Tradisi buka Bendung Gembiro, warga berebut ikan

Sabtu, 02 November 2013 - 12:27 WIB
Tradisi buka Bendung Gembiro, warga berebut ikan
Tradisi buka Bendung Gembiro, warga berebut ikan
A A A
Sindonews.com - Ribuan orang dari sejumlah desa di Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya, berebut ikan setelah pintu Bendungan Gembiro dibuka.

Buka pintu bendung itu merupakan upaya pemelirahaan bendungan sekaligus tradisi tahunan bagi warga Pekalongan. Warga tidak hanya terhibur, tapi juga mendapatkan ikan tawar gratis.

Tradisi membuka pintu Bendungan Gembiro itu terletak di Kali Sragi di antara Desa Krandon Kecamatan Kesesi dan desa Bukur Kecamatan Bojong Kabupaten Pekalongan. Tradisi itu menjadi momen yang ditunggu masyarakat sekitar.

Warga sekitar bendungan ramai-ramai mendatangi tepi sungai dengan alat tangkap ikan. Menurut salah seorang warga Wiji kegiatan itu sudah berlangsung sepuluh tahun terakhir.

"Kegiatan bedah pintu Bendungan Gembiro, selain bertujuan untuk menguras tampungan bendung dari endapan lumpur, juga menjadi agenda masyarakat yang telah ditunggu-tunggu pelaksanaannya," tuturnya, Sabtu (2/11/2013).

Setelah air mulai surut, banyak ikan yang muncul di permukaan air . Warga telah siap menangkap dengan membawa jaring dan peralatan lainnya.

“Saya senang pintu bendungan dibuka karena selain menghibur warga juga masyarakat seperti kami ini bisa ikut mencari ikan untuk lauk”, tukas warga Bukur Bojong ini.

Sementara itu Bupati Pekalongan Amat Antono yang membuka kegiatan itu secara resmi mengatakan, kegiatan itu merupakan tradisi yang baik karena bisa mensinergikan beberapa hal yaitu antara kepentingan teknis perawatan perbaikan bendungan dengan budidaya perikanan dan aspek wisata masyarakat.

Karena itu Bendungan Gembiro menjadi salah satu aset berharga milik kita bersama yang harus dijaga dan dipelihara.

“Keberadaan pintu gembiro sangat vital dalam menjaga kesinambungan dan kelancaran suplai kebutuhan air bagi pertanian di wilayah kabupaten pekalongan . Hal ini juga sekaligus untuk mendukung suksesnya program ketahanan pangan regional dan nasional”, tukasnya.

Luas seluruh kawasan bendungan itu mencapai 996 hektare. Bendungan dibangun pada waktu penjajahan Belanda tepatnya tahun 1930. Kondisi bendungan hingga kini masih cukup bagus dan bisa mengairi lahan hingga sekitar 2.500 hektare persawahan .
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7613 seconds (0.1#10.140)