Demo pemekaran berlanjut, mahasiswa geruduk polda
A
A
A
Sindonews.com - Mahasiswa se-Kota Palopo kembali menggelar aksi demonstasi ke Polda Sulselbar untuk meminta pertanggung jawab atas penembakan warga Walenrang yang menuntut pemekaran Kabupaten Luwu Tengah.
Dalam aksinya, mahasiswa melakukan salat gaib untuk rekan mereka yang tewas dan masih hilang. Mahasiswa menduga, tewasnya warga Walenrang akibat ditembak polisi saat bentrok beberapa hari lalu, di Jalur Trans Sulawesi.
Saat terjadi bentrok dengan polisi, dan dilakuan pembersihan massa pendemo, tampak Wakapolda hadir di lokasi. Selain melakukan salat gaib, mahasiswa juga memblokir jalan di pusat Kota Palopo. Hingga membuat arus lalu lintas terganggu.
Para pendemo mengatakan, rekannya banyak yang hilang pascaaksi demo tersebu. Karena, sampai saat ini masih banyak rekan mereka yang belum kembali kerumah.
Dalam aksinya, pendemo juga meminta Komnas HAM yang saat sedang berada di Walenrang untuk menginvestigasi pelanggaran HAM segera mentransparansikan hasil temuan mereka di lapangan.
Pembentukan Luwu Tengah ini bukan hanya diinginkan warga Walenrang. Seluruh warga Luwu Raya yang terdiri dari Luwu, Kota Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur juga mendukung pembentukan Luwu Tengah.
Hal ini dibuktikan dengan turunnya massa mahasiswa yang tergabung dalam wadah Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya dalam aksi demo bentrok tersebut.
Luwu tengah dianggap solusi terbaik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena selama ini letak wilayah Walenrang sangat jauh dari Ibu Kota Kabupaten Luwu. Selain itu, enam kecamatan di Walenrang ini juga sangat tertinggal dari kemajuan pembangunan Kabupaten Luwu.
Pendemo mengancam akan kembali melakukan aksi demo besar besaran pada 21 November mendatang, di Walenrang, mana kala anggota DPR RI Komisi II dalam rapat plenonya tidak memasukkan Luwu Tengah dalam pembahasan daerah otonomi baru.
Dalam aksinya, mahasiswa melakukan salat gaib untuk rekan mereka yang tewas dan masih hilang. Mahasiswa menduga, tewasnya warga Walenrang akibat ditembak polisi saat bentrok beberapa hari lalu, di Jalur Trans Sulawesi.
Saat terjadi bentrok dengan polisi, dan dilakuan pembersihan massa pendemo, tampak Wakapolda hadir di lokasi. Selain melakukan salat gaib, mahasiswa juga memblokir jalan di pusat Kota Palopo. Hingga membuat arus lalu lintas terganggu.
Para pendemo mengatakan, rekannya banyak yang hilang pascaaksi demo tersebu. Karena, sampai saat ini masih banyak rekan mereka yang belum kembali kerumah.
Dalam aksinya, pendemo juga meminta Komnas HAM yang saat sedang berada di Walenrang untuk menginvestigasi pelanggaran HAM segera mentransparansikan hasil temuan mereka di lapangan.
Pembentukan Luwu Tengah ini bukan hanya diinginkan warga Walenrang. Seluruh warga Luwu Raya yang terdiri dari Luwu, Kota Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur juga mendukung pembentukan Luwu Tengah.
Hal ini dibuktikan dengan turunnya massa mahasiswa yang tergabung dalam wadah Ikatan Pelajar Mahasiswa Indonesia Luwu Raya dalam aksi demo bentrok tersebut.
Luwu tengah dianggap solusi terbaik untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena selama ini letak wilayah Walenrang sangat jauh dari Ibu Kota Kabupaten Luwu. Selain itu, enam kecamatan di Walenrang ini juga sangat tertinggal dari kemajuan pembangunan Kabupaten Luwu.
Pendemo mengancam akan kembali melakukan aksi demo besar besaran pada 21 November mendatang, di Walenrang, mana kala anggota DPR RI Komisi II dalam rapat plenonya tidak memasukkan Luwu Tengah dalam pembahasan daerah otonomi baru.
(san)