Gempa Aceh, 368 rumah di Tangse rusak
A
A
A
Sindonews.com - Lima desa di Kecamatan Tangse mengalami kerusakan terparah dalam peristiwa gempa 5,6 Skala Richter (SR) yang menggncang Aceh Barat, Selasa (22/10) kemarin.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pidie, Apriadi, lima desa itu meliputi Desa Lubok Badeuk; Pulo Kawa; Pulo Sunong; Keude Tangse; dan Blang Bungong.
"Di Kecamatan Tangse ada satu korban tewas, beliau adalah Abu Bakar Rasyid (90). Dia meninggal karena serangan jantung. Selain itu ada tiga luka-luka. Dua dirujuk ke RS Sigli. Untuk kerusakan, ada 368 unit rumah, sembilan unit masjid, delapan unit meunasah, 13 unit sekolah, dua jembatan, 36 unit ruko, satu Pustu, tiga kantor pemerintah," tutur Apriadi kepada Sindonews, Rabu (23/10/2013).
Menurutnya, dia tidak mengetahui tingkatan kerusakan tersebut, apakah masuk dalam kategori berat atau rusak ringan. "Karena memang belum ada verifikasi tingkat kerusakan," tuturnya.
Atas kondisi itu, pihaknya malam tadi langsung melakukan rapat koordinasi dengan Muspida, SKPD, TNI, dan Polri untuk mengambil tindakan. Dari hasil rapat tersebut, disepakati pembangunan posko di Kantor Kecamatan Pidie sebagai sentralisasi pendistribusian dan kontrol penanganan gempa di Kecamatan Tangse.
"Kita sudah dirikan tenda, nantinya untuk membantu pendistribusian logistik, dan kebutuhan lainnya, termasuk soal koordinasi," bilang Apriadi.
Diketahui, gempa akibat pergerakan lempeng tektonik itu mengguncang wilayah Aceh, Selasa (22/10) pada pukul 12.00 Wib siang selama 8-10 detik. Warga sempat berhamburan karena panik.
Menurut Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, penyebab gempa adalah sesar Sumatera yang juga menyebabkan gempa di Aceh pada Juli silam.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pidie, Apriadi, lima desa itu meliputi Desa Lubok Badeuk; Pulo Kawa; Pulo Sunong; Keude Tangse; dan Blang Bungong.
"Di Kecamatan Tangse ada satu korban tewas, beliau adalah Abu Bakar Rasyid (90). Dia meninggal karena serangan jantung. Selain itu ada tiga luka-luka. Dua dirujuk ke RS Sigli. Untuk kerusakan, ada 368 unit rumah, sembilan unit masjid, delapan unit meunasah, 13 unit sekolah, dua jembatan, 36 unit ruko, satu Pustu, tiga kantor pemerintah," tutur Apriadi kepada Sindonews, Rabu (23/10/2013).
Menurutnya, dia tidak mengetahui tingkatan kerusakan tersebut, apakah masuk dalam kategori berat atau rusak ringan. "Karena memang belum ada verifikasi tingkat kerusakan," tuturnya.
Atas kondisi itu, pihaknya malam tadi langsung melakukan rapat koordinasi dengan Muspida, SKPD, TNI, dan Polri untuk mengambil tindakan. Dari hasil rapat tersebut, disepakati pembangunan posko di Kantor Kecamatan Pidie sebagai sentralisasi pendistribusian dan kontrol penanganan gempa di Kecamatan Tangse.
"Kita sudah dirikan tenda, nantinya untuk membantu pendistribusian logistik, dan kebutuhan lainnya, termasuk soal koordinasi," bilang Apriadi.
Diketahui, gempa akibat pergerakan lempeng tektonik itu mengguncang wilayah Aceh, Selasa (22/10) pada pukul 12.00 Wib siang selama 8-10 detik. Warga sempat berhamburan karena panik.
Menurut Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, penyebab gempa adalah sesar Sumatera yang juga menyebabkan gempa di Aceh pada Juli silam.
(rsa)