Perusda Pemkab Jepara garap limbah PLTU TJB

Sabtu, 02 November 2013 - 11:19 WIB
Perusda Pemkab Jepara...
Perusda Pemkab Jepara garap limbah PLTU TJB
A A A
Sindonews.com - Pemkab Jepara, Jawa Tengah berusaha menggenjot performa perusahaan daerah (perusda) di wilayahnya. Salah satu perusahaan pelat merah yang performanya berusaha ditingkatkan adalah Perusda Aneka Usaha.
Saat ini, Perusda Aneka Usaha mulai menggarap limbah yang dihasilkan PLTU Tanjung Jati B, yang ada di Desa Tubanan Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.

Sebelumnya, limbah PLTU baik berupa fly ash maupun bottom ash dikelola pihak swasta. Namun kini Perusda Aneka Usaha ikut andil menggarap limbah PLTU yang berkontribusi menyumbang 12 persen suplai listrik nasional tersebut.

"Tentu saja, peningkatan performa Perusda Aneka Usaha juga harus diikuti dengan kian besarnya sumbangan pendapatan ke kas daerah," kata Wakil Bupati Jepara, Subroto, Sabtu (2/11/2013).

Dari hasil pengolahan limbah PLTU TJB, Perusda Aneka Usaha tiap tahunnya dipatok mampu memberikan kontribusi pendapatan kas daerah hingga Rp3,5 miliar.

Hitungannya, per metric ton (1000 kg) limbah PLTU yang dikelola perusda harus ada kontribusi ke kas daerah sebesar Rp10 ribu.

"Karena jumlah limbah yang dikelola banyak maka dalam hitungan kita tiap bulan ada Rp300 juta yang disetor perusda. Kalau dikalikan satu tahun maka ada Rp3,5 miliar," ujarnya.

Uang "setoran" perusda ini nantinya akan digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur maupun kegiatan lain yang tidak dicover oleh APBD Jepara maupun anggaran lainnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Jepara Aris Isnandar mendukung upaya pemaksimalan kinerja perusda yang ada di Kota Ukir. Hanya saja, menurut Aris, pemaksimalan kinerja tersebut tidak harus melulu berorientasi mencari keuntungan besar.

Namun juga bisa berupa kegiatan non profit yang bermanfaat untuk mendorong kemajuan sektor tertentu.

"Misalnya bisa mengambil peran sebagai bapak asuh sektor UMKM yang ada di Jepara. Hal ini penting dilakukan sebab mayoritas UMKM dihadapkan pada berbagai persoalan, mulai dari minimnya modal, terbatasnya jaringan hingga sempitnya jalur pemasaran produk atau jasa yang ditawarkan," tandasnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1160 seconds (0.1#10.140)