Besok, ribuan buruh ancam lumpuhkan Makassar

Besok, ribuan buruh ancam lumpuhkan Makassar
A
A
A
Sindonews.com - Mulai Senin (28/10), ribuan buruh bakal melakukan aksi pra kondisi menuntut peningkatan upah minimum yang rencananya akan serentak pada 31 Oktober-1 November 2013.
Aksi pra kondisi buruh ini akan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut di Kawasan Industri Makassar (KIMA) Kecamatan Biringkanaya.
"Besok kita melakukan aksi pra kondisi di Pintu II KIMA. Puncak aksinya nanti pada 31 Oktober," kata Ketua Konfederasi Serikat Nasional (KSN) Sulsel Salim Syamsul, Minggu (27/10/2013).
Menurut Salim yang juga koordinator aksi buruh, jika tuntutannya tetap tak diindahkan oleh Pemprov Sulsel, maka pada pekan depan pihaknya mengancam akan melumpuhkan Makassar.
Total massa yang akan diturunkannya mencapai 2.000 buruh dan akan menduduki beberapa titik-titik strategis di Kota Makassar.
"Kita ingin kehidupan buruh itu sejahterah. Makanya kita tuntut agar upah minimum itu Rp2,1 juta," bebernya.
Selain itu, pihaknya berjanji akan melakukan sweeping di sejumlah perusahaan dan pabrik di KIMA untuk melakukan aksi mogok nasional.
"Kalau tetap Rp1,8 juta seperti yang direkomendasikan, akan kita sweeping seluruh pabrik dan perusahaan," tambahnya.
Sementara itu, mulai hari ini, sebanyak 3.500 personel kepolisian mulai diturunkan untuk mengawal jalannya aksi mogok nasional di Makassar.
Kabid Humas Polda Sulselbar, Kombes Endi Sutendi, mengharapkan aksi para buruh tersebut tetap dalam koridor hukum yang berlaku.
Dia juga meminta agar para buruh yang akan melakukan aksi unjuk rasa, agar tidak mengganggu ketertiban umum.
"Intinya aparat kepolisian hanya mengawal jalannya aksi buruh agar berlangsung aman, serta mengamankan masyarakat," ujar Endi.
Perwira menengah Polri ini menambahkan, sejauh ini pihaknya telah berkoordinasi dengan perwakilan organisasi buruh dan Pemprov Sulsel.
Sebelumnya, Direktur Intelejen dan Keamanan Polda, Kombes Pol Baharuddin Jafar, memprediksi aksi buruh di Makassar rawan anarkistis. Olehnya itu, aparat kepolisian mewaspadai masuknya penyusup ke Kota Makassar yang bisa merusak pergerakan buruh di daerah ini.
Aksi pra kondisi buruh ini akan dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut di Kawasan Industri Makassar (KIMA) Kecamatan Biringkanaya.
"Besok kita melakukan aksi pra kondisi di Pintu II KIMA. Puncak aksinya nanti pada 31 Oktober," kata Ketua Konfederasi Serikat Nasional (KSN) Sulsel Salim Syamsul, Minggu (27/10/2013).
Menurut Salim yang juga koordinator aksi buruh, jika tuntutannya tetap tak diindahkan oleh Pemprov Sulsel, maka pada pekan depan pihaknya mengancam akan melumpuhkan Makassar.
Total massa yang akan diturunkannya mencapai 2.000 buruh dan akan menduduki beberapa titik-titik strategis di Kota Makassar.
"Kita ingin kehidupan buruh itu sejahterah. Makanya kita tuntut agar upah minimum itu Rp2,1 juta," bebernya.
Selain itu, pihaknya berjanji akan melakukan sweeping di sejumlah perusahaan dan pabrik di KIMA untuk melakukan aksi mogok nasional.
"Kalau tetap Rp1,8 juta seperti yang direkomendasikan, akan kita sweeping seluruh pabrik dan perusahaan," tambahnya.
Sementara itu, mulai hari ini, sebanyak 3.500 personel kepolisian mulai diturunkan untuk mengawal jalannya aksi mogok nasional di Makassar.
Kabid Humas Polda Sulselbar, Kombes Endi Sutendi, mengharapkan aksi para buruh tersebut tetap dalam koridor hukum yang berlaku.
Dia juga meminta agar para buruh yang akan melakukan aksi unjuk rasa, agar tidak mengganggu ketertiban umum.
"Intinya aparat kepolisian hanya mengawal jalannya aksi buruh agar berlangsung aman, serta mengamankan masyarakat," ujar Endi.
Perwira menengah Polri ini menambahkan, sejauh ini pihaknya telah berkoordinasi dengan perwakilan organisasi buruh dan Pemprov Sulsel.
Sebelumnya, Direktur Intelejen dan Keamanan Polda, Kombes Pol Baharuddin Jafar, memprediksi aksi buruh di Makassar rawan anarkistis. Olehnya itu, aparat kepolisian mewaspadai masuknya penyusup ke Kota Makassar yang bisa merusak pergerakan buruh di daerah ini.
(rsa)