita tangani,” tandasnya.
Disinggung apa penyebab, peredaran narkoba bisa sampai masuk ke pelosok desa di Sumsel, perwira melati tiga ini mengatakan, penyebabnya tidak lain karena adanya pesanan, sehingga bandar melihat itu sebagai peluang penyebaran narkoba mereka.
”Ya rata-rata narkoba baik jenis ekstasi, sabu dan ganja dipesan di pedesaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka di acara organ tunggal,” tukasnya.
Bahkan, lanjut pria berkumis tebal ini, dulu orang menganal atau tahu, jika ladang ganja itu hanya ada di wilayah Aceh, tapi ternyata sekarang di Provinsi Sumsel atau di Kabupaten Empat Lawang juga memiliki ladang ganja yang luasnya juga berhektar-hektar.
”Terbukti belum lama ini, kita berhasil menemukannya dan menyita BB ganja itu ,kendati sempat mendapat perlawanan keras dari warga di skeitar TKP ladang ganja,” katanya.
Karena itu, kata Dedy, diperlukan sebuah kebersamaan untuk memberantas atau paling tidak meminalisir peredaran narkoba di Provinsi Sumsel ini.
Hal ini diungkapkan Direktur Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Sumsel, Kombes Pol Dedy Setyo Yudo Pranoto, seusai mengespose tangkapan besar bandar narkoba asal Kabupaten OKU Timur, Jumat (15/11/2013) di Mapolda Sumsel.
“Sumsel sudah darurat narkoba sekarang, apakah indikatornya, saat ini peredaran narkoba sudah masuk ke seluruh pelosok pedesaan di wilayah Provinsi Sumsel dan tren penyebaran serta pemakaian narkoba tiap tahunnya di Sumsel terus meningkat,” ungkap Dedy di Mapolda Sumsel.
Belum lagi data terbaru dari pusat, sambung perwira melati tiga ini menempatkan, Provinsi Sumsel berada di peringkat 5 sebagai daerah peredaran narkoba terbesar di tanah air dari 33 Provinsi yang ada.
”Saya memang baru sekira empat bulan di sini. Tapi, kalau dilihat dari data yang ada, setiap tahun kita (Ditresnarkoba Polda Sumsel) bisa menangani 200 kasus narkoba lebih atau setiap hari bisa 1-3 kasus lebih kita tangani,” tandasnya.
Disinggung apa penyebab, peredaran narkoba bisa sampai masuk ke pelosok desa di Sumsel, perwira melati tiga ini mengatakan, penyebabnya tidak lain karena adanya pesanan, sehingga bandar melihat itu sebagai peluang penyebaran narkoba mereka.
”Ya rata-rata narkoba baik jenis ekstasi, sabu dan ganja dipesan di pedesaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka di acara organ tunggal,” tukasnya.
Bahkan, lanjut pria berkumis tebal ini, dulu orang menganal atau tahu, jika ladang ganja itu hanya ada di wilayah Aceh, tapi ternyata sekarang di Provinsi Sumsel atau di Kabupaten Empat Lawang juga memiliki ladang ganja yang luasnya juga berhektar-hektar.
”Terbukti belum lama ini, kita berhasil menemukannya dan menyita BB ganja itu ,kendati sempat mendapat perlawanan keras dari warga di skeitar TKP ladang ganja,” katanya.
Karena itu, kata Dedy, diperlukan sebuah kebersamaan untuk memberantas atau paling tidak meminalisir peredaran narkoba di Provinsi Sumsel ini.
(rsa)