Maling HP santri, Caleg PPP terancam dicoret
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur akan mencoret nama RF Calon Legeslatif (DPRD) Lumajang, dari PPP yang tertangkap basah, saat mencuri handphone dan sejumlah uang, di Ponpes Syarifudin, Wonorejo.
"Jika caleg tersebut terbukti bersalah, maka dipastikan namanya akan dicoret, karena sudah melanggar ketentuan," kata Komisioner KPU Jatim Nadjib Hamid, kepada wartawan, Senin (4/11/2013).
Kata Nadjib, dalam hal kebijakkan, KPU Provinsi Jawa Timur, memang mengambil alih posisi KPU Kabupaten Lumajang. Pasalnya, ada dua anggota KPU Lumajang yang diberhentikan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) akhir tahun lalu. Hal itu, karena dua anggota KPU Lumajang melanggar etika.
Sejak saat itu, KPU Jatim turut andil dalam setiap kebijakkan vital. Namun, dalam kegiatan sehari-hari tetap dijalankan oleh tiga komisioner lainnya. KPU baru bisa memutuskan pencoretan atau tidak, ketika sudah ada keputusan hukum tetap.
"Kita menghormati asas praduga tidak bersalah. Tunggu keputusan pengadilan memutus bersalah, maka KPU langsung mencoret nama caleg itu Daftar Calon Tetap (DCT)," jelas Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini.
Nadjib juga mengungkapkan, dengan dicoretnya seorang caleg dari DCT, maka partai politik tidak punya kesempatan untuk melakukan pergantian. Dengan demikian, nama tersebut akan kosong atau didiskualifikasi.
"Tidak bisa diganti, karena sudah masuk DCT. Ini risiko dari caleg yang melakukan pelanggaran peraturan," tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, berdalih karena butuh uang, RF yang juga warga Kalipepe, Kecamatan Yosowilangun, ini mencuri uang dan tiga telepon genggam di pesantren.
Rupanya, aksi RF ini dipergokki warga. Hingga akhirnya, calon wakil rakyat ini menjadi bulan-bulanan massa. Dia sempat dirawat di RS Bhayangkara Lumajang, karena menderita luka pukulan, sebelum diamankan ke Mapolres Lumajang.
Saat mencuri, para santri dan guru di ponpes tersebut sedang melaksanakan salat berjamaah. RF berpura-pura ikut salat. “Saya mengambil uang dan handphone di salah satu kamar pengurus pondok lewat jendela, tapi keburu tepergok santri,” ungkapnya, Senin 28 Oktober 2013.
"Jika caleg tersebut terbukti bersalah, maka dipastikan namanya akan dicoret, karena sudah melanggar ketentuan," kata Komisioner KPU Jatim Nadjib Hamid, kepada wartawan, Senin (4/11/2013).
Kata Nadjib, dalam hal kebijakkan, KPU Provinsi Jawa Timur, memang mengambil alih posisi KPU Kabupaten Lumajang. Pasalnya, ada dua anggota KPU Lumajang yang diberhentikan oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) akhir tahun lalu. Hal itu, karena dua anggota KPU Lumajang melanggar etika.
Sejak saat itu, KPU Jatim turut andil dalam setiap kebijakkan vital. Namun, dalam kegiatan sehari-hari tetap dijalankan oleh tiga komisioner lainnya. KPU baru bisa memutuskan pencoretan atau tidak, ketika sudah ada keputusan hukum tetap.
"Kita menghormati asas praduga tidak bersalah. Tunggu keputusan pengadilan memutus bersalah, maka KPU langsung mencoret nama caleg itu Daftar Calon Tetap (DCT)," jelas Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini.
Nadjib juga mengungkapkan, dengan dicoretnya seorang caleg dari DCT, maka partai politik tidak punya kesempatan untuk melakukan pergantian. Dengan demikian, nama tersebut akan kosong atau didiskualifikasi.
"Tidak bisa diganti, karena sudah masuk DCT. Ini risiko dari caleg yang melakukan pelanggaran peraturan," tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, berdalih karena butuh uang, RF yang juga warga Kalipepe, Kecamatan Yosowilangun, ini mencuri uang dan tiga telepon genggam di pesantren.
Rupanya, aksi RF ini dipergokki warga. Hingga akhirnya, calon wakil rakyat ini menjadi bulan-bulanan massa. Dia sempat dirawat di RS Bhayangkara Lumajang, karena menderita luka pukulan, sebelum diamankan ke Mapolres Lumajang.
Saat mencuri, para santri dan guru di ponpes tersebut sedang melaksanakan salat berjamaah. RF berpura-pura ikut salat. “Saya mengambil uang dan handphone di salah satu kamar pengurus pondok lewat jendela, tapi keburu tepergok santri,” ungkapnya, Senin 28 Oktober 2013.
(san)