Antar leluhur ke surga, warga Bali sebar Uang

Sabtu, 02 November 2013 - 16:28 WIB
Antar leluhur ke surga,...
Antar leluhur ke surga, warga Bali sebar Uang
A A A
Sindonews.com - Setiap menjelang hari raya Kuningan, warga di Desa Bongan Kecamatan dan Kabupaten Tabanan, tak pernah melewatkan tradisi mesuryiak. Tradisi mesuryak itu digelar usai melaksanakan persembahyangan.

Tradisi itu diwarnai dengan pelemparan uang ke udara sebagai prosesi mengantar arwah kerabat kembali ke surga.

Menariknya, uang pecahan dan logam seribu hingga seratus ribu itu disebar ke udara oleh beberapa keluarga secara bergantian, kemudian uang itu menjadi rebutan warga.

Mereka meyakini, dengan menyebar uang ke udara itu, menjadi bagian dari prosesi untuk melepas arwah yang sebelumnya turun ke bumi saat Hari Galungan selama 10 hari, untuk kembali ke alam nirwana.

"Tradisi ini kami gelar setiap 210 hari atau bersamaan hari Kuningan," terang Kepala Dusun Adat Bongan Desa Bongan Gede I Made Wardana Sabtu (2/11/2013).

Menurutnya, untuk mengantar arwah kembali ke surga di saat Kuningan, harus dilakukan dengan suka cita, riang gembira sambil melemparkan uang ke udara.

Uang itu menjadi rebutan warga saling dorong dan berdesak desakan kerap kali tak terhindarkan. Mereka bersaing mengandalkan kecepatan dan kekuatan, tapi tidak saling melukai. Tradisi itu dilakukan penuh keceriaan dan persaudaraan.

Tradisi ini sudah turun-temurun juga bermakna pertanda kemakmuran. Uang sebagai simbol ungkapan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi.

"Ada yang menyebut tradisi mengantar leluhur ini juga dikenal dengan istilah ngulihang," imbuhnya.

Konon, zaman dahulu tradisi mesuryak dengan mengunakan uang kepeng, namun dengan perkembangan zaman diganti nominal Rp1.000 hingga Rp 100.000.

Selain warga setempat, tradisi masuryak menarik perhatian warga luar daerah yang ingin menonton ritual unik itu.

Besarnya jumlah uang yang disebar tergantung kemampuan masing-masing. Bagi orang yang memiliki kekayaan lebih dalam tradisi mengeluarkan uang hingga puluhan juta rupiah.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1089 seconds (0.1#10.140)